AL FADHIL USTAZ MUHAMAD NAJIB SANURI

AL FADHIL USTAZ MUHAMAD NAJIB SANURI
AL FADHIL USTAZ MUHAMAD NAJIB SANURI

Sabtu, 17 November 2012

ANAK SHOLEH TABUNGAN AKHIRAT




ANAK SHOLEH TABUNGAN AKHIRAT

Pada asalnya seorang anak adalah sebuah nikmat, anugrah dan karunia dari Alloh Subhanahu wa Ta’ala. Dia berfirman:

وَاللهُ جَعَلَ لَكُمْ مِنْ أَنْفُسِكُمْ أَزْوَاجًا وَجَعَلَ لَكُمْ مِنْ أَزْوَاجِكُمْ بَنِينَ وَحَفَدَةً

“Alloh menjadikan bagi kalian pasangan dari jenis kalian sendiri, serta menjadikan bagimu anak dan cucu dari pasanganmu itu”. (QS An-Nahl 72)

Alloh berfirman:

﴿يَهَبُ لِمَنْ يَشَاءُ إِنَاثًا وَيَهَبُ لِمَنْ يَشَاءُ الذُّكُور﴾ [الشورى : 49]

“Dia memberikan anak perempuan kepada yang Dia kehendaki dan memberikan anak laki-lak kepada yang dia kehendaki”.(QS Asy-Syuro 49)

Di sisi lain, keberadaan seorang anak adalah cobaan yang Alloh ciptakan bagi kedua orang tuaya. Alloh berfirman:

إِنَّمَا أَمْوَالُكُمْ وَأَوْلَادُكُمْ فِتْنَةٌ وَاللهُ عِنْدَهُ أَجْرٌ عَظِيم

“Harta-harta dan anak-anak kalian hanyalah ujian bagi kalian. Dan Alloh hanya di sisi-Nyalah balasan yang agung” (QS At-Taghobun Ayat 15)

Pada ayat yang mulia ini Alloh memerintahkan manusia untuk mengetahui bahwa harta-harta dan anak-anak mereka adalah cobaan yang dengannya mereka akan diuji. Akankan harta dan anak menjadi sebab jatuhnya mereka ke dalam perkara yang tidak Alloh ridhoi? Sebagaimana Alloh juga menyebutkan pasangan-pasangan hidup merupakan fitnah di tempat-tempat yang lain di dalam Al-Qur’an.[13]

Alloh Subhanahu wa Ta’ala menyebutkan bahwa sebagian anak bakal menjadi musuh bagi orang tuanya.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا إِنَّ مِنْ أَزْوَاجِكُمْ وَأَوْلَادِكُمْ عَدُوًّا لَكُمْ فَاحْذَرُوهُمْ وَإِنْ تَعْفُوا وَتَصْفَحُوا وَتَغْفِرُوا فَإِنَّ اللهَ غَفُورٌ رَحِيمٌ

‘Wahai orang-orang yang beriman. Sesungguhnya diantara pasangan hidup dan anak-anak kalian ada yang menjadi musuh bagi kalian. Maka berhati-hatilah kalian terhadap mereka. Apabila kalian memaafkan, menyantuni dan mengampuni mereka maka sungguh Alloh adalah Al-Ghofuur (Dzat Yang Maha Pengampun) dan Ar-Rohiim (Dzat Yang Maha Pemberi Rahmat)” (QS AT-Taghobun Ayat 14)

Imam Al-Qurthuby Rahimahulloh dalam tafsirnya menyebutkan bahwa tidak ada perselisihan di kalangan ulama terdahulu bahwa ayat ini turun kepada sekolompok orang yang baru masuk Islam namun mereka terlambat hijroh ke Madinah akibat halangan dari anak-anak mereka.

Kisah turunnya ayat ini diawali ketika sekompok orang-orang Makkah yang baru masuk Islam ingin mengunjungi Rosululloh Shollallohu ‘Alaihi wa Sallam. Akan tetapi istri-istri dan anak-anak mereka tidak mau membiarkan mereka mendatangi beliau Shollallohu ‘Alaihi wa Sallam. Maka ketika mereka sampai kepada Rosululloh Shollallohu ‘Alaihi wa Sallam, melihat orang-orang dan memahami agama mereka, mereka pun berkeinginan untuk (kembali) menghukum istri-istri dan anak-anak mereka. Maka turunlah ayat tersebut (HR Tirmidzi dari Ibnu ‘Abbas Rodhiyallohu ‘Anhu, dihasankan Syaikh Al-Albany)

Adapun anak yang sholeh maka dia adalah penyejuk mata kedua orang tuanya di dunia dan di akhirat. Rosululloh Shollallohu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

إِنَّ اللهَ عَزَّ وَجَلَّ لَيَرْفَعُ الدَّرَجَةَ لِلْعَبْدِ الصَّالِحِ فِي الْجَنَّةِ فَيَقُولُ يَا رَبِّ أَنَّى لِي هَذِهِ فَيَقُولُ بِاسْتِغْفَارِ وَلَدِكَ لَكَ

“Sungguh Alloh ‘Azza wa Jalla akan mengangkat derajat seorang yang sholeh di surga. Maka dia berkata: “Wahai Robb, bagaimana bisa aku memperoleh (kedudukan) ini?”. Maka Alloh berkata: “Karena permintaan ampun anakmu untukmu” (HR Ahmad dari Abu Hurairoh, sanadnya Hasan)

Seorang hamba apabila meninggal maka dia akan terputus dari amalannya, kecuali jika amal tersebut tetap ada dan berlanjut setelah meninggalnya. Sementara keberadaan anak di dunia ini adalah disebabkan adanya usaha dari kedua orang tuanya. Rosululloh Shollallohu ‘Alaihi wa Sallam mengatakan:

أطيب ما أكلتم من كسبكم وإن أولادكم من كسبكم

“Sebaik-baik apa yang kalian makan adalah dari usaha kalian. Sesungguhnya ana-anak kalian adalah termasuk usaha kalian”. (HR Ibnu Majah dari ‘Aisyah, dishohihkan Syaikh Al-Albany)

Karena itulah Rosululloh Shollallohu ‘Alaihi wa Sallam mengatakan:

إِذَا مَاتَ الإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَنْهُ عَمَلُهُ إِلاَّ مِنْ ثَلاَثَةٍ إِلاَّ مِنْ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ أَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ أَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَه

“Apabila seorang manusia meninggal maka amalannya akan terputus kecuali dari tiga perkara: sedekahnya yang terus berjalan (yang masih dimanfaatkan setelah meninggalnya), ilmu yang dimanfaatkan dan anak sholih yang mendo’akannya”. (HR Muslim dari Abu Hurairoh Rodhiyallohu ‘Anhu)

Maka dari itu bersemangatlah wahai para orang tua untuk mendidik anaknya menjadi anak yang sholih dan menyokong mereka untuk itu. Sungguh ini adalah usaha yang paling berprospek dan paling menguntungkan bagi kalian.

سبحنك وبحمدك لا إله إلا أنت أستغفرك وأتوب إليك

oleh: Abu Ja’far Al-Harits bin Dasril Al-Andalasy

–Semoga Alloh Senantiasa Mengkaruniakan Hidayah Kepadanya dan Kedua Orang Tuanya-

Tiada ulasan:

Catat Ulasan