AL FADHIL USTAZ MUHAMAD NAJIB SANURI

AL FADHIL USTAZ MUHAMAD NAJIB SANURI
AL FADHIL USTAZ MUHAMAD NAJIB SANURI

Khamis, 22 Ogos 2013

Sillaturrahim Dalam Lebaran

بسم الله الرحمن الر حيم

إن الحمد لله نحمده تعالى ونستعينه ونستغفره ، ونعوذ بالله من شرور أنفسنا ومن سيئات أعمالنا ، من يهديه الله فلا مضل له ومن يضلل فلا هادي له ، واشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له ، واشهد أن محمد عبده ورسوله
{يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُون} سورة: آل عمرانالآية: 102

OLEH:AL FADHIL USTAZ MUHAMAD NAJIB SANURI

Sillaturrahim Dalam Lebaran

Idul Fitri, di kalangan kita dikenal dengan lebaran. Berasal dari kata 'lebar', (bahasa Jawa) berseri sudah, atau lebar, yang artinya luas. Maka, idul fitri disebut lebaran, karena usai melaksanakan puasa, dan atau lapang, artinya lapang dada. Karena itu dalam tradisi kita, lebaran diisi dengan bersilaturrahim dan saling minta ma'af atas segala kesalahan dan kekhilafan.

Hari Raya, atau 'Iedun itu sendiri dalam bahasa Arab artinya adalah bersenang-senang, bergembira ria. Dalam sebuah riwayat, dikatakan bahwa ada dua gadis (hamba sahaya) bernyanyi dan menabuh tabuhan di hadapan Nabi Saw, yang ketika itu adalah hari raya. Lalu Abu Bakar masuk, dan dilaranglah oleh Abu Bakar. Maka jawab Nabi Saw: " Biarkan, hai Abu Bakar, ini kan hari raya". Jadi, berarti hari raya itu adalah hari bersenang-senang. Dan karena Nabi Saw tidak menetapkannya apa bentuk bersenang-senang itu, maka boleh saja orang mengadakan bentuk bersenang-senang menurut seleranya, sepanjang tidak menyimpang dari ajaran Islam. Bersilaturahim, adalah salah satu bentuk bersenang-senang. Sekaligus salah satu bagian penting dalam ajaran Islam, dengan jaminan akan mendapatkan berbagai kebaikan, sebagaimana sabdanya Anas bin Malik meriwayatkan dari Rasulullah Saw, beliau berabda : " Barangsiapa yang ingin rezekinya diluaskan dan umurnya dipanjangkan, maka hendaklah dia bersilaturahim ". (HR Bukhari dan Muslim).

Dan kalau kemudian dihubungkan dengan 'minta ma'af' orang Jawa menyebutnya dengan keluputan, karena ada kaitannya dengan puasa, yang notabene untuk penghapusan dosa, baik dosa dengan Allah ataupun dosa dengan sesama manusia, agar tidak menjadi orang yang muflis seperti yang ditakutkan oleh Rasulullah Saw, dalam hadisnya : Abu Hurairah meriwayatkan bahwa Rasulullah Saw bersabda : Taukah kalian siapakah orang yang bangkrut di kalangan kita ini ? Mereka menjawab : Orang yang bangkrut di kalangan kita yaitu orang yang tidak mempunyai uang dan barang sesuatu apapun. Lalu jawab beliau : Orang yang bangkrut di kalangan kita yaitu orang yang nanti menghadap Allah dengan membawa pahala shalat, pahala puasa dan pahala zakat, tetapi dia juga datang (dengan membawa dosa) karena mencacimaki ini dan menuduh ini, makan harta ini, menumpahkan darah ini dan memukuli ini, lalu yang ini diberi sebagian dari kebaikan-kebaikannya dan yang ini diberi dari sebagian kebaikan-kebaikannya, sehingga apabila kebaikan-kebaikannya itu habis sebelum terpenuhi apa yang menjadi tanggungannya, maka diambillah sebagian dari kejelekan-kejelekan orang yang disakitinya itu untuk dilemparkan kepadanya, kemudian dia dilempar ke neraka. (HR Muslim).

Dengan bersilaturrahim, kiranya segala kekurangan di atas itu dapat teratasi, yaitu dapat saling mema'afkan. Tidak saja itu, bahkan kesatuan dan persatuan akan terwujud dengan penuh kekuatan. Karena bersilaturrahim itu mempunyai daya ikat yang sangat kuat sekali. Kalau kondisi kita sekarang ini dalam ketertinggalan dalam berpacu dengan pihak lain, factor utamanya karena tidak adanya persatuan di kalangan kita, padahal silaturrahim itu amat sangat ditekankan dalam Islam, padahal amaliyah-amaliyah ibadah kita pun satu macam. Itu menggambarkan betapa persatuan dan kesatuan itu ditekankan dalam Islam. Barangkali ini penyebabnya karena kekurangan kita dalam bersilaturrahim, dalam arti yang sebenarnya. Atau karena salah ucap. Yaitu "silaturahmi" bukan "silaturrahim". Karena antara silaturahmi dan silaturrahim berbeda pengertiannya. Dalim kamus Munjid silaturahmi adalah "daun fir rahim" atau penyakit dalam rahim. Sedang silaturrahmi yaitu dua kata "silah" (menyambung) dan "rahim" yang berarti kasih sayang. Tempat kandungan disebut rahim, karena di tempat inilah rasa kasih sayang ibu terhadap anak tumbuh. Sehingga "silaturrahim" berarti menghubungi penyakit dalam rahim, karena anak-anak itu dari situ, maka anak-anak ini harus dihubungkan agar satu sama lain saling sayang menyayangi. Sehingga silaturrahim berarti hubungan keluarga dengan penuh rasa kasih sayang.

Silaturrahim dalam Islam tidak sebatas antar keluarga yang ada keturunan darah, tetapi jauh lebih luas, antara sesama karyawan, sesama pegawai, sesama pimpinan instituisi, sesama jama'ah suatu jam'iyah, bahkan antara pimpinan lembaga. Dan semuanya itu harus dengan niat demi cinta dan kasih sayang, sebagai pencerminan dari ukhuwah, yang oleh al-Qur'an diibaratkan saudara sekandung. (Qs al-Hujurat 10). Maknanya : Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara. sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat.

Ukhuuwah atau ikhwah. dalam hadis diibaratkan sebuah bangunan yang kompo-sisinya satu sama lain saling mengikat : Abu Musa meriwayatkan dari Nabi Saw beliau bersabda : Sesungguhnya seorang mukmin satu dengan mukmin lainnya itu bagaikan sebuah bangunan yang komponen satu mengikat komponen lainnya, sambil beliau menganyam jari jemarinya (HR Bukhari dan Muslim).

Atau seperti sebuah tubuh, yang apabla satu anggota terkena sakit yang lain ikut merasakan sakit juga : Nu'man bin Basyir mengatakan : Rasulullah Saw bersabda : " Perumpmaan orang-orang mukmin dalam hal kecintaan, kasih sayang dan belaskasihnya sesama sudaranya itu tak ubahnya sebuah tubuh, jika satu anggota sakit seluuruh tubuhnya turut merasakan tidak bisa tidur dan terasa demam ", (HR Ahmad dan Muslim ).

Silaturahim dengan perasaan seperti itulah, yang kini tidak ada pada jiwa kita, yang nampak hanya simbolis belaka. Sehingg kalau kita bertemu atau mengadakan pertemuan, termasuk bersliturrahim berkenaan dengan Hari Raua Fithri, lebih banyak simblis, atau basa basi.

Kalau ayat al-Qur'an surat Ali Imran 112 mengatakan, yang maknanya : Mereka diliputi kehinaan di mana saja mereka berada, kecuali jika mereka berpegang kepada tali (agama) Allah dan tali (perjanjian) dengan manusia, dan mereka kembali mendapat kemurkaan dari Allah dan mereka diliputi kerendahan. yang demikian itu karena mereka kafir kepada ayat-ayat Allah dan membunuh Para Nabi tanpa alasan yang benar. yang demikian itu disebabkan mereka durhaka dan melampaui batas.

Maka ayat ini sebenarnya menyindir kita, Yakni kita kaum muslimin akan terhina, baik di hadapan Allah maupun di hadapan manusia, selama hubungan kita dengan Allah dan hubungan kita sesama manusia ini kurang baik. Bahkan murka Allah pun akan menimpa kita di mana saja kita berada, dan gejalanya sudah banyak. Justru itu kondisi seperti ini harus segera kita perbaiki. Salah satu caranya ialah dengan silaturrahim. Puasa Ramadhan.. yang baru saja kita lalui adalah media yang sangat efektif, tinggal diteruskan. Betapa tidak, dengan tradisi buka bersama di masjid, mushalla. Kantor, perushaan, antar anggota masyarakat dari yang kaya sampai dengan yang miskin, antara karyawan, bahkan antar aparat pemerintah dengan rakyat. Semua berjalan dengan baik, sehngga rasanya alangkah kalau sekiranya hal seperti itu terjadi setiap bulan. Yang dari berbuka bersama dapat dibcarakan berbagai permasalahan yang timbul. Masjid, juga tempat bersilaturrahim yang sangat efektif : (Qs al-Baqarah 125). Dan (ingatlah), ketika Kami menjadikan rumah itu (Baitullah) tempat berkumpul bagi manusia dan tempat yang aman. dan Jadikanlah sebahagian maqam Ibrahim tempat shalat. dan telah Kami perintahkan kepada Ibrahim dan Ismail: "Bersihkanlah rumah-Ku untuk orang-orang yang thawaf, yang i'tikaf, yang ruku' dan yang sujud"

Mari kita jadikan masjid kita ini medan silaturrahim seperti yang digambarkan dalam ayat di atas.

Imam Muslim meriwayatkan dari Abu Hurairah berkata bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sesungguhnya Allah Ta'ala menciptakan makhluk sehingga setelah selesai menciptakan mereka, maka rahim berdiri dan berkata: Ini adalah kedudukan yang tepat bagi orang yang berlindung dari memutuskan hubungan silaturrahim, Allah Ta'ala berfirman: "Benar, bukankah engkau senang jika Aku menyambung orang yang menyambung silatur-rahim dan saya memutus orang yang memutuskan silaturrahim. Dia berkata: "Ya, Allah Ta'ala berfirman: "Itulah permohonanmu yang Aku kabulkan."

Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Bacalah jika kalian mau firman Allah Ta'ala (artinya): "Maka apakah kiranya jika kamu berkuasa kamu akan membuat kerusakan di muka bumi dan memutuskan hubungan kekeluargaan?" (Muhammad: 22)

Imam Muslim meriwayatkan dari Aisyah radhiyallahu 'anha bahwa dia berkata bahwasanya Rasulullah SAW bersabda : "Rahim bergantung di 'Arsy, lalu berkata: "Barangsiapa yang menyambungku, maka Allah akan menyambungnya dan barangsiapa yang memutuskanku, maka Allah akan memutuskannya".

Sesungguhnya orang-orang yang berakal dan berfikir serta berhati yang jernih akan mampu mencerna makna nasihat kebenaran dan kemudian menjadi peringatan baginya.

Allah Ta'ala berfirman, (QS Ar-Ra'd: 21) maknanya : "Dan orang-orang yang menghubungkan apa-apa yang Allah perintahkan supaya dihubungkan, dan mereka takut kepada Rabbnya dan takut kepada hari hisab yang buruk". (Ar-Ra'd: 21)

Inilah sifat seorang mukmin, setiap apa-apa yang diperintahkan Allah Ta'ala untuk menghubungkan, maka mereka pun menghubungkan. Mentaati secara sempurna dan istiqamah di atas kebenaran dan berjalan di Kitabullah dan sunnah Nabi SAW akan mampu menyelamatkan kita dari penyelewengan dan kesesatan. Semoga kita semua bisa melakukannya sebagai bentuk ketundukan kita kepada Allah Sang Pencipta alam semesta.


1. Bermula pada malam hari raya lagi iaitu setelah terbenam matahari (Waktu maghrib) disunatkan bertakbir dan berulang-ulang mengucapkan takbir.
baca lagi Klik TAJUK ENTRI  ni
2. Pada pagi hari raya, minum atau makan pagi dahulu.
Diriwayatkan oleh Bukhari dari Anas Ibnu Malik berkata:
"Rasulullah saw tidak akan keluar pada pagi Aidilfitri sehingga dia memakan beberapa tamar dan dia akan makan bilangan ganjil".
3. Mandi sunat hari raya.
4. Berangkat menuju ke masjid atau tanah lapang. Sebaik-baiknya berjalan kaki.
Dilaporkan oleh Sa'id Ibnu Jubair, berkata :"3 perkara yang menjadi sunnah pada hari Aidilfitri: berjalan kaki (ke tempat solat), mandi dan makan sebelum keluar.
5. Memakai pakaian terbaik yang ada berdasarkan kemampuan. Dari Jabir r.a. berkata:
"Nabi saw, mempunyai Jubbah yang beliau akan memakainya pada hari Aidilfitri dan hari Jumaat".
6. Bertegur sapa. Ucap selamat dan mendoakan antara satu sama lain. (Sebab itulah digalakkan berjalan kaki dan pilihlah tempat solat yang terdekat.)
7. Sesampainya di masjid, maka sebelum duduk, solat dahulu tahiyyatul masjid dua rakaat. Kalau di tanah lapang tidak ada tahiyyatul masjid, hanya duduklah menuggu dimulakan solat hari raya.
8. Sementara menuggu dimulakan solat hari raya, maka perbanyakkanlah takbir iaitu;
الله أكبر ( 3 كالى ) لا إله إلا الله والله أكبر الله اكبر ولله الحمد.
Allaahu akbar ( 3 kali ) Laa ilaaha illa llaahu wallaahu akbar. Allaahu akbar walillaahil hamd.
9. Setelah diulang takbir tersebut beberapa kali maka dibaca pula takbir berikut;
الله أكبر ( 3 كالى ) الله أكبر كبيرا والحمد لله كثيرا وسبحان الله بكرة وأصيلا. لا إله إلا الله ولا نعبد إلا إياه مخلصين له الدين ولو كره المشركون. لا إله إلا الله وحده صدق وعده ونصر عبده وأعز جنده وهزم الأحزاب وحده. لا إله إلا الله والله أكبر الله اكبر ولله الحمد.
Allaahu akbar ( 3 kali ) Allahu akbaru kabiiran walhamdu lillaah kathiiran wasubhaana llaahi bukratan wa-asiila. Laa ilaaha illa llaahu walaa na`budu illa iyyaahu mukhlisiina lahu ddiina walau karihal mushrikuun. Laa ilaaha illa llaahu wahdah, sodaqa wa`dah, wanasoro `abdah, wa-a-`azza jundahuu wahazamal ahzaaba wahdah. Laa ilaaha illa llaahu wallaahu akbar. Allaahu akbar walillaahil hamd.
10. Setelah itu dimulakan pula dengan takbir yang mula-mula tadi beberapa kali dan disambung dengan takbir yang berikutnya sehingga sampainya waktu untuk bersolat.
11. Setelah selesai solat, menukar jalan balik supaya tidak sama jalan pergi dan balik. (Tujuannya supaya dapat bertemu dengan lebih ramai orang dan dapat bertegur sapa dengan orang yang berlainan)
Dari Jabir r.a. meriwayatkan bahawa Nabi saw menukar jalannya pada hari Aidilfitri tatkala pergi dan balik dari tempat solat hari raya, Rasulullah sentiasa pergi dan balik melalui jalan yang berlainan, menurut Jabir r.a. (Hadis riwayat Bukhari)
12. Perkataan yang baik untuk ucapan. Mana-mana perkataan yang baik boleh diucapkan. Tapi kalau nak tahu perkataan apakah yang pernah diucapkan oleh nabi dan para sahabat pada hari raya aidilfitri, iaitu;
 تقبل الله منا ومنكم

Tiada ulasan:

Catat Ulasan