Akhlaq Kenabian
كتاب آداب المعيشة وأخلاق النبوة
وهو الكتاب العاشر من ربع العادات الثاني من كتب إحياء علوم الدين
بسم الله الرحمن الرحيم
KITAB ADAB KEHIDUPAN DAN AKHLAQ KENABIAN
Yaitu . kitab kesepuluh dari "Rubu' Adat-Kebiasaan" dari Kitab Ihya' "Ulumiddin,.
Segala pujian bagi Allah yang menjadikan tiap-tiap sesuatu. Maka
dibaguskan-Nya kejadian dan susunannya. Dianugerahi-Nya adab kesopanan
kepada Nabi-Nya Muhammad صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ., maka
dibaguskan- Nya pengadab -kesopanannya. Dibersihkan-Nya sifat-sifatnya
dan akhlaq budi-pekertinya. Kemudian, dijadikannya pilihan dan keka-
sih-Nya. Dianugerahi-Nya taufiq untuk mengikutiriya, bagi orang yang
dikehendaki-Nya kebersihan akhlaqnya. DiharamkanNya dari berakhlaq
dengan akhlaqnya, bagi orang yang dikehendaki Nya kerugian.
Kiranya Allah menganugerahi rahmat kepada penghulu kita Muhammad,
penghulu rasul-rasul. Dan kepada kaum keluarganya yang baik dan suci.
Kiranya Allah menganugerahi kesejahteraan yang banyak kepada mereka
sekalian!.
Amma ba'du : maka sesungguhnya adab-kesopanan anggota badan dzahiriah
adalah tanda adab-kesopanan anggota badan bathiniah. Segala gerakan
anggota badan adalah buah yang terguris didala hati. Segala
amal-perbuatan adalah hasil dari budi-pekerti. Adab- kesopanan adalah
saringan ilmu pengetahuan. Segala rahasia hati adalah tempat pembibitan
dan sumbernya segala perbuatan. Segala nur-rahasia ialah yang memancar
kepada segala anggota badan dzahiriah. Lalu dihiaskannya,
ditampakkannyadan digantikannya segala yang tiada disukai dan yang jahat
dengan segala yang baik. Barangsiapa tiada khusyu' hatinya, niscaya
tiada khusyu' segala anggota badannya. Barangsiapa tiada dadanya itu
lobang nur ke-Tuhan-an, niscaya tiada mengalir atas anggota badan
dzahiriah nya, keelokan adab-kesopanan kenabian.
Sesungguhnya aku ber'azam untuk menyudahkan "Rubu' Adat- Kebiasaan",
dari kitab ini, dengan suatu kitab yang menghimpun- kan segala
adab-kesopanan kehidupan. Agar tiada sukar bagi pelajarnya,
mengeluarkannya dari semua kitab-kitab ini. Kemudian aku melihat
tiap-tiap kitab dari "Rubu' Adat-Kebiasaan" telah mengisikan sejumlah
adab-kesopanan. Maka aku merasa berat untuk mengulangi dan kembali
mengutarakannya. Karena meminta diulangi itu berat. Dan jiwa itu telah
menjadi tabi'atnya, bermusuh- an dengan yang diulang-ulangi. Maka aku
berpendapat, bahwa aku akan menyingkatkan pada kitab ini, kepada
menyebutkan adab- kesopanan Rasulullah صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
. dan akhlaq budi-pekertinya yang dinu kilkan daripadanya dengan isnad
hadits.
Maka akan aku susun dengan baik, dengan terkumpul pasal demi pasal,
dengan dibuang (tiada disebut) isnadnya. Supaya berkumpul padanya
bersama adab-kesopanan itu, pembaharuan dan pengokohan iman, dengan
penyaksian akhlaq budi-pekerti Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ .
yang mulia, yang disak- sikan akan satu-persatunya dengan yaqin, bahwa
Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . itu yang termulia makhluq Allah
Ta'ala, yang tertinggi kedudukan dan teragung derajat. Maka bagaimana
pula dengan kumpulan segala adab budi-pekerti?
Kemudian, aku tambahkan kepada menyebut akhlaqnya itu, dengan
menyebutkan kejadian peribadinya. Kemudian menyebutkan
mu'jizat-mu'jizatnya yang shahih haditsnya. Supaya adalah yang demikian
itu melahirkan keutamaan akhlaq dan sifat. Dan mencabutkan sumbat
ketulian dari telinga orang-orang yang ingkar akan kenabiannya.
Kiranya Allah Ta'ala menganugerahkan taufiq untuk mengikuti penghulu
rasul-rasul ten tang akhlaq, hal-ikhwal dan segala ajaran Agama-
lainnya. Sesungguhnya Allah Ta'ala yang menunjukkan jalan bagi
orang-orang yang kebingungan dan yang memperkenankan do'a orang-orang
yang melarat.
Pertama-tama, marilah kami sebutkan penjelasan pengajaran pengadaban
oleh Allah Ta'ala akan Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . dengan
Al-Qur-an. Kemudian,,penjelasan kumpulan dari kebagusan akhlaqnya.
Kemudian penjelasan sejumlah dari adab-kesopanan dan akhlaqnya.
Kemudian penjelasan perkataan dan ketawanya. Kemudian, penjelasan
akhlaq dan adab-kesopanannya mengenai makanan. Kemudian, penjelasan
akhlaq dan adab-kesopanannya mengenai pakaian. Kemudian, penjelasan
kema'afannya serta mampu menuntut balas. Kemudian, penjelasan
kemarahannya dari apa yang tiada disukainya. Kemudian, penjelasan
kesantunan dan kemurahan hatinya. Kemudian, penjelasan keberanian dan
keperkasaannya. Kemudian, penjelasan kerendahan hatinya. Kemudian,
penjelasan rupa dan bentuk tubuhnya (kejadiannya). Kemudian, penjelasan
kumpulan mu'jizat-mu'jizat dan tanda-tanda kebenarannya Nabi صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ .
Penjelasan ; Pengajaran pengadaban oleh Allah Ta'ala akan kekasih dan
pilihan-Nya Muhammad صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . dengan
AI-Qur-an.
Adalah Rasulullah صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . banyak merendahkan
diri dan bermohon. Selalu meminta pada Allah Ta'ala
supayameng.hiaskannya dengan kebagusan adab dan kemuliaan budi-pekerti.
Ia mengucapkan Dalam Doanya
اللهم حسن خلقي وخلقي
(Allaahumma has-sin khalqii wa khuluqii).Artinya : "Wahai Allah Tuhanku! Baguskanlah kejadianku dan akhlaqku(1)
اللهم جنبني منكرات الأخلاق
(Allaahumma jan-nibnii munkaraatil-akhlaaq).Artinya : "Wahai Allah,
Tuhanku! Jauhkanlah aku dari akhlaq yang munkar (budi-pekerti yang tiada
baik)". (2)Maka Allah Ta'ala memperkenankan do'anya, untuk menepati
firman-Nya 'Azza wa Jalla :
ادعوني أستجب لكم
(Ud-'uunii astajib lakum). Artinya : "Mendo'alah kepada-Ku niscaya
Kuperkenankan (permintaan) kamu itu ". (S.Al-Mu'min, ayat 60).
Maka Allah Ta'ala menurunkan kepadanya Al-Qur-an dan diberi-Nya
pengajaran adab-kesopanan dengan Al-Qur-an. Maka akhlaqnya itu
Al-Qur-an. Sa'ad bin Hisyam berkata : "Aku masuk ke tempat 'A-isyah ,
diridlai Allah Ta'ala ia kiranya dan bapaknya (Abu Bakar ra.). Lalu aku
bertanya kepadanya tentang akhlaq Rasulullah صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ .".
فسألتها عن أخلاق رسول الله صلى الله عليه وسلم فقالت كان خلقه القرآن رواه مسلم
Lalu ia menjawab : "Apa engkau tiada membaca Al-Qur-an?". Aku menjawab : "Ada!".
Lalu sahut 'A-isyah : "Adalah akhlaq Rasulullah صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . itu AI- Qur-an". (3)
(1) Dirawikan Ahmad dari Ibnu Mas'ud dan 'A-isyah.
(2) Dirawikan At-Tirmidzi dan Al-Hakim dan dipandangnya shahih.
(3) Dirawikan Muslim.
Sesungguhnya Al-Qur-an mengajarkan Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . adab-kesopanan, ialah seperti firman Allah Ta'ala :
خذ العفو وأمر بالعرف وأعرض عن الجاهلين
(Khudzil-'afwa wa'-mur-bil-'urfi wa a'-ridl- 'anil-jaahiliin).
Artinya : "Hendaklah engkau pema'af dan menyuruh mengerjakan yang baik
dan tinggalkanlah orang-orang yang tidak berpengetahuan itu (S.
Al-A'raf, ayat 199).
Dan firman-Nya :
إن الله يأمر بالعدل والإحسان وإيتاء ذي القربى وينهى عن الفحشاء والمنكر والبغي
(Innallaaha ya'-muru bil-'adli wal-ihsaani wa iitaa-i dzil-qurbaa wa
yanhaa 'anil-fahsyaa-i wal-munkari wal-bagh-yi). Artinya : "Sesungguhnya
Allah memerintahkan menjalankan keadilan, berbuat kebaikan dan memberi
kepada kerabat-kerabat dan Allah melarang perbuatan keji dan perbuatan
munkar dan kedurha- kaan(S. An-Nahl. ayat 90).
Dan firman-Nya :
واصبر على ما أصابك إن ذلك من عزم الأمور
(Wash-bir 'alaa maa ashaabaka, inna dzaalika min 'azmil-umuur).rtinya :
"Dan bersabarlah menghadapi apa yang menimpa engkau; sesungguhnya sikap
yang demikian itu masuk perintah yang sungguh-sungguh". (S. Luqman, ayat
17).
Dan firman-Nya :
ولمن صبر وغفر إن ذلك لمن عزم الأمور
(Wa laman shabara wa ghafara, inna dzaalika lamin 'azmil-umuur).Artinya :
"Tetapi, siapa yang sabar dan suka mema'afkan, sesungguhnya hal yang
demikian itu termasuk pekerjaan yang dilakukan dengan hati yang teguh ..
(S. Asy-Syura, ayat 43).
Dan firman-Nya :
فاعف عنهم واصفح إن الله يحب المحسنين
(Fa’-fu 'anhum wash-fah, innallaaha yuhibbul-muhsiniin).Artinya : Sebab
itu, ma'afkkan mereka dan berilah mereka kelonggaran. Sesungguhnya Allah
itu menyukai orang-orang yang berbuat kebaikan kepada orang lain (S.
Al-Maidah, ayat 13).
Dan firman-Nya :
وليعفوا وليصفحوا ألا تحبون أن يغفر الله لكم
(Wal-ya'-fuu wal-yash-fahuu alaa tuhibbuuna an yagh-firallaahu -
lakum).Artinya : "Dan hendaklah mereka suka mema'afkan dan berlapang
dada! Tiadakah kamu suka Allah akan memberikan ampunan kepada kamu?" (S.
An-Nur, ayat 22).
Dan firman-Nya :
ادفع بالتي هي أحسن فإذا الذي بينك وبينه عداوة كأنه ولي حميم
(Id-fa-billati hiya ahsanu, fa-idzal-ladzii bainaka wa bainahu 'adaa-
watun ka-annahu waliyyun hamiim).Artinya : "Tolaklah (kejahatan) itu
dengan cara yang sebaik-baik nya, sehingga orang yang bermii'suhan
antara engkau dengan dia, akan menjadi teman yang setia. (S. Ha Mim
=As-Sajadah, ayat 34).
Dan firman-Nya :
وقوله والكاظمين الغيظ والعافين عن الناس والله يحب المحسنين
(Wal-kaadhimiinal-ghaidha wal-'aafiina 'anin-naasi wallaahu yuhib-
bul-muhsiniin).Artinya : "Dan yang sanggup menahan marahnya, serta
orang- orang yang mema’afkan (kesalahan) orang lain. Allah menyukai
orang-orang yang berbuat kebaikan (kepada sesamanya)". (S. 'Ali 'Imran,
ayat 134).
Dan firman-Nya :
اجتنبوا كثيرا من الظن إن بعض الظن إثم ولا تجسسوا ولا يغتب بعضكم بعضا
(Ijtanibuu katsiiran minadh-dhanni, inna ba'-dladh-dhanni itsmun wa laa
tajassasuu wa laa yaghtab ba'-dlukum ba'dlaa). Artinya : Jauhilah
kebanyakan purba-sangka (kecurigaan), karena sebagian dari purba-sangka
itu dosa! Dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah
mengupat satu sama lain!". (S. Al- Hujurat, ayat 12).
Tatkala pecah gigi depan Rasulullah صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ .
dan luka mukanya pada perang Uhud, sehingga darah mengalir atas mukanya,
ia menyapu darah itu seraya bersabda : "Bagaimana bisa menang suatu
kaum, yang mewarnakan muka Nabinya dengan darah, sedang Nabi itu
mengajak mereka kepada Tuhannya?" (Dirawikan Muslim dari Anas).
Maka Allah Ta'ala menurunkan ayat : "Tiadalah engkau mempunyai sesuatu
dalam perkara itu sedikitpun(S.'Ali 'Imran, ayat 128), untuk pengajaran
ke-adab-an kepada Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . pada yang
demikian.
Contoh-contoh pengajaran keadaban yang seperti ini, dalam Al-Qur-an tiada terhingga jumlahnya.
Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . itulah maksud pertama dengan
pengadaban dan pengajaran akhlaq. Kemudian daripadanya memancarlah nur
kepada seluruh makhluq. Karena Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ .
memperoleh pengadaban dengan Al-Qur-an. Dan mengajarkan pengadaban itu
kepada makhluq dengan Al-Qur-an.
Karena itulah Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . bersabda : "Aku
diutus untuk menyempurnakan budi-pekerti mulia' (Telah diterangkan
dahulu pada "Adab Bershahabat").
Kemudian Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . mengajak manusia
supaya gemar pada budipekerti yang baik, dengan apa yang kami bentangkan
dahulu pada "Kitab Latihan Jiwa Dan Pemurnian Budi-pekerti Maka tiada
kami ulangi lagi.
Kemudian, tatkala Allah Ta'ala telah menyempurnakan akhlaq
Budi-pekertinya, maka Allah Ta'ala memujikannya. Allah Ta'ala berfirman :
"Dan engkau sesungguhnya mempunyai akhlaq yang tinggi' (S. Al-Qalam,
ayat 4).
Maha Suci Allah Ta'ala! Alangkah agung urusan-Nya! Dan alahgkah sempurna ni'mat-Nya!
Kemudian, perhatikanlah kepada merata kasih-sayang-Nya dan besar
kurnia-Nya! Bagaimana Ia memberi, kemudian memuji. Ia yang menghiaskan
Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . dengan akhlaq mulia, kemudian
mengatakan yang demikian kepadanya, dengan firman-Nya :
وإنك لعلى خلق عظيم
(Wa innaka la-'alaa khuluqin 'adhiim).Artinya : "Dan engkau sesungguhnya
mempunyai budi-pekerti yang tinggi(S. Al-Qalam, ay at 4).
Kemudian, Rasulullah صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . menerangkan
kepada manusia, bahwa Allah Ta'ala menyukai akhlaq yang mulia dan
memarahi akhlaq yang buruk! (1)
'Ali ra. berkata': "Alangkah herannya orang muslim! Datang kepadanya
saudaranya muslim pada suatu keperluan. Lalu ia tiada melihat dirinya
berhak berbuat kebajikkan kepada saudaranya itu. Jikalau ia tiada
mengharap pahala dan tiada takut kepada siksaan, sesungguhnya seyogialah
baginya bersegera kepada akhlaq yang mulia. Karena akhlaq yang mulia
itu adalah diantara yang menunjukkan kepada jalan kelepasan".
Lalu seorang laki-laki bertanya kepadanya : "Adakah engkau dengar yang
demikian dari Rasulullah صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ?".
'Ali ra. menjawab : "Ada dan lebih baik dari itu! Yaitu : tatkala dibawa
kepada Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . tawanan perang dari
suku Thai-in. Lalu berdiri seorang budak wanita dalam tawanan itu,
seraya berkata : 'Wahai Muhammad! Jikalau kiranya engkau berpendapat
untuk melepaskan aku dan tidak mencaci orang-orang Arab yang masih hidup
disebabkan aku, maka sesungguhnya aku itu puteri penghulu kaumku (2).
Sesungguhnya ayahku menjaga apa yang perlu dijaga. Ia membebaskan orang
tawanan. Ia mengenyangkan orang yang lapar. Ia memberikan makanan.
Memperkembangkan ucapan salam. Dan sekali-kali tidak menolak orang yang
meminta sesuatu hajat keperluan'".
Aku adalah anak Hatim Ath-Tha-i.
Lalu Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . menjawab : "Hai budak
wanita! Itu sebenarnya adalah sifat orang mu'min! Kalau sekiranya ayahmu
muslim,.niscaya kami bacakan "rahimahullaah" kepadanya (3). Lepaskan
wanita ini! Sesungguhnya ayahnya menyukai budi-pekerti yang mulia. Dan
Allah Ta'ala menyukai budi-pekerti yang mulia".
Lalu bangun berdiri Abu Bardah bin Niar, seraya-berkata : "Wahai Rasulullah! Allah menyukai akhlaq yang mulia!".
Lalu Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . menjawab :
والذي نفسي بيده لا يدخل الجنة إلا حسن الأخلاق
(Wal-ladzii nafsii bi-yadihi, laa yad-khulul-jannata illaa hasanul- akhlaaq).
(1) Dirawikan Al-Bukhari dari Sahl bin Sa'ad.
(2) Namanya : Safanah binti Hatim Ath-Tha-i.
(3) Membaca "rahimahullaah" adalah kepada orang muslim yang sudah
meninggal, dunia. Artinya:"Kiranya Allah mencurahkan rahmat kepadanya".
Ayah dari budak wanita itu telah meninggal dunia pada zaman jahiliah.
(Pent.).
Artinya : "Demi Allah yang nyawaku dalam kekuatan-Nya! Tiada masuk sorga, selain orang yang bagus akhlaq". (1)
Dari Mu'adz bin Jabal, dari Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ yang bersabda :
إن الله حف الإسلام بمكارم الأخلاق ومحاسن الأعمال
(Innallaaha haffal-islaama bi-makaarimil-akhlaaqi wa mahaasinil-
a'-maal).Artinya : "Bahwa Allah mengelilingkan Agama Islam dengan
budi-pekerti yang mulia dan amal perbuatan yang baik ". (2)
Diantara amal-perbuatan yang baik, ialah
bagus pergaulan,
mulia perbuatan,
merendahkan diri,
memberikan yang baik,
menyerahkan makanan,
mengucapkan salam,
mengunjungi orang Islam yang sakit, orang baik dia itu atau orang fasiq,
mengantarkan janazah orang Islam, baik bertetangga dengan orang yang
engkau bertetangga orang Islam dia atau orang kafir ,
memuliakan orang tua muslim,
memperkenankan undangan makan dan berdo'a padanya,
mema'afkan,
mengusahakan perbaikan diantara manusia,
bersifat murah hati,
mulia jiwa, pema'af,
memulai dengan salam,
tahan dari kemarahan,
mema'afkan dosa orang dan
menjauhkan apa yang diharamkan oleh Agama Islam, yaitu :
permainan,
perbuatan batil,
nyanyian,
alat permainan semuanya,
semua alat permainan yang bertali dan mempunyai lobang,
cacian,
kedustaan,
bakhil,
loba,
tidak bercakap-cakap,
mengicuh,
menipu,
lalat merah,
jahat hubungan,
memutuskan silatur-rahim,
buruk akhlaq,
takabur,
angkuh,
sombong,
mencemarkan nama baik orang,
merasa tinggi diri,
bersifat keji dan berbuat kekejian,
dengki,
buruk hati,
menengok nasib,
durhaka,
permusuhan dan perbuatan aniaya.
Anas ra. berkata : "Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . tiada
mengajak kepada nasehat yang baik, melainkan telah diajaknya kami dan
disuruhnya kami kepada nasehat yang baik itu. Dan ia tiada menyerukan
tentang penipuan atau ia bersabda : "Tentang sifat kekurangan" atau ia
bersabda : "Tentang sifat buruk", melainkan ditakutkannya kami dan dila-
rangkannya kami dari yang demikian". (3)
Untuk itu mencukupilah ayat ini: "Sesungguhnya Allah memerintahkan
menjalankan keadilan dan berbuat kebaikan". (S. An-Nahl, ay at 90). (4)
(1) Dirawikan At-Tirmidzi, dengan isnad dia'if.
(2) Menurut Al-lraqi, beliau tiada menjumpai asal hadits ini.
(3) Menurut Al-lraqi, beliau tiada menjumpai isnad hadits ini. Tetapi isinya, sesuai dengan kenyataan.
(4) Ayat ini telah diterangkan dahulu selengkapnya.
Ma'adz berkata : "Rasulullah صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ .
mewasiatkan aku dengan sabdanya : 'Hai Ma'adz! Aku mewasiatkan engkau
dengan bertaqwa kepada Allah, benar pembicaraan, menepati janji,
menunaikan amanah, meninggalkan khianat, menjaga tetangga, mengacsihani
anak yatim, lemah-lembut perkataan, memberi salam, bagus amal perbuatan,
pendek angan-angan, harus kuat keimanqn, memahami Al-Qur-an, mencintai
akhirat, merasa rusuh hati dari hal perhitungan amal (hisab amalan) dan
merendahkan diri, Dan aku melarang engkau, memaki hakim. Atau
mendustakan orang yang benar. Atau mentha'ati orang yang berdosa. Atau
mendurhakai imam yang adil. Atau merusakkan bumi. Dan aku mewasiatkan
engkau dengan bertaqwa kepada Allah pada tiap-tiap batu, kayu dan tanah,
Dan engkau datangkan taubat bagi tiap-tiap dosa. Taubat rahasia dengan
rahasia dan yang terang dengan terang' ".
Demikianlah Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . mengajarkan adab
kepada hamba-hamba Allah. Dan mengajak mereka kepada akhlaq yang mulia
dan adab- kesopanan yang baik.
Penjelasan : Sejumlah dari kebagusan akhlaq Nabi صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . yang dikumpulkan oleh sebahagian ulama dan
dipetiknya dari hadits-hadits.
Berkata sebahagian ulama itu :
"Adalah Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . manusia paling
penyabar, manusia paling berani, manusia paling adil, manusia paling
menjaga diri. Tiada sekali-kali tangannya menyentuh tangan wanita, yang
tiada dimilikinya selaku budak atau ikatan perkawinan atau wanita itu
mahramnya (yang haram dikawini)". itu Adalah Nabi صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . manusia yang pemurah hati. Tiada bermalam padanya
uang dinar dan dirham. Kalau ada kelebihan sesuatu dan tiada didapatinya
orang yang akan diberikan kepadanya dan tiba- tiba datang malam,
niscaya ia tiada pulang ke rumahnya, sebelum terlepas uang itu
daripadanya, kepada orang yang memerlukannya. (2)
Ia tiada mengambil dari apa yang dianugerahkan oleh Allah, selain untuk
makanan setahunnya saja, apa yang mudah diperolehnya dari tamar (kurma
kering) dan sya'ir (bentuknya seperti padi). Selebihnya diletakkannya
pada sabilillah. Tiada orang yang memin ta sesuatu padanya, melainkan
diberinya. (3). Kemudian Ia kembali
1.Tiap-tiap yang tadi ada haditsnya. Dan tentang Nabi صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . tiada menyentuh tangan wanita, yang tersebut ini,
dirawikan Ai-Bukhari dan Muslim dari 'A-isyah ra.
2.Dirawikan Abu Dawud dari Bilai, pada suatu hadits yang panjang.
3.Banyak perawinya. Dan Al-Bukhari-pun merawikannya
Kemudian Ia kembali kepada makanan tahunannya yang disimpannya. Maka
diutamakannya daripadanya. Sehingga kadang-kadang ia.memerlukan lagi
sebelum habis tahun, kalau tidak datang sesuatu yang lain kepadanya.
Adalah Rasulullah صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . menempel
sandalnya, menampal kainnya dan mengurus tentang kepentingan
keluarganya. Beliau memotong daging bersama keluarganya. Beliau adalah
manusia yang sangat pemalu. Tiada tetap pandangannya pada muka
seseorang. Beliau memperkenankan undangan budak dan orang merdeka.
Beliau menerima hadiah, meskipun seteguk air atau sepaha arnab
(kelinci). Dan membalas hadiah itu dan memakannya.
Beliau tidak memakan harta sedekah dan tiada merasa sombong untuk
memperkenankan panggilan budak dan orang miskin. Beliau marah karena
Tuhan dan tidak marah untuk dirinya sendiri. Beliau menjalankan
kebenaran, walaupun kemelaratannya kembali kepadanya sendiri atau
kepada shahabat-shahabatnya. Dikemukakan kepadanya, supaya meminta
pertolongan orang musyrik, untuk orang musyrik. Sedang beliau dalam
jumlah yang sedikit dan memerlukan satu orang, yang akan menambahkan
bilangan orang yang ada bersamanya. Beliau menolak dan bersabda :
أنا لا أستنصر بمشرك
(Ana laa antashiru bi musyrik). =Artinya : "Aku tiada akan meminta tolong dengan orang musyrik(1).
Rasulullah صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . mendapati seorang dari
shahabat-shahabatnya yang utama dan pilihan, terbunuh diantara
orang-orang Yahudi. (2) Maka beliau tiada mengepung Yahudi itu. Dan
beliau tiada menambahkan di atas pahitnya kebenaran. Akan tetapi beliau
berikan diat kepada yang terbunuh itu seratus ekor unta. Dan diantara
shahabat-shahabatnya ada yang memerlukan benar seekor unta yang akan
dipergunakannya untuk menambah tenaganya bekerja. (3).
Adalah Rasulullah صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . mengikat batu atas
perutnya. Sekali dari karena lapar dan sekali karena beliau makan apa
yang ada. Beliau tidak menolak apa yangdiperolehnya. Dan tidak menolak
makanan halal. Kalau beliau memperoleh tamar, tanpa roti, beliau makan.
(1)Dirawikan Muslim dari. 'A-isyah.
(2)Shahabal itu bernama : Abdullah bin Sahal AJ-Anshari.
(3)Dirawikan Al-Bukhari dan Muslim dari Sahal bin Abi Hatsmah.
Kalau beliau memperoleh makanan panggang, beliau makan. Kalau beliau
memperoleh roti gandum atau sya'ir, beliau makan. Kalau beliau
memperoleh makanan manis atau air madu, beliau makan. Kalau beliau
memperoleh susu, tanpa roti, beliau mencukupkan dengan yang demikian.
Dan kalau beliau memperoleh buah semang ka atau buah kurma yang belum
kering, beliau makan. Beliau tidak makoi dengan duduk bersandar dan
tidak atas meja.
Sapu-tangannya ialah : kedua telapak kakinya (maksudnya
habis makan, tangan itu disapu pada telapak kaki. Itulah
sapu-tangannya). Beliau tiada kenyang dari roti gandum tiga hari
berturut- turut. Sehingga beliau menemui Allah Ta'ala (wafat). Karena
meng- utamakan orang lain dari dirinya sendiri. Tidak karena kemiskinan
dan tidak karena kekikiran.
Beliau berkenan hadlir pada walimah perkawinan. Beliau mengunjungi
orang-orang sakit dan menghadliri pada janazah-janazah. Beliau berjalan
sendirian diantara musuh-musuhnya, tanpa peng- awal.
Beliau manusia yang paling merendahkan diri (tawadlu'). Dan paling
tenang dengan tidak menyombong. Paling bijak berbicara dengan tidak
berpanjang-panjangan. Paling baik kegembiraannya. Beliau tidak terganggu
oleh suatupun dari urusan dunia. Beliau memakai apa yang diperolehnya.
Sekali beliau memakai baju kurung besar (syamlah). Sekali beliau memakai
baju kurung bikinan Yaman. Dan sekali jubbah bulu.
Apa yang beliau peroleh dari pakaian mubah (pakaian yang boleh dipakai),
dipakainya. Cincin beliau perak, dipakainya pada jari manis yang kanan
dan yang kiri. Diikuti di belakang dalam perjalanan oleh hambanya atau
oleh orang lain.
Beliau berkendaraan apa yang mungkin. Sekali kuda, sekali unta, sekali
baghal berwarna kelabu, sekali keledai dan sekali berjalan kaki
telanjang, tanpa kain selendang, tanpa serban dan tanpa pici.
Beliau mengunjungi orang-orang sakit sampai kebahagian kota Madinah yang
terjauh. Beliau suka kepada bau-bauan. Dan tidak menyukai bau yang
kurang baik.
Beliau duduk bersama orang-orang miskin dan makan bersama-sama orang miskin.
Beliau memuliakan orang-orang yang mempunyai akhlaq utama. Dan beliau
berjinak-jinakkan hati dengan kaum bangصَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
an, dengan berbuat baik kepada mereka.
Beliau menyambung silatur-rahim, tanpa melebihkan orang yang lebih utama
dari mereka. Beliau tiada membekot seseorang (maksudnya : bermasam muka
dan tiada bercakap-cakap).
Beliau menerima halangan dari orang yang berhalangan kepadanya. Beliau
bergurau dan tidak mengatakan, kecu ali yang benar. Beliau ketawa tanpa
berbahak-bahak.
Beliau melihat permainan yang mubah. Tiada beliau menantangnya. Beliau
berlomba-lomba dengan keluarganya. Orang meninggikan suaranya kepada
beliau, maka beliau sabar.
Beliau mempunyai unta yang bersusu banyak dan kambing. Beliau minum bersama keluarganya dari susunya.
Beliau mempunyai hamba-sahaya laki-laki dan perempuan. Tiada beliau
meninggi dari mereka pada makanan dan pakaian. Tiada waktu beliau, yang
berlalu pada bukan amalan karena Allah Ta'ala atau pada perbuatan yang
tidak boleh tidak demi kebaikan dirinya.
Beliau keluar ke kebun-kebun shahabatnya. Beliau tiada menghina orang miskin karena kemiskinannya dan kelemahannya.
Beliau tiada takut kepada raja karena kerajaannya. Beliau ajak si-ini
dan si-itu kepada Allah, ajakan yang sama. Allah Ta'ala telah
mengumpulkan baginya perjalanan hidup yang utama dan kebijaksanaan yang
sempurna.
Beliau itu ummi, tiada pandai membaca dan menulis. Beliau lahir di
negeri yang bodoh (jahiliah) dan padang pasir Sahara, dalam.kemiskinan,
mengembala kambing, yatim piatu, tiada mempunyai bapa dan ibu. Maka
beliau diajarkan oleh Allah Ta'aia semua akhlaq yang baik, jalan yang
terpuji, berita orang-orang yang dahulu dan orang-orang yang kemudian,
jalan kelepasan dan kemenangan di akhirat, kegemaran dan keikhlasan di
dunia, melazimi berbuat yang wajib dan meninggalkan yang tidak perlu.
Kiranya Allah menganugerahkan taufiq kepada kita untuk mentha'ati
perintah-Nya dan bersenang hati mengerjakannya. Amin, ya
Rabbal-'alamiin!.
Penjelasan : Sejumlah yang lain dari adab-kesopanan dan akhlaq budipekerti Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ .
Diantara yang diriwayatkan oleh Abul-Bakhtari, ialah, berkata para
shahabat : bahwa Rasulullah صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . tiada
memarahi seseorang dari orang mu’min dengan suatu teguran, melainkan
beliau jadikan kafarat dan rahmat bagi kemarahan itu, untuk orang
tersebut. Beliau tiada sekali-kali mengutuk wanita dan pelayan dengan
sesuatu kutukan. Ada orang mengatakan kepada Rasulullah صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ di mana beliau dalam peperangan : "Kalaulah engkau
kutuk mereka, wahai Rasulullah!". 'Maka beliau menjawab : "Sesungguhnya
aku diutus untuk rahmat dan aku tidak diutus untuk mengutuk". (1).
Adalah Rasulullah صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . apabila diminta
mendo'akan atas seseorang muslim atau kafir, secara khusus,atau secara
umum, niscaya beliau berpaling dari do'a atas orang itu, kepada do'a
bagi (kebaikan) orang itu. Beliau tiada pernah memukul seseorang dengan
tangannya, kecuali memukul pada jalan Allah Ta'ala. Beliau tiada
sekali-kali menaruh dendam dari sesuatu yang diperbuat orang kepada
beliau, kecuali melanggar kehormatan Agama Allah.
(1) Dirawikan Muslim dari Abu Hurairah.
Tiada sekali-kali apa yang diminta beliau memilih diantara dua urusan,
melainkan beliau pilih yang termudah. Kecuali ada padanya dosa atau
memutuskan silatur-rahim.
Maka adalah beliau manusia yang amat terjauh dari yang demikian.
Tiadalah datang seseorang kepadanya, baik orang merdeka atau budak
laki-laki atau budak perempuan, melainkan beliau bangun berdiri untuk
memenuhi hajat keperluan orang itu. Anas ra. berkata : "Demi Allah yang
mengutusnya dengan kebenaran! Tiadalah sekali-kali ia bersabda kepadaku
tentang sesuatu yang tiada disukainya, dengan mengatakan : 'Mengapa
engkau perbuat?' ". Dan tiada pernah isteri-isterinya mencaci aku,
kecuali terus ia bersabda : "Biarkanlah dia! Sesungguhnya" itu adalah
dengan suratan dan taqdir dari Allah"
Dan para shahabat itu berkata : "Rasulullah صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ tiada menghinakan suatu tempat tidur. Jikalau telah
dibentangkan tikar untuknya, niscaya beliau tidur. Dan jikalau tiada
dibentangkan, niscaya berbaring di atas lantai.
Allah Ta'ala telah menyifatkan Rasulullah صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ sebelum beliau dibangkitkan,dalam Taurat pada bahagian pertama
(baris pertama), yaitu firman-Nya : "Muhammad itu Rasul Allah, hamba-Ku
yang pilihan, tiada suka marah, tiada kasar hatinya, tiada berteriak di
pasar-pasar. Ia tiada membalas kejahatan dengan kejahatan. Akan tetapi
ia mema’afkan dan berjabatan tangan. la dilahirkan di Makkah, berhijrah
ke Thabah (Madinah) dan kerajaannya di Syam (Syiria). Ia berkain sarung
di atas pinggangnya. Dia sendiri dan orang-orang yang bersama dia (para
shahabatnya) itu penjaga Al- Qur-an dan ilmu. Ia berwudlu membasuhkan
anggota badannya". Begitu pula sifatnya dalam Injil.
Diantara akhlaqnya, ialah : ia memulai salam dengan orang
yang ditemuinya. Dan siapa yang bersoal-jawab dengan beliau, karena
keperluan, niscaya beliau sabar menyabar dengan orang itu. Se- hingga
beliaulah yang pergi. Dan apa yang diambil seseorang dengan tangannya,
maka beliau melepaskan tangannya, sebelum orang yang mengambil itu
melepaskan tangannya.
Apabila beliau bertemu dengan salah seorang shahabatnya, maka beliau
memulai dengan berjabatan tangan (mushafahah). Kemudian, beliau
mengambil tangannya, lalu menjerejakkannya. Kemudian memegangnya
erat-erat.
Beliau tiada berdiri dan duduk, kecuali dengan dzikir kepada Allah.
Tiada seseorang yang duduk pada tempatnya, di mana beliau sedang shalat,
melainkan beliau meringankan (mencepatkan) shalatnya. Dan terus
menghadapi orang itu, seraya bertanya : " Apakah engkau mempunyai
keperluan?". Apabila orang itu telah selesai dari keperiuannya, maka
Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . kembali lagi kepada shalatnya.
Adalah kebanyakan duduknya, beliau menegakkan kedua betisnya. Dan
memegang dengan kedua tangannya di atas kedua betis itu. Menyerupai kain
yang mengikatkan.
Tiada dikenal tempat duduknya dari tempat duduk shahabat-shahabatnya.
Karena di mana saja ada tempat duduk terluang, terus beliau duduk di
situ. Tiada pernah sekali-kali beliau memanjangkan kedua kakinya,
diantara para shahabatnya. Sehingga tiadalah menyempitkan dengan kedua
kakinya itu akan seseorang. Kecuali tempat itu lapang, tiada sempit.
Kebanyakan duduknya menghadap qiblat.
Beliau memuliakan siapa saja yang masuk ke tempatnya. Sehingga
kadang-kadang beliau bentangkan kainnya untuk orang yang tiada hubungan
kefamilian dan susuan diantara beliau dan orang itu, di mana orang itu
akan duduk di atas kain tersebut. Beliau mengutamakan untuk orang yang
masuk ke tempatnya, dengan kasur yang di bawah duduknya. Kalau orang itu
enggan menerimanya, niscaya beliau berazam, sehingga orang itu memper-
buatnya. Dan apa dipilih oleh seseorang, melainkan orang itu menyangka
bahwa dialah orang yang termulia pada Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ . Sehingga Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . memberikan
kepada tiap-tiap orang yang duduk padanya, bahagian dari wajahnya yang
mulia. Sehingga tempat duduknya, pendengarannya, pembicaraannya,
kelemah-lembutan kebagusannya dan penghadapannya, adalah bagi orang yang
duduk itu.
Dalam pada itu, majelis Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . adalah
majelis yang bersifat malu, merendahkan diri dan amanah (penuh
kepercayaan). Allah Ta'ala berfirman :
فَبِمَا رَحْمَةٍ مِنَ اللَّهِ لِنْتَ لَهُمْ وَلَوْ كُنْتَ فَظًّا غَلِيظَ الْقَلْبِ لانْفَضُّوا مِنْ حَوْلِكَ
(Fa-bimaa rahmatin minallaahi linta lahum wa-lau kunta fadh-dhan
ghaliidhal-qalbi lan-fadl-dluu min haulik).Artinya.: "Maka dengan rahmat
Allah, engkau bersikap lemah-lembut kepada mereka dan kalau kiranya
engkau berbudi kasar dan berhati bengis, tentulah mereka akan lari dari
keliling engkau (S. 'Ali Imran, ayat 159).
Rasulullah صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . memanggil
shahabat-shahabatnya dengan kuniah mereka, karena memuliakan mereka dan
menarikkan hati mereka. Dan beliau memberi gelar kuniah bagi orang yang
tiada mempunyai kuniah. Lalu beliau memanggil dengan kuniah yang
diberikannya. (1) Beliau memberikan juga gelar kuniah kepada kaum wanita
yang mempunyai anak. Dan wanita-wanita yang tiada beranak, beliau mulai
memberikan kuniah untuk mereka,Beliau memberikan gelar kuniah kepada
anak-anak, maka lemah- lembutlah hati mereka.
Adalah Rasulullah صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . manusia yang
terjauh dari kemarahan dan yang paling lekas. merelai sesuatu. Beliau
manusia yang paling menyayangi manusia, manusia yang terbaik bagi
manusia dan manusia yang paling bermanfa'at bagi manusia. Dan tidaklah
suara dikeraskan pada majelisnya. Apabila beliau berdiri dari
majelisnya, lalu membaca :
سبحانك اللهم وبحمدك أشهد أن لا إله إلا أنت أستغفرك وأتوب إليك
(Sub-hanakallaahumma wa bi-hamdika, asyhadu an laa ilaahaillaa anta,
as-taghfiruka wa atuubu ilaika).Artinya : "Maha Suci Engkau, wahai Allah
Tuhanku dan dengan pujian kepada Engkau aku mengaku, bahwa tiada Tuhan
yang di- sembah, melainkan Engkau, aku meminta ampun dan bertaubat
kepada Engkau ".
Kemudian, beliau bersabda : "Bacaan itu diajarkan kepadaku oleh Jibril as.".
Penjelasan : Perkataan dan ketawanya Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ .
Adalah Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . manusia yang paling
fasih tutur-katanya dan yang paling enak bunyi perkataannya. Beliau-
bersabda : "Aku orang Arab yang terfasih (2). Bahwa penduduk sorga
berbicara dalam sorga dengan lughat Muhammad صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ . (3)
(1)Kuniah, ialah : gelar yang didahului dengan perkataan : abu, seperti
Abu Abdillah atau dengan perkataan : ummu, seperti : Ummu Kalsum.
(2)Dirawikan Ath-Thabrani dari Abi Sa'id Al-Khudri, isnad dia'if.
(3)Dirawikan Al-Hakim dari ibnu Abbas dan dipandangnya shahih.
Adalah beliau sedikit berkata-kata, mudah perkataannya. Apabila beliau
bertutur-kata, maka tidak berkata-kata yang tak perlu. Dan kata-katanya
itu adalah seperti mutiara yang tersusun. 'A-isyah ra. berkata : "Adalah
Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ tiada mendatangkan perkataan,
seperti kamu mendatangkan ini. Perkataannya adalah sedikit dan kamu
menyusun kata-kata itu seperti demikian".
Para shahabat itu berkata : "Adalah Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ . manusia yang paling ringkas perkataannya. Dengan itu, Jibril
datang kepadanya. Dan perkataan beliau dengan ringkas (ijaz) itu, telah
mengumpulkan semua yang dikehendakinya. Adalah Nabi صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . berkata-kata dengan kata-kata yang menghimpunkan
segala maksud. Tiada kata-kata yang berlebihan dan yang keteledoran.
Seakan-akan sebahagian dengan sebahagian dari perkataan beliau, diikuti
oleh keberhentian sejenak, yang dapat dihafal oleh pendengarnya dan
dapat dipeli- harakannya.
Adalah Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . manusia yang terbagus
bunyi suaranya. Beliau itu lama diam, tiada berkata-kata pada yang tiada
diperlukan. Beliau tiada mengatakan yang tiada baik (perkataan munkar).
Dan tiada mengatakan pada waktu senang dan pada waktu marah, selain
yang benar. Beliau berpaling dari orang yang berkata-kata tiada baik.
Beliau berkata dengan : kinayah (dengan kata-sindiran), mengenai hal
yang perlu dikatakan, perihal yang tisida disukai. Apabila beliau
berdiam diri, lalu teman-teman duduknya berkata-kata. Dan tiada beliau
berebutan pada pembicaraan. Dan beliau memberi pengajaran dengan
sungguh-sungguh dan nasehat.
Beliau bersabda :
لا تضربوا القرآن بعضه ببعض وأنه أنزل على وجوه
(Laa tadl-ribul-Qur-aana ba'-dlahu bi-ba'-dlin fa-innahu unzila 'alaa
wujuuh).Artinya : "Janganlah kamu memukul Al-Qur-an, sebahagiannya
dipukul dengan sebahagian yang lain, karena sesungguhnya Al-Qur-an itu
diturunkan atas beberapa wajah (bentuk)pengertian (1) Rasulullah صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . adalah manusia yang terbanyak senyum dan
ketawa di muka shahabat-shahabatnya. Dan yang banyak ta'ajjub dari apa
yang dipercakapkan mereka. Dan yang banyak mencampurkan dirinya dengan
mereka. Kadang-kadang beliau ketawa, sehingga tampaklah gigi gerahamnya.
Dan adalah ketawa para shahabatnya di sisinya itu tersenyum, karena
mengikuti dan memuliakannya. Para shahabat itu berkata, bahwa pads suatu
hari datanglah seorang, Arab badui kepada Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ . Dan Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . berobah
warnanya, yang dibantah oleh shahabat-shahabatnya. Orang Arab badui itu
ingin bertanya kepada Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . tentang
sesuatu. Lalu para shahabat berkata : "Jangan engkau perbuat, hai Arab
badui! Sesungguhnya kami membantah perobahan warnanya".
(1) Dirawikan AthThabrani dari Abdullah bin Ami dengan isnad baik.
Arab badui itu menjawab : "Biarkanlah saya bertanya! Demi Allah yang
mengutuskannya dengan kebenaran menjadi nabi! Aku tiada akan
meninggalkannya sebelum ia tersenyum". Lalu Arab badui itu berkata :
"Wahai Rasulullah! Telah sampai berita kepada kami, bahwa Al-Masih,
ya'ni: Dajjal akan datang kepada manusia dengan membawa roti berkuah.
Dan manusia itu telah binasa kelaparan. Apakah engkau berpendapat bagiku
demi ayah dan ibuku, bahwa aku mencegah dari roti berkuah itu, karena
memelihara dan membersihkan diri, sampai aku binasa karena kurus? Atau
aku jadikan tangan ke dalam roti berkuahnya, sehingga apabila perutku
telah penuh kekenyangan, lalu aku beriman dengan Allah dan aku kafir
dengan Dajjal itu?".
Para shahabat itu menerangkan seterusnya : "Maka Rasulullah صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ketawa, sehingga tampak gigi gerahamnya.
Kemudian beliau bersabda : "Tidak! Tetapi Allah akan mengkayakan engkau
dengan apa yang dikayakan-Nya orang-orang mu'min (1)
Para shahabat itu berkata : "Adalah Rasulullah صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ . diantara manusia yang terbanyak senyum dan yang terbaik
jiwa, selama tidak turun kepadanya Al-Qur-an. Atau beliau menyebut
qiamat atau berpidato dengan pidato pengajaran.
Adalah Rasulullah صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . apabila gembira
dan senang, sebaik-baik manusia dalam kesenangan. Kalau beliau memberi
pengajaran, niscaya beliau memberi pengajaran dengan sungguh-sungguh.
Dan kalau beliau marah, maka tidaklah kemarahannya itu, selain karena
Allah, yang tidak dapat sesuatu bangun menghalangi kemarahannya. Begitu
juga pada semua urusannya. Dan apabila terjadi sesuatu urusan, maka
beliau menyerahkan urusan itu kepada Allah. Dan beliau melepaskan diri
dari urusan itu dengan daya dan tenaga dan memohonkan turun petunjuk
(hidayah) Allah. Beliau mendo'a :
(1) Menurut AlIraqi bahwa beliau tak menjumpai asal hadits ini.
اللهم أرني الحق حقا فأتبعه وأرني المنكر منكرا وأرزقني اجتنابه وأعذني من
أن يشتبه على فأتبع هواي بغير هدى منك واجعل هواي تبعا لطاعتك وخذ رضا نفسك
من نفسي في عافية واهدني لما اختلف فيه من الحق بإذنك إنك تهدي من تشاء
إلى صراط مستقيم
(Allaahumma arinil-haqqa haqqan fa-attabi-'ahu wa-arinil-munkara
munkaran war-zuqnij-tinaa-bahu wa-a-'idz-nii min an asy-tabiha 'alayya
fa-attabi-'a hawaaya bighairi hudan minka waj-'al-hawaaya taba-'an
lithaa-'atika wa khudz-ridlaa nafsika min nafsii fii 'aa fiyatin
wah-diini limaa akhtalifu fiihi minal-haqqi bi-idznika innaka tahdii man
tasyaa-u ilaa shitaathin mustaqiim).
Artinya : "Wahai Allah Tuhanku! Perlihatkanlah akan aku kebenaran itu
kebenaran, lalu aku mengikutinya! Perlihatkanlah akan aku kemunkaran itu
kemunkaran, dan anugerahilah aku menjauh- kannya! Lindungilah akan aku
daripada yang meragukan atasku, lalu aku mengikuti hawa-nafsuku, tanpa
petunjuk daripada Engkau! Jadikanlah hawa-nafsuku patuh mentha'ati-Mu!
Ambillah kerelaan diri Engkau dari diriku pada ke-a fiatan! Dan
tunjukilah aku bagi kebenaran yang aku perselisihkan padanya, dengan
keizinan Engkau! Bahwasanya Engkau menunjuki siapa yang Engkau
kehendaki kepada jalan yang lurus (1)
(1) Dirawikan AIMustaghfari dari Abu Hurairah.
Penjelasan : Akhlaq dan adab-kesopanannya صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . mengenai makanan.
Adalah Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . memakan apa yang
didapatinya. Makanan yang paling disukainya, ialah : makanan yang berada
atas dlafaf Dlafaf, ialah : makanan yang banyak tangan memakannya.
Apabila hidangan telah diletakkan, beliau membaca :
بسم الله اللهم اجعلها نعمة مشكورة تصل بها نعمة الجنة
(Bismil-laahil-laahummaj-'alhaa ni'-matan masykuuratan tashilu bihaa ni'-matal-jannah).
Artinya : "Dengan nama Allah. Wahai Allah Tuhanku! Jadukanlah hidangan
ini ni’mat yang disyukuri, yang sampai ni’mat sorga dengan dia!". (1)
Banyak kali, apabila Rasulullah صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ .
duduk makan, beliau merapatkan antara kedua lututnya dan antara kedua
tapak-kakinya, sebagaimana duduk orang yang mengerjakan shalat. Kecuali
lutut yang satu berada di atas lutut "yang. satu lagi dan tapak-kaki
yang satu di atas tapak-kaki yang satu lagi. Dan beliau bersabda :
"Sesungguhnya aku ini hamba. Aku makan sebagaimana hamba makan dan aku
duduk sebagaimana hamba duduk". (2) Beliau tiada memakan makanan yang
masih panas dan beliau bersabda : "Makanan yang masih panas itu tiada
mempunyai barakah. Sesungguhnya Allah tiada menganugerahkan api untuk
makanan kita. Maka dinginkanlah makanan itu!". (3)
Adalah beliau memakan makanan yang berada di depannya. Beliau memakan
dengan tiga anak jarinya. Kadang-kadang beliau meminta tolong
(menambahkan) dengan anak jari ke-empat. Dan beliau tiada memakan dengan
dua anak jari. Dan bersabda : "Bahwa yang demikian itu cara sethan
makan". (4)
'Utsman bin 'Affan ra. datang kepada Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ . membawa kuwe faludzaj (nama semacam kuwe dalam bahasa
Persia). Rasulullah صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . memakan kuwe
itu, sambil bertanya : "Kuwe apa ini, hai Abu Abdillah?".
(1)Dirawikan An-Nasa-i.
(2)Dirawikan Abdur-Razzaq dari Avyub.
(3)Dirawikan Al-Baihaqi dari Abu Hurairah, dengan isnad shahih.
(4)Dirawikan Ad-Daraquthni dari Ibnu Abbas, dengan isnad dia'if.
'Utsman bin 'Affan ra. menjawab : "Demi bapak dan ibuku! Kami masukkan
minyak samin dan madu-lebah dalam periuk dan kami letakkan atas api.
Kemudian kami panaskan sampai mendidih. Kemudian kami ambil tepung
gandum yang halus yang telah ditumbuk. Lalu kami aduk atas minyak samin
dan madu-lebah itu dalam periuk. Kemudian, kami gerak-gerakkan dengan
cambuk, sehingga ia masak. Lalu jadilah seperti yang engkau lihat". Lalu
Rasulullah صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . menjawab : "Bahwa
makanan ini bagus". Adalah Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ .
memakan roti sya'ir yang tiada diajak. Beliau memakan mentimun dengan
kurma yang belum kering (ruthab) dan dengan garam. Buah-buahan basah
yang paling disukainya, ialah : semangka dan buah anggur. Beliau memakan
buah semangka dengan roti dan gula. Kadang-kadang dimakannya semangka
itu dengan ruthab. Semuanya beliau makan dengan dua tangan. Pada suatu
hari, beliau memakan ruthab pada tangan kanannya dan bijinya pada tangan
kirinya. Maka lalulah seekor kambing, lalu beliau tunjukkan kepada
kambing itu dengan biji kurma tadi. Maka kambing itupun lalu makan dari
tapak tangannya yang kiri. Dan beliau makan dengan kanannya sehingga
selesai. Dan kambing itu pergi.
Kadang-kadang beliau memakan buah anggur dengan memegang tangkainya, di
mana kelihatan air buah anggur itu pada janggutnya, seperti benang
mutiara. Kebanyakan makanan'beliau, air dan kurma kering (tamar). Beliau
mengumpulkan susu dengan tamar: Dan beliau menamakan keduanya: dua yang
terbaik (al-athyabain). Makanan yang paling beliau sukai, ialah daging.
Dan beliau bersabda : "Bahwa daging itu menambahkan pendengaran. Dan
daging itu penghulu makanan di dunia dan di akhirat. Jikalau aku meminta
pada Tuhanku, bahwa Ia memberikannya kepadaku tiap-tiap hari, niscaya
dianugerahi-Nya (1)
Beliau memakan roti berkuah dengan daging dan buah labu. Beliau suka
kepada buah labu dan mengatakan : "Bahwa labu itu pohon saudaraku Yunus
as.".
'A-isyah ra. berkata : ".Rasulullah صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ .
bersabda : 'Wahai 'A-isyah! Apabila engkau memasak periuk gulai, maka
banyakhanlah di dalamnya labu. Karena labu itu menguatkan hati orang
yang duka "'. Adalah Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . memakan
daging burung yang ditangkap. Dan beliau sendiri tiada turut menangkap
dan memburu burung itu.
(1 )Dirawikan Abusy
Syaikh dari Ibnu Saman
Beliau suka orang lain menangkap dan membawa kepadanya. Maka beliau
memakannya. Apabila beliau memakan daging, beliau tiada menundukkan
kepalanya kepada daging itu. Dan beliau mengang- katkan daging itu ke
mulutnya, kemudian menggigitkannya. Beliau memakan roti dan minyak
samin. Dan yang beliau sukai dari kambing, ialah daging lengannya dan
daging bahunya. Dan dari sayur, ialah buah labu. Dan dari lauk-pauk,
ialah cuka. Dan dari tamar, ialah kurma Madinah (al-'ajwah). Beliau
mendo'akan pada al-'ajwah itu dengan barakah. Dan beliau bersabda :
"Al-'ajwah itu dari sorga dan obat racun dan sihir(1)
Beliau menyukai dari sayur-sayuran, ialah yang bernama : al-han- doa'dan
al-badzaruj dan sayur al-hamqa yang dinamai : ar-rajlah. Beliau tiada
menyukai daging dua buah pinggang. Karena daging ini tempatnya dekat
kencing. Dan beliau tiada memakan dari kambing tujuh perkara : dzakar
(kemaluan), dua biji pelir, tempat air kencing, empedu, ghudad (daging
yang bulat-buiat yang terjadi dari penyakit antara kulit dan dagingnya)
kemaluan kambing betina dan darah.
Beliau tiada menyukai yang demikian. (1) Beliau tiada memakan bawang
putih, bawang merah dan daun bawang prei (al-kurrats). Beliau tiada
pernah sekali-kali mencela sesuatu makanan. Akan tetapi kalau
mena'jubkannya, beliau makan. Dan kalau tiada menyukainya, beliau
tinggalkan. Dan kalau beliau tiada menyukainya, maka beliau tiada
memarahkannya kepada orang lain.
Beliau tiada menyukai binatang dlabb (bentuk-nya seperti biawak) dan
empedu. Dan beliau tiada mengharamkan kedua macam benda tersebut.
Adalah Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . mengambil makanan sisa
di piring, dengan anak jari beliau, sambil bersabda : "Makanan yang
penghabisan itu banyak barakahnya".
Beliau menjilat anak jarinya dari sisa makanan itu, sehingga anak
jarinya. merah. Dan tiada menyapu tangannya dengan sapu-tangan. Akan
tetapi dijilatinya anak jarinya satu demi satu dan bersabda : "Bahwa
beliau tiada mengetahui pada makanan manakah barakah itu,Apabila telah
selesai dari makan, beliau membaca :
1)Dengan dikatakan "Beliau tiada menyukai yang demikian" jangan sampai
dipahami bahwa darah juga termasuk yang tiada disukai artinya : makruh.
Tidak demikian. sebab darah adalah haram hukumnya dengan ijma Jadi :
tiada disukai mengenai darah adalah tiada dimakan sekalikali dan adalah
darah itu haram Kami buat catatan ini agar tidak meragukan. (Pent.).
Apabila telah selesai dari makan, beliau membaca :
الحمد لله اللهم لك الحمد أطعمت فأشبعت وسقيت فأرويت لك الحمد غير مكفور ولا مودع ولا مستغني عنه
(Al-hamdu-lillaahil-laahumma lakal-hamdu ath-'amta fa-asyba*-ta wa
saqaita fa-arwaita lakal-hamdu ghaira makfuurin wa iaa muwad- da-'in wa
laa mustagh-naa 'anhu).Artinya : "Segala pujian bagi Allah. Wahai Allah
Tuhanku Bagi Engkau segala pujian. Engkau berikan makanan, maka Engkau
kenyangkan. Engkau berikan minuman, maka Engkau puaskan (hilang haus).
Bagi Engkau segala pujian yang tidak dimungkiri keutamaannya, yang tidak
ditinggalkan dan yang diperlukan kepadanya". (1)
Adalah Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . apabila telah memakan
roti dan daging khususnya, membasuhkan kedua tangannya baik-baik.
Kemudian me- nyapu dengan kelebihan air itu mukanya. Beliau minum dengan
tiga kali teguk dan padanya tiga kali membaca : بسم الله bismillaah.
Dan pada masing-masing penghabisannya, tiga kali membaca : الحمد لله
al-ham dulillaah. Adalah Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . minum
dengan mengisap air dan tidak beliau minum dengan tidak bernafas. Dan
beliau berikan air yang lebih dari minumannya, kepada orang yang di
kanannya. Kalau orang yang di sebelah kirinya lebih mulia kedudukannya,
beliau mengatakan kepada orang yang di sebelah kanannya : "Sunat engkau
berikan. Jikalau engkau suka, utamakanlah kepada mereka!".(2)
Kadang-kadang beliau minum dengan satu nafas sampai selesai. Dan beliau
tiada bernafas dalam bejana tempat minum, tetapi beliau berpaling
daripadanya. Dan apabila dibawa kepada beliau, bejana tempat minum, yang
di dalamnya air madu dan susu, maka beliau menolak meminumnya, seraya
bersabda : "Dua minuman dalam satu minuman. Dan dua lauk, dalam satu
tempat". Kemudian Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . bersabda :
"Aku tidak mengharamkannya. Akan tetapi aku tiada menyukai kesombongan
dan dihisab (dihitung amal-perbuatan) dengan amal-perbuatan duniawi yang
tiada diperlukan besok hari qiamat. Aku menyukai tawadlu' (merendahkan
diri). Barangsiapa merendahkan diri karena Allah, niscaya ia diang-
katkan oleh Allah".
(1)Dirawikan Ath-Thabrani dari Al-Harits bin Al-Harits, dengan sanad
dia'if. Dan Al-Bukhari merawikan dari abi Amamah dengan bunyi yang tidak
begitu sama dengan tadi.
(2)Dirawikan Al-Bukhari dan Muslim dari Sahal bin Sa'ad.
Adalah Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . dalam rumahnya lebih
malu dari sahaya perempuan. Beliau tiada meminta pada mereka itu
(keluarganya) makanan. Dan tidak menyatakan keinginannya kepada mereka.
Kalau mereka itu memberikan makanan kepadanya, beliau makan. Dan apa
yang diberikan mereka, beliau terima. Dan minuman apa yang diberikan
mereka, beliau minum.' Kadang-kadang beliau bangun mengambil sendiri apa
yang akan dimakannya atau yang akan diminumnya.
Penjelasan : Adab-kesopanan dan akhlaq Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ mengenai pakaian.
Adalah Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . memakai pakaian yang
diperolehnya : kain sarung atau kain selendang (kain penutup badan) atau
baju kemeja (qamish) atau baju jubbah atau yang lain. Yang mena'jubkan
hati-nya (yang lebih menyukainya), ialah kain hijau. Dan kebanya kan
pakaiannya ialah berwarna putih. Dan beliau bersabda :
ألبسوها أحياءكم وكفنوا فيها موتاكم أخرجه ابن ماجه والحاكم
(Al-bisuuhaa ah-yaa-akum wa kaffinuu fiihaa mautaakum).Artinya:
"Pakaikanlah kain yang berwarna putih itu kepada orang- orang yang masih
hidup dari ktimu dan kafanilah dengan kain putih ttu orang-orang yang
sudah meninggal dari kamu!". (1)
Adalah Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . memakai qaba' (baju yang
dipakai di atas baju- baju yang lain) yang diisi dengan kapas untuk
peperangan dan bukan peperangan. Beliau mempunyai baju qaba' dari kain
sun- dusin. Lalu beliau memakainya, maka baguslah kehijauannya diatas
keputihan warnanya. Dan adalah pakaian Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ . semuanya tinggi di atas kedua mata-kakinya. Dan kain
sarungnya di atas yang demikian, kepada setengah betis. Dan baju
kemejanya terikat dengan kancing baju. Kadang-kadang beliau membuka
kancing itu dalam shalat dan lainnya. Beliau mempunyai kain selimut yang
dicelup dengan kumkuma. Kadang-kadang, beliau mengerjakan shalat dengan
orang banyak dengan memakai selimut itu saja. Kadang-kadang beliau
memakai kain sehelai, tiada yang lain di atas kain sehelai itu. Beliau
mempunyai kain yang bertampal, yang dipakainya. Beliau bersabda :
"Sesungguhnya aku adalah hamba, aku memakai pakaian, sebagaimana yang
dipakai oleh hamba". (2)
(1)Dirawikan Ibnu Majah dan Al-Hakim dari Ibllu Abbas.
(2)Dirawikan Al-Bukhari dan Muslim dari Abi Bardah.
Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . mempunyai dua helai pakaian
yang khusus untuk shalat Jum'at, selain dari pakaian-pakaiannya untuk
bukan Jum'at. Kadang-kadang, beliau memakai sehelai kain sarung, yang
tidak ada kain lain di atasnya. Beliau ikatkan kedua ujungnya diantara
kedua bahunya. Kadang-kadang, dengan pakaian itu beliau meng- imami
orang banyak pada shalat janazah. Kadang-kadang, beliau mengerjakan
shalat di rumahnya, dengan memakai sehelai kain sarung, di mana beliau
berselimut dengan kain sarung itu, yang berlainan letak diantara kedua
ujungnya. Dan adalah kain sarung itu, yang beliau bersetubuh padanya
pada hari itu. Kadang-kadang beliau mengerjakan shalat di malatn hari
dengan kain sarung. Dan beliau berselindang dengan sebahagian kain dari
yang mengiringi rambutnya dan beliau jatuhkan bahagian yang tinggal dari
kain itu, ke atas sebahagian isterinya. Lalu beliau mengerjakan shalat
seperti yang demikian itu.
Sesungguhnya Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . mempunyai pakaian
hitam. Lalu beliau berikan kepada orang. Maka bertanya Ummu Salmah
kepadanya : "Demi ayahku, engkau dan ibuku! Apakah yang dapat diperbuat
oleh orang itu dengan kain hitam tersebut?". Nabi صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . menjawab : "Aku pakaikan akan orang itu". Lalu Ummu
Salmah menjawab : "Belum pernah sekali-kali aku melihat sesuatu yang
lebih cantik, dari putihnya engkau di atas hitamnya kain itu".
Anas berkata: "Kadang-kadang aku melihat Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ . mengerjakan dengan kami shalat Dhuhur, dengan memakai kain
bulu hitam (syamlah), yang beliau ikatkan antara kedua ujungnya". Adalah
Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . memakai cincin. Kadang-kadang
beliau keluar dan pada cincinnya benang terikat, untuk mengingati
sesuatu. Beliau setempelkan dengan cincin itu, pada surat-surat yang
akan dikirim. Beliau bersabda :
الخاتم على الكتاب خير من التهمة
(Al-Khaatamu "alal-kitaabi khairun minat-tuhmah).Artinya : "Cap setempel atas surat adalah lebih baik daripada kena tuduhan(1)
Beliau memakai kupiah (qalansuah);di bawah surban dan dengan tanpa
surban. Kadang-kadang beliau buka qalansuahnya dari kepala. Lalu beliau
jadikan qalansuah itu dinding (sutrah) dihadap- annya. Kemudian, beliau
mengerjakan shalat kepada dinding dari qalansuah tadi. Dan kadang-kadang
tidak ada surban. Lalu beliau ikatkan kain pada kepalanya dan dahinya.
(1) Dirawikan AlBukhari dan Muslim dari Anas.
Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . mempunyai sehelai surban yang
dinamai : as-sahab (awan). Lalu beliau berikan kepada 'Ali ra.
Kadang-kadang 'Ali ra. datang dengan memakai as-sahab. Lalu Nabi صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . bersabda : "Datang 'Ali kepadamu dengan
memakai as-sahab". Adalah Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ .
apabila memakai pakaian, beliau memakainya dari sebelah kanannya, sambil
membaca :
الحمد لله الذي كساني ما أواري به عورتي وأتجمل به في الناس
(Al-hamdulillaahil-ladzii kasaanii maa uwaarii bihi auratii wa ata- jammalu bihi fin-naas).
Artinya : "Segala pujian bagi Allah yang menganugerahkan kepada- ku
pakaian, yang dengan pakaian itu aku menutup auratku dan aku
memperelokkan diriku pada manusia'(1) Apabila beliau membuka pakaiannya,
maka beliau keluarkan dari sebelah kirinya. Apabila beliau memakai
pakaian baru, lalu beliau berikan pakaian tuanya kepada orang miskin.
Kemudian beliau bersabda : "Tiada dari orang muslim yang memberi pakaian
akan orang muslim, dari kain tuanya, di mana ia tiada memberikan
pakaian itu, melainkan semata-mata karena Allah, melainkan ia berada
dalam tanggungan Allah. Pemeliharaan-Nya dan kebajikanNya, selama ia
menutup aurat orang muslim itu, pada waktu hidup nya dan matinya(2)
Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . mempunyai tikar tidur dari
kulit yang sudah disamak, yang diisikan dengan kulit kayu kurma yang
halus. Panjangnya dua hasta atau hampir dua hasta. Lebarnya sehasta
sejengkal atau hampir sehasta sejengkal.
Beliau mempunyai baju 'aba-ah (baju terbuka depannya, dipakai di atas
baju lain), yang dibentangkan untuk Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ ke mana saja beliau berpindah duduk, yang dili patkan dua
lapis, untuk di bawah tempat duduknya.
Beliau tidur di atas tikar, yang di bawahnya, tiada suatupun lainnya.
Diantara akhlaq Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ialah menamakan
binatang kendaraan- nya, senjatanya dan barang-barangnya. Dan adalah
nama bendera- nya ; Al-'Uqab, nama pedangnya yang dibawa ke medan perang
:
(1)Dirawikah Ibnu Majah dan Al-Hakim dari 'Umar bin Khaththab. Dan dipandangnya shahih.
(2)Dirawikan Al-Hakim dan Al-Baihaqi dari 'Umar.
Dzul-faqar. Beliau mempunyai pedang, yang dinamai : Al-Mikh-dzam. Dan
sebuah pedang yang lain, dinamai: Ar-Rasub. Dan yang lain lagi, dinamai :
Al-Qadlib. Dan tangkai pedangnya dihiasi dengan perak.
Beliau memakai tali pedangnya dari kulit yang tersamak. Padanya tiga
helai tali dari perak. Dan nama busur Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ ., ialah : Al- Katum. Dan nama tempat panahnya, ialah :
Al-Kafur. Nama unta- nya, ialah : Al-Qushwa, yaitu yang dinamakan juga :
Al-'Udl-ba. Nama baghalnya uialah : Ad-Duldul. Nama keledainya, ialah :
Ya'fur. Dan nama kambingnya yang beliau minum susunya, ialah : 'Ainah.
Beliau mempunyai tempat bersuci dari tembikar, yang beliau berwudlu
padanya dan meminum daripadanya. Maka orang banyak mengirim anak-anaknya
yang kecil yang telah berakal. Lalu mereka itu masuk ke tempat
Rasulullah صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . Mereka itu tiada ditolak
untuk masuk ke tempat beliau.
Apabila anak-anak itu memperoleh air pada tempat bersuci tadi, lalu
mereka minum. Dan menyapu mukanya dan tubuhnya dengan air tersebut.
Mereka itu mencari barakah dengan yang.demikian.
Penjelasan : Kema'afannya Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . serta kemampuannya membalas.
Adalah Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . manusia yang tidak lekas
marah. Dan yang amat suka memberi ma'af serta mampunya mengambil
balasan. Bahwa ada orang membawa gelang emas dan perak kepada Nabi
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . Lalu beliau bagi-bagikan diantara
shahabat-shahabatnya. Lalu bangunlah seorang badui, seraya berkata :
"Hai Muhammad! Demi Allah! Sesungguhnya Allah menyuruh engkau berlaku
adil. Maka aku tiada melihat engkau berlaku adil". (2)
Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ menjawab : "Sayang engkau Siapakah yang berlaku adil kepada engkau sesudahku?".
Tatkala orang badui itu telah pergi, lalu Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ . bersabda : "Kembalikanlah dia kepadaku perlahan-lahan".
Jabir meriwayatkan : "Bahwa Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ .
menerima perak untuk orang banyak pada hari perang Khaibar dalam kain
Bilal. Lalu seorang laki-laki berkata kepada Nabi صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . : 'Wahai Rasulullah! Berlakulah adil!'"
(1)Baghal hewan, hampir sama dengan keledai.
(2)Dirawikan Abusy-Syaikh, dari Ibnu 'Umar, dengan isnad baik.
Lalu Rasulullah صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . menjawab kepadanya :
"Sayang engkau! Siapakah yang akan bertindak adil, apabila aku tidak
adil? Jadi, sesungguhnya aku telah sia-sia dan merugi, jikalau aku tidak
berlaku adil".
Lalu 'Umar bangun, seraya berkata : "Apakah tidak aku potong lehernya?
Sesungguhnya dia itu orang munafiq". Maka Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ . menjawab : "Aku berlindung dengan Allah! Bahwa manusia akan
memperkatakan, bahwa aku membunuh shahabat- shahabatku!". (1)
Adalah Rasulullah صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . pada suatu
peperangan. Lalu mereka itu (pihak musuh) melihat kaum muslimin dalam
kelengahan. Lalu datanglah seorang laki-laki, sehingga ia berdiri dekat
kepala Rasulullah صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . dengan pedang
terhunus di tangannya, seraya berkata : "Siapakah yang mencegah engkau
daripadaku". Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . menjawab :
"ALLAH!".
Berkata perawi : "Maka jatuhlah pedang itu dari tangan laki-laki tadi.
Lalu Rasulullah صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . mengambil pedang
tersebut dan bersabda : "Siapakah yang mencegah engkau daripadaku".
Laki-laki itu menjawab : "Adalah engkau hendaknya sebaik-baik orang yang
mengambil kebajikan!".
Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . menjawab :
قل أشهد أن لا إله إلا الله وأني رسول الله .
(Qul: Asy-hadu allaa ilaaha illallaah wa annii rasuulullaah).Artinya:
"Aku mengaku, bahwa tiada Tuhan yang disembah selain Allah dan bahwa aku
Rasul Allah
Laki-laki itu lalu menjawab : "Tidak! Hanya aku tiada akan memerangi
engkau. Aku tiada akan bersama engkau. Dan aku tiada akan bersama kaum
(orang-orang) yang memerangi engkau". Maka Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ . melepaskan laki-laki itu. Lalu ia datang kepada
teman-temannya, seraya ia berkata : "Aku datang kepada kamu dari orang
yang terbaik diantara manusia". (2) Anas meriwayatkan : "Bahwa seorang
perempuan Yahudi datang kepada Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ .
membawa daging kambing yang beracun, supaya Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ . memakannya. Lalu perempuan itu dibawa kepada Nabi صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . Maka beliau bertanya kepadanya tentang hal
itu. Maka perempuan itu menjawab : 'Aku bermaksud membunuh engkau*
(1)Dirawikan Muslim dari Jabir.
(2)Dirawikan Al-Bukhari dan Muslim dari Jabir.
Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . menjawab : "Allah Ta'ala tiada menyerahkan kekuasaan kepada engkau atas yang demikian".
Maka para shahabat bertanya : "Apakah tidak kami bunuh perem puan ini?".
Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . menjawab : "Jangan(1)
Seorang laki-laki Yahudi menyihir Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
. Lalu Jibril as. mengkabarkan yang demikian kepada Nabi صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . sehingga sihir itu dapat dikeluarkan (dari sumur
Dzarwan) dan terlepaslah ikatannya. Dan Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ , memperoleh keringanan sakit karena yang demikian. Dan Nabi
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . tiada menyebutkan yang demikian
kepada Yahudi itu. Dan tiada sekali-kali melahirkannya kepada Yahudi
tersebut. (2)
'Ali ra. berkata : "Rasulullah صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ .
mengutuskan aku, Zubair dan Miqdad, dengan sabdanya : Berjalanlah,
sehingga kamu sampai ke Raudlqh Khakh. Di situ ada : dha’inah (wanita
yang ditinggal kan oleh suaminya) di mana pada wanita tersebut ada
sepucuk surat. Maka ambillah surat itu daripadanya!Kami-pun berjalan,
sehingga sampailah kami di Raudlah Khakh. Lalu kami berkata kepada
wanita itu "Keluarkanlah surat itu!". Wanita itu menjawab : "Tiada surat
padaku". Lalu kami berkata : "Engkau keluarkan surat itu atau kami buka
kain engkau!".
Lalu perempuan itu mengeluarkan surat tersebut dari sanggul rambutnya.
Maka surat itu kami bawa pada Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ .
Tiba-tiba tersebut dalam surat itu : "Dari Hathib bin Abi Balta'ah
kepada orang-orang musyrikin di Makkah. Ia menerangkan kepada mereka
itu, suatu hal dari hal-ihwal Rasulullah صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ .". Maka Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ .;bertanya :
"Hai Hathib! Apa ini?". Hathib menjawab : "Wahai Rasulullah! Janganlah
engkau bersegera murka kepadaku! Bahwasanya aku ini adalah orang yang
ada hubungan dengan kaumku. Dan ada orang-orang muhajirin yang
bersamamu, mempunyai kerabat (famili) di Makkah, yang mereka itu
melindungi keluarganya. Maka aku menyukai ketika telah lenyap bagiku
yang demikian dari keturunan, dari mereka bahwa aku mengambil pada
mereka itu suatu tangan, yang mereka akan melindungi kerabatku dengan
tangan tersebut. Dan aku tiada berbuat demikian, karena kafir dan tidak
karena rela dengan kafir sesudah Islam dan tidak karena murtad dari
agamaku".
(1)Dirawikan Muslim dari Anas.
(2)Dirawikan An-Nasa-i dari Zaid bin Arqam, dengan isnad shahih.
Lalu Rasulullah صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . menjawab : "Bahwa
Rasulullah صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . membenarkan kamu".
Lalu 'Umar ra. berkata : "Biarkanlah aku pukul leher munafiq ini". Nabi
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . bersabda : "Bahwa laki-laki ini
telah menghadliri perang Badar dan engkau tiada mengetahui semoga Allah
Azza wa Jalla telah melihat kepada peserta-peserta Badar. Allah Tayala
berfirman : Berbuatlah apa yang kamu kehendaki! Sesungguhnya Aku telah
mengampunkan dosamu (1)
Rasulullah صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . membagikan suatu bahagian
dari harta. Lalu seorang laki-laki dari anshar berkata : "Ini adalah
bahagian yang tiada dimaksudkan wajah Allah Ta'ala (tidak
li-wajhillah)". Lalu perkataan yang demikian diterangkan kepada Nabi
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . Maka merahlah muka beliau seraya
bersabda : liDiberi rahmat kiranya oleh Allah akan saudaraku nabi Musa
yang telah disakiti dengan lebih banyak dari mi, tetapi ia sabar (2)
Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . bersabda : "Tidaklah
disampaikan sesuatu kepadaku oleh seseorang kamu dari seseorang
shahabatku. Maka sesungguhnya aku suka, bahwa aku keluar kepadamu dan
dadaku dalam keadaan yang sejahtera". (3)
Penjelasan : Tentang Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . memejamkan matanya dari haI yang tiada disukainya.
Adalah Rasulullah صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . halus kulitnya,
lembut lahir dan bathinnya. Diketahui pada wajahnya akan kemarahan dan
kesenangannya. Apabila bersangatan perasaannya (emosinya), niscaya
banyak beliau memegang janggutnya yang mulia. Beliau tiada berbicara
dengan seseorang, dengan apa yang tiada disukainya. Seorang laki-laki
masuk ke tempat *Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . Pada orang itu
warna kuning. Lalu beliau tiada menyukai warna kuning itu. Maka beliau
tiada mengatakan suatupun kepada orang itu, sampai ia keluar. Lalu
beliau mengatakan kepada sebahagian kaum yang ada di situ : "Kalau
kiranya kamu katakan kepada orang itu tadi, supaya me- ninggalkan itu
(warna kuning)!".
(1)Dirawikan Al-Bukhari dan Muslim.
(2)Dirawikan Al-Bukhari dan Muslim dari Ibnu Mas'ud.
(3)Dirawikan Ad-Daraquthni dari Ibnu Mas'ud, hadits gharib.
Seorang Arab badui kencing dalam masjid di hadapan Nabi صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . Lalu para shahabat bermaksud mencegahnya. Maka Nabi
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . bersabda :
لا تزرموه
Artinya : "Jangan kamu putuskan kencingnya!".
Kemudian Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ bersabda kepada badui
itu : "Bahwa masjid- masjid ini tiada patut untuk sesuatu kekotoran,
kencing dan berak Dan pada suatu riwayat: "Dekati dia! Jangan kamu jauh
kan!(1)
Pada suatu hari datang seorang Arab badui kepada Nabi صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . meminta sesuatu. Maka Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ . meraberikannya. Kemudian beliau bersabda kepada orang badui
itu : "Aku telah berbuat baik kepada- mu',Orang badui itu menjawab :
"Tidak! Engkau tidak memberi kebaikan kepadaku".
Yang meriwayatkan itu berkata : "Lalu kaum muslimin marah dan bangun
berdiri menghadapi badui itu. Maka Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ . memberi isyarat kepada kaum muslimin itu : 'Bahwa cegahlah
dari berbuat sesuatu!' ". Kemudian beliau bangun berdiri dan masuk ke
rumahnya. Dan beliau mengirim kepada badui itu dan menambahkan kepadanya
sesuatu. Kemudian, beliau bersabda : "Aku telah berbuat baik kepadamu".
Badui itu menjawab : "Ya, benar! Kiranya Allah membalas dengan kebajikan
kepada engkau, dari famili dan kerabat!". Lalu Nabi صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . bersabda kepadanya : "Bahwa engkau telah
mengatakan, apa yang engkau katakan. Dan pada hati shahabat-shahabat- ku
ada sesuatu dari yang demikian itu. Kalau engkau sukay katakanlah di
hadapan mereka, apa yang telah engkau katakan di hadapanku. Sehingga
hilanglah dari dada mereka, apa yang ada di dalamnya, terhadap engkau!".
Badui itu menjawab : "Ya, baik!".
Keesokan harinya atau pada sore hari itu, orang badui itu datang. Lalu
Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . bersabda : "Bahwa orang badui
ini telah mengata- kan, apa yang telah dikatakannya. Lalu kami
tambahkanpemberian kepadanya. Maka sekarang ia mengaku, bahwa ia telah
senang. Benarkah demikian ?Badui itu menjawab: "Ya, benar! Kiranya Allah
membalas dengan kebajikan kepada engkau, dari ahli dan kerabat!".
(1) Dirawikan AlBukhari dan Muslim dari Anas.
Maka Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . bersabda : "Bahwasanya
seperti aku ini dan seperti orang badui ini, adalah seperti seorang
laki-laki yang mempunyai seekor unta yang telah lari daripadanya. Lalu
diikuti oleh orang banyak untuk menangkapnya. Tetapi mereka itu tiada
menambah kan unta itu kepada dekat, melainkan semakin lari. Lalu mereka
itu dipanggil oleh pemilik unta itu.: 'Biarkanlah aku dan untaku! Maka
sesungguhnya aku lebih sayang dan lebih mengetahui dengan unta itu ,
Maka pemilik unta itu datang di hadapan unta. Lalu mengambil rumput
untuk unta itu. Maka dengan perlahan-perlahan ia mengembalikan unta itu.
Sehingga unta itu datang dan jinak. Dan dapat ia mengikatkan alat
kendaraan ke atas unta itu dan mengendarainya. Dan sesungguhnya aku,
jikalau aku biarkan kamu, di mana laki-laki itu telah mengatakan apa
yang telah dikatakannya, lalu kamu membunuhnya, niscaya ia masuk neraka.
Penjelasan : Kemurahan dan kelimpahan hati Nabi.صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ .
Adalah Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ manusia yang banyak
kelimpahan dan kemurahan hati. Dalam bulan Ramadlan, beliau adalah
seperti angin yang dilepaskan berhembus tiada memegang sesuatu dari
harta. 'Ali ra. apabila menyifatkan Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ . berkata : "Adalah Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ .
manusia yang bermurah tangan, manusia yang berlapang dada, manusia yang
sangat benar pembicaraan, manusia yang sangat menepati janji, manusia
yang teramat lemah-lembut kelakuan dan manusia yang sangat memuliakan
kekeluargaan. Barungsiapa melihat Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
. dengan tiba-tiba, niscaya takut kepadanya. Dan barangsiapa
bercampur-baur dengan Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . dengan
mengenalnya, niscaya mencintainya. Orang yang menyifatkan Nabi صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . berkata: "Tidak pernah aku melihat
sebelumnya dan sesudahnya oraug seperti Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ .".
Dan tidaklah sekali-kali dimintakan sesuatu pada Nabi صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . atas Agama Islam, melainkan diberikannya. (1).
Seorang laki-laki datang kepada Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ .
lalu meminta padanya, maka beliau memberikan kepada orang itu kambing
yang ada diantara dua bukit. Lalu orang itu kembali kepada kaumnya dan
berkata : "Marilah kamu semuanya, masuk Islam! Sesungguhnya Muhammad
mem- berikan, sebagai pemberian orang, yang tiada takut akan kemis-
kinan. Dan tiada pernah orang meminta padanya sesuatu, lalu beliau
mengatakan : 'Tidak!' ". (2)
Orang membawa kepada Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . sembilan
puluh ribu dirham. Lalu beliau letakkan atas tikar. Kemudian beliau
bangun, lalu membagi-bagikannya. Beliau tiada menolak seorangpun yang
meminta, sehingga selesailah beliau membagi-bagikannya. (3) Datang
seorang laki-laki kepada Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . lalu
meminta pada Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . Beliau menjawab :
"Tak ada suatupun padaku. Tetapi belilah atas tanggunganku! Apabila
datang sesuatu kepada kami, niscaya kami lunaskan".
Lalu sahut 'Umar : "Wahai Rasulullah! Allah tidak memberatkan engkau yang tidak engkau sanggupi".
Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . tiada senang yang demikian.
Lalu laki-laki itu berkata : "Belanjakanlah! Dan jangan takut akan
kekurangan dari Tuhan yang mempunyai'Arasy!".
(1)Dirawikan Al-Bukhari dan Muslim dari Anas.
(2)Dirawikan Al-Bukhari dan Muslim dari Jabir.
(3)Dirawikan Abul-Hasan bin Adl-Dlahhak dan Al-Hasan, hadits mursal.
Maka tersenyumlah Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . dan diketahui kegembiraan pada wajahnya.
Tatkala Nabi" صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . kembali dari perang
Hunain, maka datanglah beberapa Arab badui, meminta sesuatu pada Nabi
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . Sehingga mereka itu membawa Nabi
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . kepada sepohon kayu. Maka
tersangkutlah kain selendang Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ .
pada pohon kayu itu. Lalu Rasulullah صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ .
berhenti, seraya bersabda : "Berikanlah kepadaku selendangku! Jikalau
aku mempunyai nVmat sebanyak duri iniy niscaya aku bagi-bagikan diantara
kamu. Kemudian, kamu tiada akan mendapati aku ini kikir, pendusta dan
pengecut". (1)
Penjelasan : Keberanian Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ .
Adalah Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . manusia yang suka
menolong dan sangat berani. 'Ali ra. berkata : "Sesungguhnya engkau
melihat aku pada hari perang Badar. Kami berlindung dengan Nabi صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ dan beliau yang paling terdekat kepada musuh
dari kami. Dan beliau pada hari itu diantara manusia yang sangat
perkasa".
'Ali ra. berkata pula : "Apabila perang telah berkecamuk, kaum ,
muslimin telah bertemu dengan kaum kafir, niscaya kami memeliharakan
diri dengan Rasulullah صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . Maka tiada
seorangpun yang lebih dekat kepada musuh, dari Nabi صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ .". (2)
Ada yang mengatakan, bahwa Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ itu
sedikit berkata-kata dan sedikit berceritera. Apabila beliau menyuruh
manusia berperang, niscaya dengan bersungguh-sungguh dan adalah beliau
diantara manusia yang sangat perkasa. Dan orang yang berani saja yang
dekat kepada Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . dalam peperangan,
karena dekatnya belitu dengan musuh. (3)
imran bin Hushain berkata : "Tiada Rasulullah صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ . menemui suatu kumpulan tentara, melainkan beliaulah orang
yang pertama. memukulnya".
Pada shahabat berkata, bahwa Nabi si.w. sangat kuat pukulannya. Tatkala
beliau dikelilingi oleh kaum musyrik, lalu turun dari baghalnya, seraya
bersabda : "Aku ini Nabi, tidak dusta. Aku ini putera Abdul
Muththalib(4)Maka tiada seorangpun yang dilihat pada hari itu yang lebih
berani dari Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ .
(1)Dirawikan Al-Bukhari dari Jubair bin Muth'im.
(2)Dirawikan An-Nasafi, dengan isnad shahih. Dan Muslim-pun merawikan seperti itu dari Al-Barra
(3)Dirawikan Muslim dari Al-Barra'.
(4)Dirawikan Al-Bukhari dan Muslim dari Al-Barra'.
Penjelasan : Merendah-dirinya Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ .
Adalah Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . manusia yang sangat
merendahkan diri dalam ketinggian kedudukannya. Ibnu 'Amir berkata :
"Aku melihat Rasulullah صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . melempar
Jamratul- "aqabah di atas unta kelabu. Tak ada padanya orang yang
memukul orang lain, orang yang menolak orang lain dan orang yang berkata
: *Kepadamu, kepadamu * ". Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ .
meugendarai keledai, yang disusun di atasnya kayu tempat duduk. Dan
dalam pada itu orang berkendaraan di belakangnya. Adalah Nabi صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . mengunjungi orang sakit, mengantar janazah,
memperkenankan undangan hamba. orang. Beliau menempel sandal dan
menampal kain. Dan bekerja di rumahnya bersama keluarganya mengenai
keperluan mereka. Para shahabatnya tiada bangun berdiri untuk Nabi
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ , Karena mereka tahu akan bencinya
Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . yang demikian.
Beliau lalu di hadapan anak-anak. Lalu beliau memberi salam kepada
mereka. Pada suatu hari dibawa seorang laki-laki kepada Nabi صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . Lalu orang itu gementar dari kehebatan Nabi
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . Maka beliau berkata kepada orang
itu : "Mudahkan saja bagimu! Aku bukan raja. Aku hanya putera, seorang
perempuan Quraisy, yang memakan daging kering".
Adalah Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ , duduk antara para
shahabatnya, bercampur-baur dengan mereka, seolah-olah beliau salah
seorang dari mereka. Maka datanglah seorang asing, lalu tiada
mengetahui, yang mana beliau. Sehingga ia bertanya dari hal Nabi صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . Sehingga mereka (para shahabat) meminta
kepada Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . supaya duduk pada suatu
tempat yang dapat dikenal beliau oleh orang asing, yang baru datang.
Maka para shahabat membangun suatu tempat yang tinggi sedikit dari taruh
liat. Lalu Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . duduk di situ. (1)
'A-isyah ra. berkata kepada Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . :
"Makanlah bersandar! Kiranya Allah menjadikan aku tebusan engkau.
Sesungguhnya duduk bersandar itu adalah lebih mudah bagi engkau". Kata
yang meriwayatkan : "Lalu Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ .
mendengar dengan menundukkan kepalanya, sehingga hampir dahinya kena
dengan tanah. Kemudian, Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ .
bersabda : "Tetapi aku makan, seperti hamba-sahaya makan dan aku duduk
seperti hamba-sahaya duduk".
(1) Dirawikan AdDaraquthni dan AnNasai dari Abu Hurairah.
Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ tidak makan-di atas : meja makan.
Dan tidak pada : bejana yang diletakkan padanya segala makanan .yang
disukai (sukur-rujah). Sehingga beliau kembali kepada Allah Ta'ala
(wafat). Tiada seorangpun daripada para shahabatnya dan orang lain yang
memanggilnya, melainkan beliau menjawab dengan perkataan : Labbaik!
(Ya!). (1)
Apabila beliau duduk bersama orang banyak, kalau mereka itu berkata-kata
tentang arti akhirat, niscaya beliau masuk bersama mereka. Dan kalau
mereka bercakap-cakap tentang makanan atau minuman, niscaya beliau
bercakap-cakap serta mereka. Dan kalau mereka berkata-kata tentang
dunia, niscaya beliau bercakap-cakap bersama mereka. Karena kasih-sayang
dan merendahkan diri kepada mereka.
Mereka itu kadang-kadang menyanyikan sya'ir (pantun) di hadapannya. Dan
menyebutkan beberapa hal keadaan masa jahiliah. Dan mereka itu ketawa.
Lalu Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . tersenyum apabila mereka
itu ketawa dan beliau tidak menghardik mereka, selain dari yang haram.
(2)
Penjelasan : Rupa Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . dan kejadiannya.
Diantara sifat tubuh Rasulullah صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ .,
ialah beliau tidak panjang (tinggi) yang bersangatan dan tidak pendek
yang menyolok. Tetapi- beliau adalah sedang, apabila beliau berjalan
sendirian. Dalam pada itu, tidaklah seseorang manusia yang berjalan kaki
bersama beliau, di mana orang itu dapat dikatakan tinggi, melainkan
adalah Rasulullah صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . lebih tinggi
daripadanya. Kadang- kadang beliau diapit oleh dua orang yang tinggi,
maka beliau berada lebih tinggi dari kedua orang tersebut. Apabila kedua
oraiig itu telah berpisah dengan beliau, maka kedua orang tersebut
dapat dikatakan tinggi, sedang Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ .
dikatakan : sedang. Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . bersabda :
جعل الخير كله في الربعة
(Ju-'ilal-khairu kulluhu fir-rib-'ati).Artinya: "Kebajikan semuanya dijadikan pada orang yang sedang (pertengahan(3)
(1)Dirawikan oleh Abu Naim dari A-isyah.
(2)Dirawikan Muslim dari Jabir bin Samrah.
(3)Dirawikan Abu Na'im dari A-isyah.
Adapun warna kulit Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . adalah : azharul-laun, tidak sangat merah dan tidak sangat putih.
Azharul-laun, ialah : warna putih yang gilang-gemilang cahayanya, tidak
bercampur dengan kuning, merah dan sesuatu dari warna- warna lain.
Beliau disifatkan warnanya oleh pamannya Abu Thalib, yang bermadah :
Putih yang meminta turun hujan, dari awan dengan wajahnya, pertolongan
bagi anak yatim yang kasihan, pemeliharaan bagi wanita janda.
Sebagian mereka menyifatkan Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ .,
bahwa kulitnya putih bercampur merah. Mereka mengatakan, bahwa yang
putih bercampur dengan merah, ialah warna tubuh Nabi صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . yang tampak bagi matahari dan angin, seperti : muka
dan leher. Dan putih yang bersih dari warna merah, ialah bahagian
tubuhnya yang di bawah kain.
Adalah keringatnya صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . pada mukanya,
seperti mutiara, yang lebih harum dari kesturi yang sangat harum.
Adapun rambutnya, maka adalah : ia berambut ikal. Kebagusan rambutnya
tidaklah dengan kakunya (lurus seperti duri landak). Dan tidaklah dengan
keriting yang berlipat-lipat (tetapi di tengah- tengah diantara dua
sifat rambut tadi).
Apabila beliau menyisir rambutnya dengan sisir, jadilah seakan-akan
jalinan pasir. Ada yang mengatakan, rambut Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ . itu memukul kedua bahunya (sampai menutup kedua bahunya,
kiri dan kanan). Kebanyakan riwayat meriwayatkan, bahwa rambut Nabi
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . sampai kepada ujung kedua
telinganya. Kadang-kadang beliau buatkan rambutnya menjadi empat
sanggul. Masing-masing telinganya keluar diantara dua sanggul itu.
Kadang-kadang beliau buat rambutnya ke atas dua telinganya, maka
lahirlah segala pihak rambut yang di atasnya itu berkilau-kilauan
cahayanya. Adalah uban Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . pada
kepala dan pada janggutnya, tujuh belas helai. Tiada lebih dari itu.
Adalah Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . manusia yang tercantik
mukanya dan yang bersinar-sinar. Tiada yang menyifatkan wajahnya oleh
seseorang yang menyifatkannya, melainkan diserupakannya dengan bulan
pada malam purnama raya. Dan kelihatan senangnya dan marahnya pada
wajahnya, karena bersih kulitnya.
Shahabat-shahabatnya mengatakan, bahwa wajah Nabi صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . itu adalah seperti yaug disifatkan oleh shahabatnya
Abu Bakar Ash- Shiddiq ra. yang bermadah dengan sekuntum sya'ir :
Nabi kepercayaan dan pilihan,
ia menyeru kepada kebaji kan.
Seperti cahaya bulan purnama raya,
yang menghilangkan gelap gulita.
Adalah Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . luas dahinya. Melengkung
kedua bulu keningnya itu, menyempurnakan (dengan banyak bulunya serta
memanjang ke tepi). Ruang putih halus (ablaj) diantara kedua bulu
keningnya itu seolah-olah perak yang putih bersih, diantara keduanya.
Kedua matanya adalah lapang, sangat hitam mata hitamnya. Pada kedua
matanya bercampur dengan warna merah. Dan adalah bulu mata Nabi صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . tebal, sehingga bulu mata itu bercampur
rapat karena banyaknya. Dan beliau berhidung mancung. Artinya : hidung
beliau lurus mancung. Dan giginya jarang dengan tersusun baik, artinya :
jarang-jarangnya. Apabila beliau tenang dengan ketawa, maka beliau
tenang seperti cahaya kilat apabila gilang-gemilang. Beliau adalah yang
terbaik dua bibir dari hamba Allah. Dan yang paling lemah-lembut apabila
mulutnya tertutup.
Kedua pipinya adalah menurun, tidak meninggi, tidak bermuka panjang dan
tidak bermuka sangat bulat, berjanggut tebal. Beliau membiarkan banyak
dan panjang janggutnya dan mengambil (mencukur) kumisnya.
Adalah lehernya yang terbaik dari semua hamba Allah. Tidak dapat
dikatakan' panjang dan tidak dapat dikatakan pendek. Apa yang tampak
dari lehernya bagi matahari dan angin (terbuka), maka adalah seolah-olah
cerek perak yang bercampur emas, yang gilang- gemilang dalam keputihan
perak dan kemerahan emas. Adalah Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ .
itu berdada lebar. Tiada melampaui daging sebahagian badannya akan
sebahagian yang Iain, seperti cermin pada ratanya. Dan seperti bulan
pada putihnya. Yang bersambung antara tulangnya yang di atas dada dan
pusatnya dengan bulu yang lurus, seperti ranting kayu yang terpotong.
Tak ada pada dadanya dan perutnya, bulu yang lain.
Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . mempunyai tiga lipatan perut,
yang ditutup oleh kain sarung satu daripadanya. Dan dua lagi tampak
kelihatan. Kedua bahu beliau besar, banyak bulu pada keduanya. Besar
al-karadis,
artinya : ujung tulang kedua bahu, kedua siku dan kedua belahan pinggang.
Belakang (punggung) beliau adalah lebar. Diantara kedua bahunya itu, cap
kenabian. Yaitu : dari apa yang mengiringi bahunya yang kanan, ada
padanya tanda hitam, yang mendekati kepada keku- ningan. Kelilingnya
bulu yang tersusun beriring-iringau, seolah- olah kuduk kuda. Beliau
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . besar kedua lengannya dan kedua
hastanya, panjang (besar) kedua pergelangan-tangannya, lapang kedua
tapak-tangannya, sedang panjang anak-anak jarinya. Seakan- akan
anak-anak jarinya itu ran ting-ranting perak. Tapak-tangannya lebih
lembut dari sutera. Seolah-olah tapak-tangannya itu tapak- tangan
penjual minyak wangi tentang harumnya. Baik tapak-tangannya itu
menyentuh bau-bauan atau tiada menyentuhinya. Orang yang berjabat tangan
dengan Rasulullah صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ., maka
senantiasalah harinya itu mendapati bau harumnya.
Beliau meletakkan tangannya yang mulia atas kepala anak kecil. Maka
dikenal diantara anak-anak kecil itu dengan bau harumnya pada kepaknya.
Dan adalah kedua pahanya dan betisnya itu besar yang di bawah kain
sarungnya. Beliau sedang gemuk badannya pada akhir; masanya (akhir
hajatnya). Dagingnya sambung berpegang-pegangan, hampirlah adanya atas
bentuk kejadiannya yang pertama. Tiada berpengaruh oleh kelanjutan
usianya. Adapun jalannya Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . adalah
beliau berjalan kaki, seolah-olah beliau berjalan menurun dari batu
besar dan menurun dari penurunan. Beliau melangkah condong kepada
perjalanan kaki biasa. Beliau berjalan kaki dengan cara al-huwaina,
tanpa berlenggang. Al-huwaina, yaitu : berdekatan langkah kaki.
Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . bersabda : "Akulah manusia yang
paling serupa dengan Adam as. Dan bapak ku Ibrahim adalah manusia yang
paling serupa dengan aku tentang kejadian dan akhlaq-budi-pekerti(1)
Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . bersabda : "Sesungguhnya aku
pada sisi Tuhanku mempunyai sepuluh nama : Aku Muhammad, aku Ahmad, aku
Al-Mahi (Penghapus) yang dihapuskan oleh Allah, kekufuran di Makkah, di
Madinah dan di lain-lain negeri dengan sebabku. Aku AWAqib (Yang
penghabisan, yang tidak ada seorangpun nabi sesudahnya). Aku Al-Hasyir
(Pengumpul), yang dikumpulkan oleh Allah semua hamba pada hari qiamat di
hadapanku. Aku Rasulurrahmah (Rasul yang membawa rahmat untuk ummat),
Rasuluttaubah diterima
(1) Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ .mengatakan bapaknya Ibrahim ialah karena: beliau keturunan Nabi Ibrahim as dari anaknya Nabi Ismail as.
taubat dengan syarat-syaratnya dengan barakah Nabi صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ .)Rasulumalahim (yang membawa ummat bersidaging dan
berkumpul dalam menghadapi musuh), Al-Muqaffi (Pengikut), aku ikutkan
manusia semua dan aku Qutsam, Abul Buhturi berkata : "Qutsam, ialah :
yang sempurna dengan menghimpunkan segala kesempurnaan(1)
Wallaahu A'-Iam................................. Allah Yang Maha Tahu.
(1) Dalam "litikaf" syarah Ihya hal 162 jilid VII ada penguraian masingmasing nama itu yang kesimpulannya demikian. (Pent.).
Penjelasan : Mu'jizat Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . dan tanda-tanda yang menunjukkan kebenarannya.
Ketahuilah, bahwa barangsiapa menyaksikan hal-ikhwal Nabi صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . dan mendengar benar-behar, berita-b'erita yang
melengkapi tentang akhlaq, perbuatan, hal-ikhwal, adat-kebiasaan,
tabi'at dan kebijak- sanaannya bagi segala macam manusia dan petunjuknya
kepada penentuan mereka (kepada undang-undang ke-Tuhan-an) dan
perjinakannya dengan segala macam manusia dan pimpinannya akan semua
manusia itu kepada mematuhinya, serta apa yang diceriterakan dari hal
keajaiban jawaban-jawabannya pada per- soalan-persoalan yang
menyempitkan, kebagusan pengaturannya pada kependngan-kepentingan
manusia dan kebagusan isyaratnya pada penguraian hukum syari'at
dzahiriah, yang lemahlah para fuqaha' dan orang-orang yang berpikiran
cerdas (al-'uqala) dari pada mengetahui titik-titik halusnya yang
pertama, sepanjang umur mereka, niscaya tidak adalah keraguan dan
kesangsian lagi bagi orang yang menyaksikan itu, bahwa yang demikian
tidaklah diusahakan dengan daya-upaya yang dilaksanakan oleh kekuatan
manusiawi. Bahkan tidak tergambar yang demikian itu, selain dengan
pengambilan dari penguatan samawi (penguatan dari langit) dan kekuatan
Ilahiyah (kekuatan ke-Tuhan-an). Bahwa yang demikian itu semua tidaklah
tergambar bagi seorang pembohong dan penipu. Akan tetapi sifat-sifatnya
dan hal-ikhwal- nya adalah merupakan saksi yang tidak dapat dibantah
(syawahid qathVah) dengan kebenarannya. Sehingga seorang Arab asli yang
melihat Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ , lalu berkata : "Demi
Allah! Ini bukan muka pembohong".
Orang Arab asli itu mengaku dengan kebenaran Nabi صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . dengan semata-mata sifatnya. Maka bagaimana pula
orang yang menyaksikan akhlaqnya dan memperhatikan hal-ikhwalnya- pada
semua tempat terbit dan tempat datangnya.
Sesungguhnya telah kami bentangkan sebahagian akhlaq Nabi صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ adalah untuk dikenal kebagusan akhlaq. Dan
diperhatikan kebenarannya صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ dan
ketinggian kedudukan dan derajatnya yang tinggi pada sisi Allah. Karena
didatangkan oleh Allah kepadanya semua itu.
Ia adalah laki-laki ummi (tidak tahu tulis baca), yang tidak pernah
bergaul dengan ilmu pengetahuan dan tidak membaca kitab-kitab. Dan tidak
pernah sekali-kali bermusafir untuk mencari ilmu. Dan beliau senantiasa
diantara orang-orang Arab badui yang tinggal di bukit-bukit yang
menonjol, sebagai seorang anak yatim yang lemah, yang tidak berdaya.
Maka dari manakah ia memperoleh kebagusan akhlaq dan adab-kesopanan. Dan
mengetahui kemuslihatan-kemuslihatan hukum fiqh — umpamanya — saja,
tidak lain-lainnya dari bermacam-macam ilmu. Lebih-lebih lagi mengenal
(ma'rifah) akan Allah Ta'ala, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitabNya dan
lain-lain daripada kekhususan kenabian, jikalau tidaklah ketegasan
wahyu. Dan dari manakah kekuatan manusia dapat berdiri sendiri dengan
yang demikian.
Jikalau tidak adalah bagi Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ .,
selain dari urusan-urusan dzahiriah ini, sesungguhnya sudah mencukupi.
Dan telah terang dari tanda-tanda dan mu'jizat-mu'jizatnya, apa yang
tidak diragu- kan akan hasilnya.
Maka marilah kami terangkan dari jumlahnya, khabar-khabar vang telah
terkenal ke mana-mana dan dilengkapi oleh kitab-kitab yang shahih,
sebagai isyarat kepada pengumpulannya, tanpa memper- panjangkan dengan
ceritera penguraian.
Telah dijadikan oleh Allah hal-hal yang luar biasa pada tangan Nabi
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ., bukan sekali- saja. Karena Allah
Ta'ala memecahkan bulan bagi Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . di
Makkah, tatkala beliau di minta oleh orang Quraisy : tanda
kebenarannya. (1). Beliau mefnberikan makanan kepada orang banyak di
rumah Jabir dan di rumah Abi Thalhah dan pada hari perang Al-Khandaq
(sedang makanan yang ada pada segala peristiwa ini sedikit sekali). (2).
Dan sekali beliau memberikan makanan kepada delapan puluh orang dari
makanan empat mud sya'ir (lima sepertiga kati) dan seekor 'anaq. Yaitu :
anak kambing di atas umur setahun.
Sekali, beliau memberi makan lebih banyak dari delapan puluh orang, dari
beberapa potong roti tepung sya'ir, yang dibawa oleh Anas pada
tangannya. Sekali beliau memberi makann kepada tentara-tentara, dari
sedikit kurma kering yang dibawa oleh anak perempuan Basyir dalam
tangannya. Maka semua mereka memakan- nya. Sehingga mereka kenyang dan
berlebih pula untuk mereka. Terbitnya air diantara jari-jarinya صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . Lalu semua tentara itu meminumnya. Dan
mereka itu sedang sangat haus. Dan mereka itu mengambil wudlu dari gelas
kecil, yang sempit untuk dapat Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ .
membuka tangannya di dalamnya. Dan Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ .
(1) Dirawikan Al-Bukhari dan Muslim dari Ibnu Mas'ud. Ibnu Abbas dan Anas.
(2) Dirawikan Al-Bukhari dan Muslim dari Anas.
menuangkan sisa air wudlunya (wudlu') pada suatu mata-air di Tabuk. (1).
Dan tak ada air sedikitpun pada mata-air itu. Pada kali yang lain pada
suatu sumur di Al-Hudaibiah. Lalu kedua sumur tersebut membanjiri air.
Maka tentara meminum dari mata-air Tabuk itu. Dan mereka itu ribuan
orang banyaknya. Sehingga mereka puas dari haus dahaga. Dan minumlah
dari sumur Al- Hudaibiah seribu lima ratus orang banyaknya. Dan sebelum
itu tak ada air padanya.
Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . menyuruh 'Umar bin Al-Khaththab
ra. supaya membekali empat ratus orang berkendaraan, dari tamar (kurma
kering), yang ada dalam himpunannya seperti : rabdlah unta. Yaitu :
tempat bekas duduk unta. (2). Maka 'Umar bin Al-Khaththab membekali
mereka itu semua, dari tamar tersebut. Dan masih ada sisanya, lalu
beliau tahan sisanya itu.
Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . melemparkan tentara musuh
dengan segenggam tanah. Maka butalah mata mereka itu. (3). Dan turunlah
ayat Al-Qur-an dengan peristiwa tersebut, pada firman Allah Ta'ala :
(Wa maa ramaita idz-ramaita wa laakin-nallaaha ramaa). Artinya : "Dan
bukan engkau yang melemparkan ketika engkau melempar, melainkan
Allahyang metempar'(S. Al-Anfal, ayat 17). Allah Ta'ala membatalkan :
nujum dengan diutus-Nya Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . Lalu
nujum itu ditiadakan. Dan adalah nujum sebeslum itu menon- jol adanya.
Dan berdenting-denting bunyi batang kurma kering, karena rindu kepada
Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ., di mana Nabi صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . membaca khuthbah, bersandar pada batang kurma itu,
sewaktu telah dibuat mimbar untuk Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
. Sehingga didengar oleh semua shahabat, seperti suara unta. Lalu Nabi
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . merapatkan batang kurma itu
kepadanya. Maka tenanglah batang kurma itu. Dan berdo'a segolongan orang
Yahudi, bercita-cita inginjnati. Maka Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ . menerangkan bahwa orang-orang Yahudi itu tidak bercita-cita
mati. Lalu diusahakan diantara mereka untuk mengucap- kan yang
demikian. Dan mereka tidak sanggup (lemah) dari yang demikian itu.
(1) Maksudnya : tempat itu, seluas bekas tempat duduk seekor unta.
(2) Dirawikan Muslim dari'Salmah bin Al-Altwa
(3) Tabuk, nama suatu tempat di negeri Syiria.
Hari ini tersebut pada surat Al-Qur-an yang dibacakan.pada semua masjid
jami' Islam dari bumi belahan Timur sampai ke Baratnya pada hari Jum'at
dengan suara keras (jahar), untuk pengagungan ayat yang tersebut pada
surat itu. (1)
Diantara mu'jizat Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . menerangkan
hal-hal yang tidak diketahui dengan panca-indra (hal-hal yang ghaib).
Diantaranya : bahwa Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ .
memberitahukan kabar duka kepada Utsman ra. bahwa ia akan kena bencana,
di mana sesudah bencana itu sorga. Bahwa 'Ammar bin Yasir akan dibunuh
oleh golongan pendurhaka. Bahwa dengan sebab Al-Hasan, Allah Ta'ala
memperbaiki diantara dua golongan besar kaum muslimin. Bahwa Nabi صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . menerangkan tentang seorang laki-laki yang
pergi berperang sabilillah, bahwa orang itu termasuk penduduk neraka.
Lalu nyatalah yang demikian, disebabkan orang itu membunuh diri.
Ini semuanya adalah hal-hal ke-Tuhan-an, yang tidak dapat sekali- kali
diketahui dengap suatu-pun dari cara-cara yang telali diketahui, baik
dengan nujum, baik dengan kasyaf (terbuka hijab), baik dengan tulisan
dan baik dengan peringatan. Tetapi adalah dengan diberitahukan oleh
Allah Ta'ala kepadanya dan dengan wahyu-Nya kepadanya.
Diantara mu'jizat Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . ialah beliau
diikuti waktu hijrah ke Madinah oleh Saraqah bin Malik. Lalu terbenamlah
kedua tapak kaki kudanya ke dalam- tanah dan diikuti oleh debu yang
beter- bangan. Sehingga ia meminta pertolongan Nabi صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . Maka Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ .
berdo'a. Lalu terlepaslah kuda itu. Dan Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ . mempe- ringatkan Saraqah, bahwa akan diletakkan pada kedua
lengannya dua gelang raja Persia. Dan memanglah terjadi yang demikian
itu kemudian. (2)
Diantara mu'jizat Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ialah beliau
menerangkan dengan ter bunuhnya Al-Aswad Al-'Ansi Pendusta (menda'wakan
dirinya nabi) pada waktu terbunuhnya. Sedang Al-Aswad itu di kota San'a
Yaman dan Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ menerangkan siapa
pembunuhnya.
(1) Ayat yang dimaksud, ialah : "Mereka tiada pernah bercita-cita kepada
kematian itu buat selamanya, disebabkan apa yang telah dikerjakan oleh
tangan mereka". S. Al-Jumu'ah, ayat 7.
(2) Saraqah bin Malik itu mengikuti Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ . pada waktu Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ .
berhijrah bersama Abu Bakar Ash-Shiddiq ra. ke Madinah, dengan maksud
tidak baik. Lalu terbenamlah kaki kudanya dalam tanah dan gelaplah
pandangannya dengan abu yang beterbangan di udara. Nabi صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . memberi pertolongan kepadanya dengan berdo'a dan ia
masuk Islam kemudian. Sesudah kerajaan Persia ditaklukkan, maka
Khalifah 'Umar ra. memakaikan gelang kerajaan pada tangan Saraqah. Ia
meninggal pada masa Khalifah 'Utsman ra. (Pent.).
(3)Hadits ini dirawikan Al-Bukhari dan Muslim dari Abu Bakar Ash-Shiddiq.
Diantara mu'jizat Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ialah : beliau
keluar dari rumahnya di hadapan seratus orang Quraisy yang menunggu
hendak merabunuhnya. Lalu Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ .
meletakkan debu di atas kepala mereka dan tiada melihatnya.
Diantara mu'jizatnya, ialah datang seekor unta mengadu pada Nabi صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . di hadapan shahabat-shahabatnya dan unta
itu merendahkan diri kepada Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ .
Diantara mu'jizatnya, ialah beliau bersabda kepada seorang dari
shahabat-shahabatnya yang berkumpul : "Salah seorang kamu dalam neraka,
giginya adalah seperti bukit Uhud, Maka semua shahabat itu meninggal
dunia di atas jalan yang lurus. Dan salah seorang dari mereka itu
murtad. Lalu dibunuh selaku orang murtad. Dan Nabi صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . bersabda kepada yang lain dari mereka yang tadi :
"Yang terakhir meninggal dunia dari kamu itu, dalam api". Maka jatuhlah
yang terakhir mati dari mereka, dalam api. Lalu terbakarlah dalam api
itu dan mati.
Diantara mu'jizatnya, beliau memanggil dua pohon kayu. Lalu datanglah
keduanya kepada Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . dan berkumpul.
Kemudian Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . menyuruh keduanya
berpisah. Lalu keduanya-pun berpisah.
Adalah Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . sedang tingginya. Maka
apabila beliau berjalan kaki bersama orang-orang yang tinggi badannya,
niscaya beliau lebih tinggi dari mereka.
Diantara mu'jizatnya, ialah Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ .
memanggil segolongan orang Nasrani kepada mubahalah (kutuk-mengutuk),
maka mereka itu tidak bersedia. Lalu Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ . memberitahukan kepada mereka, bahwa jikalau mereka bersedia,
niscaya mereka akan binasa. Mereka itu mengetahui akan kebenaran sabda
Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ., .lalu mereka itu menolak untuk
menerimanya.
Datang kepada Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . 'Amir bin
Ath-Thufail bin Malik dan Arbad bin Qais. Keduanya adalah ahli
mengendarai kuda dan gagah perkasa dari orang Arab, dengan eita-cita
hendak membunuh Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . Lalu dihalangi
diantara kedua orang itu dan maksudnya yang demikian. Dan Nabi صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . berdo'a atas orang itu. Lalu binasalah
'Amir pada keesokan harinya. Dan binasalah Arbad dengan petir yang
membakarkannya.
Diantara mu'jizat Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . ialah Nabi
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . menerangkan, bahwa beliau akan
membunuh Ubai bin Khalaf Al-Jamhi. Lalu beliau melukakan Ubai itu dengan
luka yang ringan pada hari perang Uhud. Maka adalah kematiannya itu
oleh luka yang ringan tadi.
Diantara mu'jizatnya, ialah Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ .
diberikan orang makanan yang beracun. Maka matiiah orang yang maka.i
makanan itu bersama Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . Dan
Rasuiullah صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . hidup terus sesudah itu
empat tuhun lamanya. Dan berbicara dengan Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ . tangan yang berisi makanan yang diracuni itu.
Diantara mu'jizatnya, ialah Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ .
menerangkan pada hari perang Badar, dengan perkelahian jatuh-menjatuhkan
dari orang- orang Quraisy yang gagah berani. Dan tegak berdirinya
mereka pada tempat perkelahian itu seorang demi seorang. Maka tiada se-
orangpun dari orang-orang Quraisy itu yang melampaui tempat itu.
Diantara mu'jizatnya, ialah Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ .
memperingatkan bahwa beberapa golongan dari ummatnya, akan berperang di
laut. Maka benarlah terjadi yang demikian,
Diantara mu'jizatnya, ialah dikumpulkan bumi bagi Nabi صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . Lalu beliau memperlihatkan bahagian Timur dan
bahagian Barat- nya. Dan menerangkan bahwa kerajaan ummatnya akan sampai
apa yang telah dikumpulkan baginya dari bumi itu. Maka benarlah yang
demikian. Sesungguhnya telah sampai kerajaan mereka dari permulaan
bahagian Timur dari negeri Turki, kepenghabisan Barat dari lautan
Andalus (Sepanyol) dan negeri Barbar (daerah Afrika Utara). Dan meraka
itu tidak meluas ke Selatan dan ke Utara, sebagaimana diterangkan oleh
Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . sama dengan demikian. Diantara
mu'jizatnya, beliau menerangkan bahwa Fathimah puterinya ra. adalah
keluarganya yang pertama mengikutinya(mengikuti- nya kembali ke alam
baqa). Maka benarlah yang demikian. a) Diantara mu'jizatnya, beliau
menerangkan tentang isteri-isterinya, bahwa yang lebih pemurah tangannya
itu, yang amat segera meng- ikutinya kembali ke alam baqa. Maka adalah
Zainab binti Jahsyin Al-Asadiah ra. yang terlebih banyak bersedekah,
yang pertama dari isteri-isterinya yang mengikutinya kembali ke alam
akhirat. Diantara mu'jizatnya, beliau menyapu dengan tangannya, susu
kambing yang tiada bersusu. Lalu terbitlah susunya dengan bauyak. Dan
adalah yang demikian itu, sebab Islamnya Abdullah bin Mas'ud ra. Dan
beliau perbuat yang demikian pada kali yang lain, dalam khemah Ummu
Mu'abbad Al-Khuza'iah.
Diantara mu'jizatnya, ialah terbjt biji mata setengah shahabatnya, lalu
jatuh. Maka dikembalikan biji mata itu oleh Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ . dengan tangannya. Lalu biji mata itu yang terlebih sehat
dan yang lebih bagus dari kedua biji matanya.
(1) Dirawikan Al-Bukhari dan Muslim dari 'A-isyah dan Fathimah juga.
Diantara mu'jizatnya, beliau meludahi pada mata 'Ali ra. yang sedang
sakit pada hari perang Khaibar. Lalu sembuh pada waktu itu juga. Dan
terus diutus oleh Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . dengan
membawa panji pada peperangan itu.
Diantara mu'jizatnya : adalah para shahabat mendengar makanan membaca
tasbih di hadapan Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . Dan setengah
shahabatnya kena penyakit kakinya, lalu disapu oleh Nabi صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . dengan tangannya. Maka sembuhlah pada waktu itu
juga.
Diantara mu'jizatnya, ialah : amat sedikit perbekalan tentara yang ada
bersama Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . Lalu beliau minta
supaya dikumpulkan apa yang masih ada. Maka terkumpullah makanan yang
amat sedikit sekali. Lalu beliau berdo'a dengan barakah pada makanan
itu. Kemudian beliau menyiiruh tentara itu mengambil makanan tadi. Lalu
mereka mengambilnya. Maka tidak tinggal satupun -dari tempat makanan
tentara itu, melainkan semuanya penuh dengan makanan.
Diantara mu'jizatnya, bahwa : Al-Hakam bin Al-'Ash bin Wail me- niru
perjalanan Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . dengan mengejek.
Lalu Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . bersabda : "Begitulah
hendaknya kamu itu adanya". Maka senantiasalah Al-Hakam itu menggeletar
badannya, sehingga ia mati.
Diantara mu'jizatnya, bahwa Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ .
meminang seorang wanita. Maka bapaknya menjawab : "Bahwa padanya ada
penyakit supak, yang menghalangi meminangnya dan meminta ma'af". Padahal
wanita itu tidak berpenyakit supak. Lalu Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ . menjawab : "Maka hendaklah ia demikian!".
Maka wanita itu kemudian berpenyakit supak. Namanya : Ummu Syubaib anak Al-Barsha' Penya'ir.
Dan yang lain-lain dari yang tersebut tadi, dari tanda-tanda kebenaran dan mu'jizatnya صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ .
Sesungguhnya kami ringkaskan kepada yang terkenal saja. Dan orang yang
ragu tentang terjadinya hal yang luar biasa pada tangan Nabi صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . dan menda'wakan bahwa masing-masing dari
kejadian tersebut, tidak dinukilkan dengan cara mutawatir, bahkan yang
mutawatir hanyalah Al-Qur-an saja, maka. orang itu, adalah seperti orang
yang ragu tentang keberanian 'Ali ra. dan kedermawanan Hatim Ath-Thai.
Dan sebagai dimaklumi bahwa masing-masing kejadian mereka itu adalah
tidak mutawatir. Tetapi keseluruhan peristiwa - peristiwa itu
mendatangkan pengetahuan yang mudah dipahami (*ilmun dlaruri).
Kemudian, tak ada pertengkaran tentang mutawatirnya Al-Qur-an. Dan itu
adalah mu'jizat yang terbesar, yang kekal di tengah-tengah ummat
manusia. Dan tiada seorang nabipun yang masih mempunyai mu'jizat,
selain Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . Karena orang-orang ahli
bahasa dan orang-orang Arab yang fasih lidahnya, telah menantang
Rasulullah صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . tentang mu'jizat ini. Dan
jazirah Arab ketika itu penub dengan ribuan dari orang-orang tersebut.
Dan ke-fasih-an lidah telah mem- bentuk mereka. Dan dengan ke-fasih-an
itulah, mereka berlbmba dan membanggakan diri. Dan Nabi صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . berseru di hadapan mereka yang terkemuka, supaya
mendatangkan seperti Al-Qur-an. Atau sepuluh surat seperti Al-Qur-an.
Atau satu surat saja seperti Al-Qur-an. Kalau mereka masih ragu-ragu
tentang kebenaran Al-Qur-an. Dan Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ .
membaca kepada mereka.:
قُلْ لَئِنِ اجْتَمَعَتِ الإنْسُ وَالْجِنُّ عَلَى أَنْ يَأْتُوا بِمِثْلِ
هَذَا الْقُرْآنِ لا يَأْتُونَ بِمِثْلِهِ وَلَوْ كَانَ بَعْضُهُمْ
لِبَعْضٍ ظَهِيرًا
(Qul la-inij-tama-'atil-insu wal-jinnu 'alaa an ya'-tuu bi-mitsli haa-
dzal-qur-ani laa ya*-tuuna bi-mitslihi, wa lau kaana ba'-dluhum
liba*-dlin dhahiiraa),Artinya : "Katakanlah! Sesungguhnya kalau manusia
dan jin itu berkumpul untuk mengadakan yang serupa Al-Qur-an ini,
niscaya tiadalah mereka dapat membuat serupa dengan (Al-Qur-an) itu,
biarpun sebagiannya menjadi pembantu bagi yang lain". (1) Nabi صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . mengucapkan yang demikian, adalah untuk
melemahkan mereka itu. Maka lemahlah mereka dari yang demikian dan
berpalinglah mereka daripadanya. Sehingga mereka itu mendatangkan
dirinya untuk pembunuhan, wanita dan anak-cucu mereka untuk penawanan.
Mereka-mereka tiada sanggup menantang dan tiada sanggup memburukkan
tentang ke-fasih-an dan kebagusan Al- Qur-an.
Kemudian, berkembanglah yang demikian sesudahnya ke segala penjuru alam,
Timur dan Barat, kurun demi kurun, masa demi masa. Dan telah berlalulah
sampai sekarang (pada masa Al-Ghazali ra.- Pent.) hampir lima ratus
tahun lamanya. Maka tiada seorangpun sanggup menantangnya.
(1) Sabda Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . itu, adalah disuruh
katakan oleh Allah Ta'ala, yang jelas dengankata-kata : "Katakan :
Sesungguhnya yang tersebut pada Surat Al-isra'.ayat, 88. (Pent.).
Maka alangkah sangat bodohnya, orang yang memperhatikan tentang keadaan
Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ., kemudian tentang
perkataannya, kemudian tentang perbuatannya, kemudian tentang
akhlaqnya, kemudian tentang mu'jizatnya, kemudian tentang berkekalan
syari'atnya sampai sekarang, kemudian tentang berkembangannya ke segala
penjuru alam, kemudian tentang keyaqinan raja-raja dunia kepadanya,
pada masa hidupnya dan sesudah masa hidupnya, sedang Nabi صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . itu lemah dan yatim, lalu orang itu kemudian
bertengkar tentang kebenarannya.
Dan alangkah besarnya taufiq kepada orang yang beriman kepadanya صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ., membenarkannya dan mengikutinya pada
tiap-tiap yang datang dan terbit daripadanya. Maka kita bermohon kepada
Allah Ta'ala, semoga Ia menganugerahkan taufiq kepada kita, untuk
mengikutinya tentang akhlaq, perbuatan, hal-ikhwal dan perkataan, dengan
ni'mat dan keluasan kemurahan-Nya. Telah tammat "Kitab Adab Kehidupan
dan Akhlaq Kenabian** dengan pujian kepada Allah, pertolongan, ni'mat
dan kemurahan- Nya. Dan akan di-iringi oleh "Kitab Uraian Keajaiban
Hati" dari **Rubu* Yang Membinasakan". Insya Allah Ta'ala.
تصنيف
حجة الإسلامالإمام أبي حامد الغزالي
وهو أبو حامد محمد بن محمد بن محمد الغزالي
الطوسيتغمده الله برحمتهومعه تخريج الحافظ العراقي رحمه الله
حجة الإسلامالإمام أبي حامد الغزالي
وهو أبو حامد محمد بن محمد بن محمد الغزالي
الطوسيتغمده الله برحمتهومعه تخريج الحافظ العراقي رحمه الله
Tiada ulasan:
Catat Ulasan