AL FADHIL USTAZ MUHAMAD NAJIB SANURI

AL FADHIL USTAZ MUHAMAD NAJIB SANURI
AL FADHIL USTAZ MUHAMAD NAJIB SANURI

Khamis, 21 Ogos 2014

MENELUSURI KISAH NABI ADAM AS


بسم الله الرحمن الر حيم

إن الحمد لله نحمده تعالى ونستعينه ونستغفره ، ونعوذ بالله من شرور أنفسنا ومن سيئات أعمالنا ، من يهديه الله فلا مضل له ومن يضلل فلا هادي له ، واشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له ، واشهد أن محمد عبده ورسوله
{يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُون} سورة: آل عمرانالآية: 102

OLEH:AL FADHIL USTAZ MUHAMAD NAJIB SANURI

Ciptaan dari tanah

Allah telah memerintahkan Malaikat Jibril turun ke bumi untuk mengambil sebahagian tanah sebagai bahan untuk menjadikan Adam. Walau bagaimanapun, bumi enggan membenarkan tanahnya diambil malah bersumpah dengan nama Allah yang dia tidak rela untuk menyerahkannya kerana kebimbangannya seperti yang dibimbangkan oleh para malaikat.
Jibril kembali setelah mendengar sumpah tersebut lalu Allah mengutuskan pula Malaikat Mikail dan kemudiannya Malaikat Israfil tetapi kedua-duanya juga tidak berdaya hendak berbuat apa-apa akibat sumpah yang dibuat oleh bumi. Maka, Allah memerintahkan Malaikat Izrail untuk melakukan tugas tersebut dan menggesa agar tidak berundur walaupun bumi bersumpah kerana tugas tersebut dijalankan atas perintah dan nama Tuhan.
Maka, Izrail turun ke bumi dan mengatakan yang kedatangannya adalah atas perintah Allah dan memberi amaran kepada bumi untuk tidak membantah yang memungkinkan bumi menderhaka kepada Allah. Menurut Ibnu Abbas, tanah bumi dan syurga digunakan untuk dijadikan bahan mencipta Adam. Tanah tersebut adalah:
  • Tanah Baitulmuqaddis - kepala sebagai tempat kemuliaan untuk diletakkan otak dan akal.
  • Tanah Bukit Tursina (Mesir) - telinga sebagai tempat mendengar dan menerima nasihat.
  • Tanah Iraq - dahi sebagai tempat sujud kepada Allah.
  • Tanah Aden (Yaman) - muka sebagai tempat berhias dan kecantikan.
  • Tanah telaga Al-Kautsar - mata sebagai tempat menarik perhatian.
  • Tanah Al-Kautsar - gigi sebagai tempat memanis-manis.
  • Tanah Kaabah(Makkah) - tangan kanan sebagai tempat mencari nafkah dan bekerjasama.
  • Tanah Paris (Perancis) - tangan kiri sebagai anggota untuk melakukan istinjak.
  • Tanah Khurasan (Iran) - perut sebagai tempat berlapar.
  • Tanah Babylon (Iraq) - kelamin sebagai organ seks dan tempat bernafsu serta godaan syaitan.
  • Tanah Tursina (Mesir) - tulang sebagai peneguh manusia.
  • Tanah India - kaki sebagai anggota berdiri dan berjalan.
  • Tanah Firdaus (Syurga) - hati sebagai tempat keyakinan, keimanan, dan kemahuan.
  • Tanah Taif (Arab Saudi) - lidah sebagai tempat untuk mengucapkan syahadah, syukur dan doa.

Penyempurnaan

Tubuh Adam mempunyai sembilan rongga atau liang. Tujuh liang di kepala dan dua di bawah badan iaitu dua mata, dua telinga, dua hidung, satu mulut, satu dubur dan satu uretra. Lima pancaindera dilengkapkan dengan anggota tertentu seperti mata untuk penglihatan, telinga untuk pendengaran, hidung untuk pengesanan bauan, lidah untuk perasa seperti masam, masin, manis dan pahit dan kulit untuk sentuhan bagi panas, sejuk, tekanan, kelikatan dan sakit.
Ketika Allah menjadikan tubuh Adam, tanah dicampurkan dengan air tawar, masin dan hanyir beserta api dan angin. Kemudian Allah resapkan Nur ke dalam tubuh Adam dengan pelbagai "sifat". Lalu tubuh Adam digenggam dengan genggaman Jabarut dan diletakkan di dalam Alam Malakut. Tanah itu dicampurkan lagi dengan istilah wangian dan ramuan dari Nur-Sifat Allah dan dirasmi dengan "Bahrul Uluhiyah". Kemudian, tubuh tersebut dibenam dalam "Kudral 'Izzah" iaitu sifat "Jalal dan Jammal" lalu disempurnakan tubuh tersebut.
Waktu kejadian manusia tidak disebut berapa lama walaupun melalui apa cara perhitungan sekalipun seperti dalam al-Quran: "Bukankah telah berlalu kepada manusia satu ketika dari masa (yang beredar), sedang dia (masih belum wujud lagi dan) tidak menjadi sesuatu benda yang disebut-sebut..." (76:1)
Menurut keterangan ulama, tubuh Adam diselubungi dalam tempoh 120 tahun, 40 tahun di tanah yang kering, 40 tahun di tanah yang basah dan 40 tahun di tanah yang hitam dan berbau. Dari situ, Allah ubah tubuh Adam dengan rupa kemuliaan dan tertutuplah dari rupa hakikatnya. Kerana proses kejadian itu yang melalui peringkat yang "kotor", tidak hairan Malaikat dan Iblis memandang rendah akan kejadian manusia yang dicipta dari tanah.

Kemasukan roh

Roh diperintah Allah untuk memasuki jasad Adam tetapi seperti makhluk lain, roh juga enggan, malas dan segan kerana jasad yang seperti batu. Dikatakan ruh berlegar-legar mengelilingi jasad Adam sambil disaksikan malaikat. Kemudian, Allah memerintahkan Malaikat Izrail memaksa ruh memassuki tubuh tersebut masuk ke dalam tubuh Adam. Ia memasukkannya ke dalam tubuh dan roh secara perlahan-lahan masuk hingga ke kepalanya yang mengambil masa 200 tahun. Setelah meresapi ke kepala Adam, maka berfungsilah otak dan tersusunlah urat saraf dengan sempurna. Lalu, terjadilah mata dan terus terbuka melihat tubuhnya yang masih keras dan malaikat di sekelilingnya. Telinga mulai berfungsi dan didengarnya kalimah tasbih para malaikat. Apabila roh tiba ke hidung, lalu ia bersin dan mulutnya juga terbuka. Allah mengajarkan kalimah "Alhamdulillah" yang merupakan kalimah pertama diucapkan Adam dan Allah sendiri yang membalasnya.
Kemudian, roh tiba ke dadanya lalu Adam berkeinginan untuk bangun padahal tubuhnya yang bawah masih keras membatu. Ketika itu ditunjukkan sifat manusia yang terburu-buru. Ketika roh sampai di perut, maka organ dalam dan perut tersusun sempurna dan saat itu Adam mula merasakan lapar. Akhirnya, roh meresap ke seluruh tubuh Adam, tangan dan kaki dan berfungsilah dengan sempurna segala darah daging, tulang, urat saraf dan kulit. Menurut riwayat, kulit Adam amat baik ketika itu berbanding kulit manusia di kini dan warnanya masih dapat dilihat di kuku sebagai peringatan kepada keturunan manusia.
Dengan itu, sempurnalah sudah kejadian manusia pertama dan Adam digelar sebagai "Abul Basyar" iaitu Bapa Manusia. Walau bagaimanapun, hanya Nabi Muhammad s.a.w. mendapat gelaran "Abul Ruh" atau "Abul Arwah" iaitu Bapa segala Roh.
Sesuai dengan yang telah Allah swt firmankan pada Malaikat, bahwa Allah swt akan menciptakan makhluk yang akan ditempatkan di bumi. Yang tujuan awal dari terciptanya mahluk itu adalah sebagai kholifah fi-Al Ardli. Yaitu sebagai pemimpin untuk melestarikan hukum-hukum Allah swt. di bumi. Allah swt. menciptakan makhluk itu pada hari jum’at. Sebagaimana seperti yang diriwayatkan oleh sahabat Ibnu Abbas ra. Makhluk itu oleh Allah swt diciptakan dari tanah, yang kemudian dicampur dengan air. Diriwayatkan bahwa TUROB (tanah kering) yang dibuat sebagai bahan dasar terbuatnya makhluk itu, diambil dari berbagai macam bentuk tanah dan berbagai macam bentuk pula sifat dan rasanya. Ada yang berwarna merah muda, kuning, cokelat, sampai yang berwarna hitam. Kesemuanya itu oleh Allah swt. dicampur dan diaduk dengan air dari berbagai macam nama air dan sifatnya. Sehingga TUROB menjadi AT-THIN (tanah basah). Setelah proses pencampuran antara tanah dan air selesai, dilanjutkan degan proses pembentukan makhluk yang diberi bermacam–macam anggota tubuh. Seperti tangan, kaki, kepala dan lain sebagainya. Sampai akhirnya pada proses yang terakhir yaitu peniupan Ruh pada tubuh makhluk itu. Sehingga akhirnya jadilah makhluk_yang awalnya berupa benda padat itu menjadi benda yang bisa bergerak, bisa bicara serta kemampuan-kemampuan lainnya. Oleh Allah swt. makhkuk itu diberi nama Adam as.
Dengan terbentuknya Nabi Adam as. dari kedua unsur itu (tanah dan air), ternyata membawa pengaruh pada kejiwaan dan kepribadian anak cucunya. Seperti perbedaan warna kulit, ada yang berkulit putih, hitam dan kulit sawo matang dan juga perbedaan budaya, akhlak, adat istiadat. Itu semua ada kaitannya dengan bahan dasar yang dipakai untuk penciptaan Nabi Adam as. Perbedaan kulit misalnya, itu disebabkan oleh terbentuknya Nabi Adam as. dari berbagai macam warna dan sifat bumi. Sedangkan perbedaan tentang budaya dan akhlak manusia, itu karena dipengaruhi oleh terciptanya Nabi Adam as. dari berbagai macam air. Ada yang dari air tawar, air asin dan yang lain.
Namun perlu diingat, bahwa perbedaan yang ada dalam diri anak cucu Nabi Adam as. itu hakikatnya sudah menjadi takdir bagi mereka. Mengenai tanah dan air itu hanya sebatas pengaruh saja, bukan dasar. Konon sewaktu Allah swt. berkehendak untuk menciptakan Nabi Adam as. Allah swt. berfirman pada bumi :
اني خالق منك خلقا من اطاعني ادخلته الجنة ومن عصاني ادخلته النار
Artinya: “Sesungguhnya Aku (Allah swt.) adalah Dzat yang akan menciptakan makhluk yang berasal dari kamu (Bumi). Barang siapa taat kepadaKu, maka akan Aku masukkan dia di syurga. Dan barang siapa durhaka kepadaKu, maka akan Aku masukkan dia ke dalam neraka”.
Kemudian bumi bertanya :
فقالت يا ربنا اتخلق مني خلقا يدخل النار ؟ فقال نعم, فبكت فنبعت العيون من بكائها فهي تجري الى يوم القيامة
Artinya: “Wahai Tuhan kami. Apakah Engkau akan menciptakan makhluk yang berasal dari kami dan Engkau masukkan ke dalam neraka ? Allah swt. menjawab: Benar. Lalu bumi menangis hingga dari tangisnya itu, keluar beberapa mata air yang kemudian mata air itu akan terus mengalir hingga hari kiamat.
Ibnu Abbas ra. berkata: Allah swt. menciptakan Adam as. itu dari tanah. Kepala nabi Adam as. diambilkan dari tanah Baitul Maqdis, wajahnya dari tanah syurga, kedua telinganya dari tanah Thurisina’, dahinya dari tanah Iraq, giginya dari tanah Kautsar, tangan kanan sampai jari-jarinya dari tanah Ka’bah, tangan kiri sampai jari-jarinya dari tanah Paris, kedua kaki sampai mata kakinya dari tanah Hindia, tulangnya dari tanah perbukitan, auratnya dari tanah Babil, Punggungnya dari tanah Iraq, Perutnya dari tanah Khurasan, hatinya dari tanah Syurga Firdaus, lisannya dari tanah Thaif dan kedua mata Adam as. dari tanah telaga.
Imam Abdur Rohim bin Ahmad Al-Qadi ra. menyebutkan bahwa, Sewaktu Allah swt. akan meniupkan ruh ke jasad Nabi Adam as; Allah swt. memerintahkan kepada ruh untuk masuk pertama kali dimulai dari otak. Disana ruh berputar-putar sekitar 200 tahun lamanya. Kemudian ruh itu turun sampai di kedua mata Nabi Adam as. Sehingga Nabi Adam as. bisa melihat jasadnya sendiri yang masih berupa tanah basah. Setelah ruh sampai di telinganya, Nabi Adam as. mendengar suara tasbih para Malaikat. Sesudah itu ruh turun sampai di hidung Nabi Adam as. Sehingga ia bersin-bersin. Selesai bersin-bersin, ruh itu turun sampai ke mulut dan lidah Nabi Adam as. Oleh Allah swt; Nabi Adam as. diajari membaca tahmid yaitu membaca الحمد لله (segala puji bagi Allah swt.) lalu Allah swt. menjawab يرحمك ربك يا ادم (Tuhanmu mengasihimu wahai Adam). Dari mulut, ruh turun sampai ke dada Nabi Adam as. Pada saat itu Nabi Adam as. bergegas untuk berdiri. Lantaran keadaan Nabi Adam as. yang belum sempurna, Nabi Adam as. tidak bisa berdiri. Hal yang demikian ini persis seperti firman Allah swt.
وكان الانسان عجولا
Artinya “Dan manusia itu adalah mahluk yang tergesa-gesa”
Ada satu ka’idah yang artinya “tergesa-gesa itu merupakan perbuatan Syaitan”. Sangatlah masuk akal adanya ka’idah tersebut. Karena dengan tergesa-gesa manusia akan lupa dan tidak mau memikirkan sesuatu yang akan dilaksanakannya dengan matang. Sehingga hasilnya akan banyak merugikan pada diri mereka sendiri. Dan itu merupakan harapan Syaitan
Sewaktu ruh sampai pada lambung Nabi Adam as. Ia berhasrat untuk memakan makanan. Kemudian akhirnya ruh itu menyebar ke seluruh jasad. Sehingga Nabi Adam as. _yang asalnya berupa benda padat_ menjadi benda yang bisa bergerak.
Dalam kandungan surat Al A’rof juga disebutkan, bahwa Iblis tidak akan bisa mati sebelum adanya نفخةالاولى (tiupan terompet Malaikat Isrofil as. yang pertama kali). Ia meminta untuk terus hidup dan terus untuk menjerumuskan anak cucu Nabi Adam as. ke jalan yang sesat.
Dalam tafsiran ayat di atas itu, juga disebutkan tentang proses pembuatan Nabi Adam as. yaitu :
Pertama : Nabi Adam as. asalnya berupa تراب (tanah yang masih kering)
Kedua : Diadon dengan beberapa air menjadi طين (tanah yang basah karena tercampur air)
Ketiga : Dibiarkan, sehingga berbau tidak sedap dan menjadi hitam (حماء مسنون)
Keempat : Dicetak dengan berbentuk manusia, kemudian Nabi Adam as. dikeringkan
Kelima : Setelah kering, jasad Nabi Adam as. ditiupkanlah ruh ke dalamnya. Selesainya proses penciptaan Nabi Adam as. selama 120 tahun. Yaitu 40 tahun berupa طين, 40 tahun berupa حماء مسنون, 40 tahun berupa مصور صلصل (tanah yang dibentuk seperti manusia).
Oleh sebab itu, anak cucu Nabi Adam as. sewaktu dalam proses pembuatannya dalam rahim seorang Ibu selama 40 hari berupa نطفه (segumpal mani) 40 hari علقه(segumpal darah), 40 hari lagi berupa مضغه (segumpal daging). Baru kemudian ditiupkan ruh ke dalam daging itu sebagaimana yang
dijelaskan dalam hadis Nabi saw ;

عن عبد الرحمن عبد الله بن مسعود حدثنارسول الله وهوالصادق المصدوق ان احدكم يجمع خلقه في بطن امه اربعين يوما نطفة ثم يكون علقة مثل ذالك ثم يكون مضغة مثل ذالك ثم يرسل اليه الملك فينفخ فيه الروح ويؤ مر باربع كلمات بكتب رزقه واجله وعمله وشقي اوسعيد
Itulah seputar sejarah terciptanya Nabi Adam as. Tentang kebenarannya, hanya Allah swt. sendiri yang tahu. Manusia hanya bisa mengambil ibroh dari kejadian-kejadian yang sudah ada.




Setelah itu dalam ayat 29 Allah swt. meneruskan firmanNya :
وعلم ادم الاسماء كلها ثم عرضهم على الملائكة فقال أنبئوني باسماء هؤلاء ان كنتم صادقين قالوا سبحانك لا علم لنا الا ما علمتنا انك انت العليم لحكيم
Artinya: “ Dan Allah swt. telah mengajarkan kepada Adam as. tentang semua nama-nama benda. Kemudian Allah swt. menanyakan nama-nama itu kepada Malaikat. Maka Allah swt. berfirman “Ceritakanlah kamu semua (Malaikat) padaKu, nama-nama benda jika kalian termasuk golongan yang benar” Malaikat menjawab “ Maha Suci Engkau, tiada ilmu untuk kami kecuali apa-apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami. Sesungguhnya Engkau adalah Dzat yang Maha Mengetahui dan Bijaksana” .
Untuk membuktikan Allah SWT. itu Maha Tahu terhadap apa-apa yang tidak diketahui oleh Malaikat. Serta untuk membuktikan tentang keutamaan Nabi Adam as. Allah swt. memperlihatkan kepada Nabi Adam as. semua benda yang mempunyai nama. Dan Allah swt. memberi tahu nama-nama benda tersebut kepada Nabi Adam as. Sehingga Nabi Adam as. mampu menjawab semua yang ditanyakan oleh Allah swt. kepadanya.


Sebenarnya Allah swt. pun sudah memperlihatkan semua benda kepada Malaikat. Namun Allah swt. tidak memberi tahu nama-nama dari benda-benda itu kepada Malaikat. Sebelum itu semua Malaikat pernah berkata
“ Tuhan kami (Allah swt.) tidak akan menciptakan mahluk yang lebih mulia dari kami, karena kami diciptakan lebih dahulu. Dan kita telah menyaksikan apa-apa yang mahluk lain tidak menyaksikan”.
Kemudian Allah swt. berfirman :
واذ قلنا للملائكة اسجدوا لادم فسجدوا الا أبليس ابى واستكبر وكان من الكافرين
Artinya : “ Dan ketika Aku (Allah swt.) berkata pada Malaikat sujudlah kamu sekalian pada Adam as; maka sujudlah semua para Malaikat kecuali Iblis. Ia tidak mau sujud dan sombong, dan ia termasuk dari golongan orang-orang yang kafir”.
Perintah Allah swt. kepada Malaikat untuk sujud pada Nabi Adam as. Itu, lebih kepada ikatan antara syekh (guru) kepada muridnya. Karena dengan Nabi Adam as. menceritakan nama-nama dari benda-benda yang telah disebutkan di atas itu menyebabkan Nabi Adam as. menjadi syekh dari Malaikat dikarenakan Malaikat menjadi mengerti lantaran uraian-uraian Nabi Adam as.


Kejadian itu semua berada di luar syurga. Makna sujud di sini bukan seperti sujud pada saat sujud dalam sholat. Di sini lebih diartikan pada makna lughotnya (bahasanya). Yaitu inhina’ (membungkukkan kepala). Sujud atau inhina’ pada saat itu merupakan suatu penghormatan sebagaimana syariat-syariat Nabi sebelum Nabi Muhammad saw. Untuk Nabi Muhammad saw. Dan ummatnya, ada cara tersendiri dalam penghormatan yaitu dengan ucapan salam. Perlu diketahui bahwa sujudnya Malaikat terhadap Nabi Adam as. itu sebelum Nabi Adam as. berada di surga. Dan memang proses pembuatan Nabi Adam as. itu di luar syurga. Disebutkan bahwa, Yang pertama kali sujud adalah Malaikat Jibril as. kemudian Malaikat Mikail as. kemudian Malaikat Isrofil as. Kemudian Malaikat Izroil as. kemudian diikuti Malaikat moqorrobun as.
Tentang lamanya sujud yang dilakukan Malaikat itu masih diperdebatkan oleh ulama’. Ada yang mengatakan bahwa lamanya sujud itu kurang lebih 100 tahun. Ada lagi yang mengatakan bahwa sujudnya selama 500 tahun. Dan pendapat-pendapat lainnya.
Iblis pada saat itu ternyata melakukan tiga kesalahan. Yaitu :
Menentang perintah Allah swt. (memisahkan diri dari jama’ah).
Sombong dan menganggap remeh terhadap Nabi Adam as.
Iblis tidak mau hormat pada Nabi Adam as. karena Iblis berkeyakinan, bahwa semestinya dialah yang harus dihormati. Iblis membandingkan asal kejadian dirinya dengan asal kejadian Nabi Adam as. Yang mana Iblis diciptakan dari api, yang menurut Iblis adalah جسم(benda yang bisa diindera), yang لطيف (lembut), yang نوراني (bercahaya). Sedang طين adalah جسم yang كشيف (kasar), yang ظلما ئ (gelap). Bagi Iblis, sesuatu yang lembut dan bercahaya itu lebih bagus daripada yang keras dan gelap. Iblis tidak mengerti bahwa kenyataanya طين lebih banyak manfa’atnya. Karena dengan tin alam menjadi teratur. Dimana kebanyakan dari kebutuhan makhluk itu berasal dari tanah. Sehingga banyak sekali yang membutuhkannya. Begitu juga dari tanah itulah tumbuh beberapa makanan seperti buah-buahan dan biji-bijian. Dan dari tanah itu pula mengalir beberapa macam mata air yang memang semua mahluk di bumi ini sangat membutuhkan terhadap benda (air) itu. Lain halnya dengan api, karena tanpa api pun, manusia bisa hidup dan tidak jarang pula api bisa merusak dan menghanguskan berbagai benda-benda yang ada muka bumi.

DIALOG ALLAH DENGAN PARA MALAIKAT

Apabila Allah SWT hendak menjadikan manusia yang pertama di muka bumi ini, maka Allah SWT memberitahu kepada Malaikat bahawa Allah SWT akan menjadikan sejenis makhluk yang berlainan daripada Malaikat dan juga tidak sama dengan makhluk-makhlukNya yang lain yang ada pada masa itu. Makhluk yang dimaksudkan ialah manusia. Manusia akan menjadi khalifah di muka bumi untuk membangunkan dunia ini sebagai tempat menjalani kehidupan. Dialog Allah SWT dengan para Malaikat tentang kejadian awal manusia. Allah berfirman kepada Malaikat “Aku akan menjadikan di atas muka bumi ini khalifah”, Para Malaikat menjawab ”Apakah Engkau ya Allah akan menjadikan khalifah di atas muka bumi ini? mereka yang akan melakukan bencana dengan menumpahkan darah sesama sendiri, sedangkan kami makhluk yang sentiasa beribadat dengan bertasbih, bertahmid dan mengucap Subhanallah kepada Engkau.” Allah menjawab kepada para Malaikat ”Sesungguhnya aku mengetahui apa-apa yang tiada kamu tahui” (QS al-Baqarah ayat 30). Dengan jawaban tersebut semua Malaikat akur dan mengakui bahawa sesungguhnya Allah SWT itu Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana. Lalu Allah SWT menjadikan manusia walaupun mendapat bantahan daripada Para Malaikat.

ASAL KEJADIAN MANUSIA MENGIKUT AL-QURAN

Allah menjadikan Adam daripada tanah liat dengan rupa bentuk yang sempurna dan cantik. Firman Allah ”Sesungguhnya Kami jadikan manusia dengan sebaik-baik bentuk” (QS al-Tin ayat 4).

ADAM DIHIDUPKAN

Setelah tubuh Adam sempurna dijadikan oleh Allah, ku tiupkan rohKu (kepunyaan ku) kepada jasad Adam, yang ditempa daripada tanah, maka bertiaraplah mereka (malaikat) sujud kepadanya (QS al-Sad ayat 72). Bersama-sama dengan roh dimasukan juga tenaga yang menjadi kekuatan kepada jasad itu, Tuhan mengabungkan nafsu, akal dan kemahuan (iradah) dengan roh dalam jasad manusia. Disamping nafsu, akal dan kemahuan yang menjadi tenaga dalam jasad Adam, Allah masukan juga dalam diri Adam apa yang dipanggil ”hawa” iaitu suatu perasaan cenderung melakukan dosa. Allah S.W.T menjelaskan tentang hawa ”Dan janganlah engkau (Nabi Daud) menurut hawa, maka kelaknya ia akan menyesatkan kamu dari jalan (agama) Allah” (QS al-Sad, ayat 26)

SEMPURNA KEJADIAN MANUSIA PERTAMA

Setelah Adam hidup dengan jasmani(jasad), rohani, nafsu, akal dan hawa, maka sempurnalah sifat-sifat kemanusiaan pada manusia yang pertama iaitu Adam. Maka sempurnalah kejadian manusia yang pertama. Sesungguhnya manusia adalah sebaik-baik kejadian dan makhluk yang diciptakan oleh Tuhan.

ADAM BELAJAR DAN DIBERIKAN ILMU PENGETAHUAN OLEH ALLAH S.W.T

Apabila Adam telah hidup dan digelar manusia, maka Allah kurniakan kepada Adam ilmu pengetahuan yang amat luas dan Allah memberikan penghormatan yang sangat tinggi kepada manusia (Adam). Allah mengajar kepada Adam ilmu pengetahuan, Dia mengajar Adam akan segala nama benda di atas muka bumi ini, kemudian Dia memerintahkan para Malaikat supaya menyebut nama-nama benda sebagaimana yang diajar kepada Adam. Para Malaikat mengaku tidak tahu nama-nama benda itu kecuali mengetahui apa yang diajarkan oleh Allah kepada mereka sahaja. Selepas itu Allah memerintahkan Adam supaya menyebut nama-nama benda tersebut sebagaimana yang diajarkan oleh Allah, lalu Adam menyebutnya satu persatu dengan lancar.

Setelah itu Allah perintahkan para Malaikat supaya hormat sujud kepada Adam, perintah itu dituruti dan dipatuhi oleh semua para Malaikat kecuali Iblis, maka iblis dihalau oleh Allah dari rahmat-Nya, dan Iblis termasuk dalam golongan ”kufur” iaitu mereka yang engkar perintah Allah. Allah berfirman ”Maka apabila telah Aku sempurnakan kejadiannya maka Aku tiupkan roh, maka hendaklah para Malaikat tunduk dan sujud kepadanya (Adam), maka para Malaikat sujud semuanya kecuali Iblis, ia menjadi degil dan menyombongkan diri dan dia termasuk ke dalam golongan orang kafir” (QS al-Sad ayat 72-74).

BAGAIMANA HAWA (ISTERI ADAM) DIJADIKAN

Setelah lengkap dan sempurna kejadian Adam, maka hiduplah Adam disuatu tempat yang bernama syurga, Suatu hari Adam bersiar-siar menyaksikan keindahan syurga dengan kehijauan yang menyamankan mata yang memandang, derauan air sungai yang mengalir tanpa henti dan kicauan unggas yang berpasang-pasangan, lantas, terlintas didalam hati Adam, dia merasa kesunyian kerana tiada teman untuk berbicara dan tidak ada sesiapa yang akan menenangkan jiwanya.

Pada suatu ketika, sebaik sahaja bangun daripada tidur, tiba-tiba Adam melihat seorang manusia disampingnya, lalu Adam pun bertanya ”Siapakah engkau?” Manusia itu menjawab ”Saya seorang perempuan yang dijadikan untuk berjinak-jinak dengan kau”. Malaikat pun bertanya ”Siapakah nama perempuan itu?”. Jawab Adam ”Hawa”, Malaikat bertanya ”Kenapa namanya Hawa?” Adam menjawab ” kerana ia dijadikan daripada benda yang hidup, iaitu, dirinya (Adam) sendiri” (QS an-Nisa ayat 1). Dari segi akidah dan tauhid kita wajib percaya bahawa Adam dijadikan daripada tanah melalui proses tertentu oleh Allah S.W.T dan Hawa dijadikan daripada diri Adam yang satu. Jadi Hawa perlu taat kepada Adam.

ADAM DAN HAWA DIPERINTAH TINGGAL DALAM SYURGA

” Dan kami berkata; Wahai Adam tinggallah engkau dan isteri engkau dalam syurga dan makanlah makanan-makanan yang terdapat pada nya dengan mewah dan pilih apa saja yang engkau berdua inginkan dan janganlah kamu berdua mendekati pohon ini, kalau kamu berdua berbuat demikian makan engkau berdua akan termasuk ke dalam golongan orang-orang yang zalim” (QS al-Baqarah ayat 35)

Lalu Kami berfirman : Wahai Adam sesungguhnya ini (Iblis) adalah musuh engkau dan musuh isteri engkau, maka sekali-kali jangan sampai ia (Iblis) mengeluarkan engkau berdua dari syurga yang menyebabkan kamu akan mendapat celaka (kehidupan engkau menjadi susah berbanding hidup di syurga), sesungguhnya kamu tidak akan kelaparan di dalamnya (syurga) dan tidak akan bertelanjang (tidak memakai pakaian)”(QS Thaha ayat 117-119)

ADAM DAN HAWA DIKELUARKAN DARI SYURGA DAN MENJALANI HIDUP DI BUMI

Iblis berjaya memperdayakan Adam dan Hawa dengan mengatakan bahawa ”Kalau engkau berdua dapat memakan buah yang dilarang oleh Allah itu, kamu akan dapat hidup kekal dalam syurga”. Adam dan Hawa pun terpengaruh dengan kata-kata Iblis itu serta didorong oleh perasaan ingin terus hidup mewah dalam syurga, lalu mereka memakan buah larangan Tuhan itu. Bermula disaat itu, mereka telah melanggar perintah tuhan, setelah menyedari kesalahan tersebut, maka Adam telah meminta keampunan dari Allah dan Allah telah memberi keampunan kepada mereka berdua. (QS Taha ayat 120-121)

Setelah itu, Adam dan Hawa diperintahkan meninggalkan syurga dan turun ke bumi, dan dibumi keturunannya akan hidup bermusuh-musuhan antara satu sama lain dan Allah akan mengirimkan petunjuk (hidayah) kepada Adam suami isteri dan kepada zuriat mereka, dan sesiapa yang menurut petunjuk itu maka ia tidak akan sesat, menderita dan tidak akan merasa takut dan tidak akan berdukacita. (QS Taha ayat 123).

Tiada ulasan:

Catat Ulasan