AL FADHIL USTAZ MUHAMAD NAJIB SANURI

AL FADHIL USTAZ MUHAMAD NAJIB SANURI
AL FADHIL USTAZ MUHAMAD NAJIB SANURI

Jumaat, 1 Februari 2013

Akhlaq Kenabian

Akhlaq Kenabian


كتاب آداب المعيشة وأخلاق النبوة
وهو الكتاب العاشر من ربع العادات الثاني من كتب إحياء علوم الدين
بسم الله الرحمن الرحيم
KITAB ADAB KEHIDUPAN DAN AKHLAQ KENABIAN
Yaitu . kitab kesepuluh dari "Rubu' Adat-Kebiasaan" dari Kitab Ihya' "Ulumiddin,.
Segala pujian bagi Allah yang menjadikan tiap-tiap sesuatu. Maka dibaguskan-Nya kejadian dan susunannya. Dianugerahi-Nya adab kesopanan kepada Nabi-Nya Muhammad صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ., maka dibaguskan- Nya pengadab -kesopanannya. Dibersihkan-Nya sifat-sifatnya dan akhlaq budi-pekertinya. Kemudian, dijadikannya pilihan dan keka- sih-Nya. Dianugerahi-Nya taufiq untuk mengikutiriya, bagi orang yang dikehendaki-Nya kebersihan akhlaqnya. DiharamkanNya dari berakhlaq dengan akhlaqnya, bagi orang yang dikehendaki Nya kerugian.
Kiranya Allah menganugerahi rahmat kepada penghulu kita Mu­hammad, penghulu rasul-rasul. Dan kepada kaum keluarganya yang baik dan suci. Kiranya Allah menganugerahi kesejahteraan yang banyak kepada mereka sekalian!.
Amma ba'du : maka sesungguhnya adab-kesopanan anggota badan dzahiriah adalah tanda adab-kesopanan anggota badan bathiniah. Segala gerakan anggota badan adalah buah yang terguris didala hati. Segala amal-perbuatan adalah hasil dari budi-pekerti. Adab- kesopanan adalah saringan ilmu pengetahuan. Segala rahasia hati adalah tempat pembibitan dan sumbernya segala perbuatan. Segala nur-rahasia ialah yang memancar kepada segala anggota badan dzahiriah. Lalu dihiaskannya, ditampakkannyadan digantikannya segala yang tiada disukai dan yang jahat dengan segala yang baik. Barangsiapa tiada khusyu' hatinya, niscaya tiada khusyu' segala anggota badannya. Barangsiapa tiada dadanya itu lobang nur ke-Tuhan-an, niscaya tiada mengalir atas anggota badan dzahiriah nya, keelokan adab-kesopanan kenabian.
Sesungguhnya aku ber'azam untuk menyudahkan "Rubu' Adat- Kebiasaan", dari kitab ini, dengan suatu kitab yang menghimpun- kan segala adab-kesopanan kehidupan. Agar tiada sukar bagi pelajarnya, mengeluarkannya dari semua kitab-kitab ini. Kemudian aku melihat tiap-tiap kitab dari "Rubu' Adat-Kebiasaan" telah mengisikan sejumlah adab-kesopanan. Maka aku merasa berat untuk mengulangi dan kembali mengutarakannya. Karena meminta diulangi itu berat. Dan jiwa itu telah menjadi tabi'atnya, bermusuh- an dengan yang diulang-ulangi. Maka aku berpendapat, bahwa aku akan menyingkatkan pada kitab ini, kepada menyebutkan adab- kesopanan Rasulullah صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . dan akhlaq budi-pekertinya yang dinu kilkan daripadanya dengan isnad hadits. 
Maka akan aku susun dengan baik, dengan terkumpul pasal demi pasal, dengan dibuang (tiada disebut) isnadnya. Supaya berkumpul padanya bersama adab-kesopanan itu, pembaharuan dan pengokohan iman, dengan penyaksian akhlaq budi-pekerti Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . yang mulia, yang disak- sikan akan satu-persatunya dengan yaqin, bahwa Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . itu yang termulia makhluq Allah Ta'ala, yang tertinggi kedudukan dan teragung derajat. Maka bagaimana pula dengan kumpulan segala adab budi-pekerti?
Kemudian, aku tambahkan kepada menyebut akhlaqnya itu, dengan menyebutkan kejadian peribadinya. Kemudian menyebut­kan mu'jizat-mu'jizatnya yang shahih haditsnya. Supaya adalah yang demikian itu melahirkan keutamaan akhlaq dan sifat. Dan mencabutkan sumbat ketulian dari telinga orang-orang yang ingkar akan kenabiannya.
Kiranya Allah Ta'ala menganugerahkan taufiq untuk mengikuti penghulu rasul-rasul ten tang akhlaq, hal-ikhwal dan segala ajaran Agama- lainnya. Sesungguhnya Allah Ta'ala yang menunjukkan jalan bagi orang-orang yang kebingungan dan yang memperkenankan do'a orang-orang yang melarat.
Pertama-tama, marilah kami sebutkan penjelasan pengajaran pengadaban oleh Allah Ta'ala akan Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . dengan Al-Qur-an. Kemudian,,penjelasan kumpulan dari kebagusan akhlaqnya. Kemu­dian penjelasan sejumlah dari adab-kesopanan dan akhlaqnya. Kemudian penjelasan perkataan dan ketawanya. Kemudian, pen­jelasan akhlaq dan adab-kesopanannya mengenai makanan. Kemu­dian, penjelasan akhlaq dan adab-kesopanannya mengenai pakaian. Kemudian, penjelasan kema'afannya serta mampu menuntut balas. Kemudian, penjelasan kemarahannya dari apa yang tiada disukainya. Kemudian, penjelasan kesantunan dan kemurahan hatinya. Kemudian, penjelasan keberanian dan keperkasaannya. Kemu­dian, penjelasan kerendahan hatinya. Kemudian, penjelasan rupa dan bentuk tubuhnya (kejadiannya). Kemudian, penjelasan kum­pulan mu'jizat-mu'jizat dan tanda-tanda kebenarannya Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ .
Penjelasan ; Pengajaran pengadaban oleh Allah Ta'ala akan kekasih dan pilihan-Nya Muhammad صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . dengan AI-Qur-an.
Adalah Rasulullah صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . banyak merendahkan diri dan bermohon. Selalu meminta pada Allah Ta'ala supayameng.hiaskannya dengan kebagusan adab dan kemuliaan budi-pekerti. Ia mengucapkan Dalam Doanya
اللهم حسن خلقي وخلقي
(Allaahumma has-sin khalqii wa khuluqii).Artinya : "Wahai Allah Tuhanku! Baguskanlah kejadianku dan akhlaqku(1)
اللهم جنبني منكرات الأخلاق
(Allaahumma jan-nibnii munkaraatil-akhlaaq).Artinya : "Wahai Allah, Tuhanku! Jauhkanlah aku dari akhlaq yang munkar (budi-pekerti yang tiada baik)". (2)Maka Allah Ta'ala memperkenankan do'anya, untuk menepati firman-Nya 'Azza wa Jalla :
ادعوني أستجب لكم
(Ud-'uunii astajib lakum). Artinya : "Mendo'alah kepada-Ku niscaya Kuperkenankan (permintaan) kamu itu ". (S.Al-Mu'min, ayat 60).
Maka Allah Ta'ala menurunkan kepadanya Al-Qur-an dan diberi-Nya pengajaran adab-kesopanan dengan Al-Qur-an. Maka akhlaq­nya itu Al-Qur-an. Sa'ad bin Hisyam berkata : "Aku masuk ke tempat 'A-isyah , diridlai Allah Ta'ala ia kiranya dan bapaknya (Abu Bakar ra.). Lalu aku bertanya kepadanya tentang akhlaq Rasulullah صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ .".
فسألتها عن أخلاق رسول الله صلى الله عليه وسلم فقالت كان خلقه القرآن رواه مسلم
Lalu ia menjawab : "Apa engkau tiada membaca Al-Qur-an?". Aku menjawab : "Ada!".
Lalu sahut 'A-isyah : "Adalah akhlaq Rasulullah صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . itu AI- Qur-an". (3)
(1) Dirawikan Ahmad dari Ibnu Mas'ud dan 'A-isyah.
(2) Dirawikan At-Tirmidzi dan Al-Hakim dan dipandangnya shahih.
(3) Dirawikan Muslim.
Sesungguhnya Al-Qur-an mengajarkan Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . adab-kesopanan, ialah seperti firman Allah Ta'ala :
خذ العفو وأمر بالعرف وأعرض عن الجاهلين
(Khudzil-'afwa wa'-mur-bil-'urfi wa a'-ridl- 'anil-jaahiliin).
Artinya : "Hendaklah engkau pema'af dan menyuruh mengerjakan yang baik dan tinggalkanlah orang-orang yang tidak berpengetahuan itu (S. Al-A'raf, ayat 199).
Dan firman-Nya :
إن الله يأمر بالعدل والإحسان وإيتاء ذي القربى وينهى عن الفحشاء والمنكر والبغي
(Innallaaha ya'-muru bil-'adli wal-ihsaani wa iitaa-i dzil-qurbaa wa yanhaa 'anil-fahsyaa-i wal-munkari wal-bagh-yi). Artinya : "Sesungguhnya Allah memerintahkan menjalankan keadilan, berbuat kebaikan dan memberi kepada kerabat-kerabat dan Allah melarang perbuatan keji dan perbuatan munkar dan kedurha- kaan(S. An-Nahl. ayat 90).
Dan firman-Nya :
واصبر على ما أصابك إن ذلك من عزم الأمور
(Wash-bir 'alaa maa ashaabaka, inna dzaalika min 'azmil-umuur).rtinya : "Dan bersabarlah menghadapi apa yang menimpa engkau; sesungguhnya sikap yang demikian itu masuk perintah yang sungguh-sungguh". (S. Luqman, ayat 17).
Dan firman-Nya :
ولمن صبر وغفر إن ذلك لمن عزم الأمور
(Wa laman shabara wa ghafara, inna dzaalika lamin 'azmil-umuur).Artinya : "Tetapi, siapa yang sabar dan suka mema'afkan, sesung­guhnya hal yang demikian itu termasuk pekerjaan yang dilakukan dengan hati yang teguh .. (S. Asy-Syura, ayat 43).
Dan firman-Nya :
فاعف عنهم واصفح إن الله يحب المحسنين
(Fa’-fu 'anhum wash-fah, innallaaha yuhibbul-muhsiniin).Artinya : Sebab itu, ma'afkkan mereka dan berilah mereka kelonggaran. Sesungguhnya Allah itu menyukai orang-orang yang berbuat kebaikan kepada orang lain (S. Al-Maidah, ayat 13).
Dan firman-Nya :
وليعفوا وليصفحوا ألا تحبون أن يغفر الله لكم
(Wal-ya'-fuu wal-yash-fahuu alaa tuhibbuuna an yagh-firallaahu - lakum).Artinya : "Dan hendaklah mereka suka mema'afkan dan berlapang dada! Tiadakah kamu suka Allah akan memberikan ampunan kepada kamu?" (S. An-Nur, ayat 22).
Dan firman-Nya :
ادفع بالتي هي أحسن فإذا الذي بينك وبينه عداوة كأنه ولي حميم
(Id-fa-billati hiya ahsanu, fa-idzal-ladzii bainaka wa bainahu 'adaa- watun ka-annahu waliyyun hamiim).Artinya : "Tolaklah (kejahatan) itu dengan cara yang sebaik-baik nya, sehingga orang yang bermii'suhan antara engkau dengan dia, akan menjadi teman yang setia. (S. Ha Mim =As-Sajadah, ayat 34).
Dan firman-Nya :
وقوله والكاظمين الغيظ والعافين عن الناس والله يحب المحسنين
(Wal-kaadhimiinal-ghaidha wal-'aafiina 'anin-naasi wallaahu yuhib- bul-muhsiniin).Artinya : "Dan yang sanggup menahan marahnya, serta orang- orang yang mema’afkan (kesalahan) orang lain. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebaikan (kepada sesamanya)". (S. 'Ali 'Imran, ayat 134).
Dan firman-Nya :
اجتنبوا كثيرا من الظن إن بعض الظن إثم ولا تجسسوا ولا يغتب بعضكم بعضا
(Ijtanibuu katsiiran minadh-dhanni, inna ba'-dladh-dhanni itsmun wa laa tajassasuu wa laa yaghtab ba'-dlukum ba'dlaa). Artinya : Jauhilah kebanyakan purba-sangka (kecurigaan), karena sebagian dari purba-sangka itu dosa! Dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah mengupat satu sama lain!". (S. Al- Hujurat, ayat 12).
Tatkala pecah gigi depan Rasulullah صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . dan luka mukanya pada perang Uhud, sehingga darah mengalir atas mukanya, ia menyapu darah itu seraya bersabda : "Bagaimana bisa menang suatu kaum, yang mewarnakan muka Nabinya dengan darah, sedang Nabi itu mengajak mereka kepada Tuhannya?" (Dirawikan Muslim dari Anas).
Maka Allah Ta'ala menurunkan ayat : "Tiadalah engkau mempunyai sesuatu dalam perkara itu sedikitpun(S.'Ali 'Imran, ayat 128), untuk pengajaran ke-adab-an kepada Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . pada yang demikian.
Contoh-contoh pengajaran keadaban yang seperti ini, dalam Al-Qur-an tiada terhingga jumlahnya.
Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . itulah maksud pertama dengan pengadaban dan peng­ajaran akhlaq. Kemudian daripadanya memancarlah nur kepada seluruh makhluq. Karena Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . memperoleh pengadaban dengan Al-Qur-an. Dan mengajarkan pengadaban itu kepada makhluq dengan Al-Qur-an.
Karena itulah Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . bersabda : "Aku diutus untuk menyempurnakan budi-pekerti mulia' (Telah diterangkan dahulu pada "Adab Bershahabat").
Kemudian Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . mengajak manusia supaya gemar pada budipekerti yang baik, dengan apa yang kami bentangkan dahulu pada "Kitab Latihan Jiwa Dan Pemurnian Budi-pekerti Maka tiada kami ulangi lagi.
Kemudian, tatkala Allah Ta'ala telah menyempurnakan akhlaq Budi-pekertinya, maka Allah Ta'ala memujikannya. Allah Ta'ala berfirman : "Dan engkau sesungguhnya mempunyai akhlaq yang tinggi' (S. Al-Qalam, ayat 4).
Maha Suci Allah Ta'ala! Alangkah agung urusan-Nya! Dan alahgkah sempurna ni'mat-Nya!
Kemudian, perhatikanlah kepada merata kasih-sayang-Nya dan besar kurnia-Nya! Bagaimana Ia memberi, kemudian memuji. Ia yang menghiaskan Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . dengan akhlaq mulia, kemudian mengatakan yang demikian kepadanya, dengan firman-Nya :
وإنك لعلى خلق عظيم
(Wa innaka la-'alaa khuluqin 'adhiim).Artinya : "Dan engkau sesungguhnya mempunyai budi-pekerti yang tinggi(S. Al-Qalam, ay at 4).
Kemudian, Rasulullah صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . menerangkan kepada manusia, bahwa Allah Ta'ala menyukai akhlaq yang mulia dan memarahi akhlaq yang buruk! (1)
'Ali ra. berkata': "Alangkah herannya orang muslim! Datang kepa­danya saudaranya muslim pada suatu keperluan. Lalu ia tiada melihat dirinya berhak berbuat kebajikkan kepada saudaranya itu. Jikalau ia tiada mengharap pahala dan tiada takut kepada siksaan, sesungguhnya seyogialah baginya bersegera kepada akhlaq yang mulia. Karena akhlaq yang mulia itu adalah diantara yang menunjukkan kepada jalan kelepasan".
Lalu seorang laki-laki bertanya kepadanya : "Adakah engkau dengar yang demikian dari Rasulullah صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ?".
'Ali ra. menjawab : "Ada dan lebih baik dari itu! Yaitu : tatkala dibawa kepada Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . tawanan perang dari suku Thai-in. Lalu berdiri seorang budak wanita dalam tawanan itu, seraya berkata : 'Wahai Muhammad! Jikalau kiranya engkau berpendapat untuk melepaskan aku dan tidak mencaci orang-orang Arab yang masih hidup disebabkan aku, maka sesungguhnya aku itu puteri penghulu kaumku (2). Sesungguhnya ayahku menjaga apa yang perlu dijaga. Ia membebaskan orang tawanan. Ia mengenyangkan orang yang lapar. Ia memberikan makanan. Memperkembangkan ucapan salam. Dan sekali-kali tidak menolak orang yang meminta sesuatu hajat keperluan'".
Aku adalah anak Hatim Ath-Tha-i.
Lalu Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . menjawab : "Hai budak wanita! Itu sebenarnya adalah sifat orang mu'min! Kalau sekiranya ayahmu muslim,.nis­caya kami bacakan "rahimahullaah" kepadanya (3). Lepaskan wanita ini! Sesungguhnya ayahnya menyukai budi-pekerti yang mulia. Dan Allah Ta'ala menyukai budi-pekerti yang mulia".
Lalu bangun berdiri Abu Bardah bin Niar, seraya-berkata : "Wahai Rasulullah! Allah menyukai akhlaq yang mulia!".
Lalu Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . menjawab :
والذي نفسي بيده لا يدخل الجنة إلا حسن الأخلاق
(Wal-ladzii nafsii bi-yadihi, laa yad-khulul-jannata illaa hasanul- akhlaaq).
(1) Dirawikan Al-Bukhari dari Sahl bin Sa'ad.
(2) Namanya : Safanah binti Hatim Ath-Tha-i.
(3) Membaca "rahimahullaah" adalah kepada orang muslim yang sudah meninggal, dunia. Artinya:"Kiranya Allah mencurahkan rahmat kepadanya". Ayah dari budak wanita itu telah meninggal dunia pada zaman jahiliah. (Pent.).
Artinya : "Demi Allah yang nyawaku dalam kekuatan-Nya! Tiada masuk sorga, selain orang yang bagus akhlaq". (1)
Dari Mu'adz bin Jabal, dari Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ yang bersabda :
إن الله حف الإسلام بمكارم الأخلاق ومحاسن الأعمال
(Innallaaha haffal-islaama bi-makaarimil-akhlaaqi wa mahaasinil- a'-maal).Artinya : "Bahwa Allah mengelilingkan Agama Islam dengan budi-pekerti yang mulia dan amal perbuatan yang baik ". (2)
Diantara amal-perbuatan yang baik, ialah
bagus pergaulan,
mulia perbuatan,
merendahkan diri,
memberikan yang baik,
menyerahkan makanan,
mengucapkan salam,
mengunjungi orang Islam yang sakit, orang baik dia itu atau orang fasiq, mengantarkan janazah orang Islam, baik bertetangga dengan orang yang engkau bertetangga orang Islam dia atau orang kafir ,
memuliakan orang tua muslim,
memperkenankan undangan makan dan berdo'a padanya,
mema'afkan,
mengusahakan perbaikan diantara manusia,
bersifat murah hati,
mulia jiwa, pema'af,
memulai dengan salam,
tahan dari kemarahan,
mema'afkan dosa orang dan
menjauhkan apa yang diharamkan oleh Agama Islam, yaitu :
permainan,
perbuatan batil,
nyanyian,
alat permainan semuanya,
semua alat permainan yang bertali dan mempunyai lobang,
cacian,
kedustaan,
bakhil,
loba,
tidak bercakap-cakap,
mengicuh,
menipu,
lalat merah,
jahat hubungan,
memutuskan silatur-rahim,
buruk akhlaq,
takabur,
angkuh,
sombong,
mencemarkan nama baik orang,
merasa tinggi diri,
bersifat keji dan berbuat kekejian,
dengki,
buruk hati,
menengok nasib,
durhaka,
permusuhan dan perbuatan aniaya.
Anas ra. berkata : "Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . tiada mengajak kepada nasehat yang baik, melainkan telah diajaknya kami dan disuruhnya kami kepada nasehat yang baik itu. Dan ia tiada menyerukan tentang penipuan atau ia bersabda : "Tentang sifat kekurangan" atau ia bersabda : "Tentang sifat buruk", melainkan ditakutkannya kami dan dila- rangkannya kami dari yang demikian". (3)
Untuk itu mencukupilah ayat ini: "Sesungguhnya Allah memerintahkan menjalankan keadilan dan berbuat kebaikan". (S. An-Nahl, ay at 90). (4)
(1) Dirawikan At-Tirmidzi, dengan isnad dia'if.
(2) Menurut Al-lraqi, beliau tiada menjumpai asal hadits ini.
(3) Menurut Al-lraqi, beliau tiada menjumpai isnad hadits ini. Tetapi isinya, sesuai dengan kenyataan.
(4) Ayat ini telah diterangkan dahulu selengkapnya.
Ma'adz berkata : "Rasulullah صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . mewasiatkan aku dengan sabdanya : 'Hai Ma'adz! Aku mewasiatkan engkau dengan bertaqwa kepada Allah, benar pembicaraan, menepati janji, menunaikan amanah, meninggalkan khianat, menjaga tetangga, mengacsihani anak yatim, lemah-lembut perkataan, memberi salam, bagus amal perbuatan, pendek angan-angan, harus kuat keimanqn, memahami Al-Qur-an, mencintai akhirat, merasa rusuh hati dari hal perhitungan amal (hisab amalan) dan merendahkan diri, Dan aku melarang engkau, memaki hakim. Atau mendustakan orang yang benar. Atau mentha'ati orang yang berdosa. Atau mendurhakai imam yang adil. Atau merusakkan bumi. Dan aku mewasiatkan engkau dengan bertaqwa kepada Allah pada tiap-tiap batu, kayu dan tanah, Dan engkau datangkan taubat bagi tiap-tiap dosa. Taubat rahasia dengan rahasia dan yang terang dengan terang' ".
Demikianlah Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . mengajarkan adab kepada hamba-hamba Allah. Dan mengajak mereka kepada akhlaq yang mulia dan adab- kesopanan yang baik.
Penjelasan : Sejumlah dari kebagusan akhlaq Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . yang dikumpulkan oleh sebahagian ulama dan dipetiknya dari hadits-hadits.
Berkata sebahagian ulama itu :
"Adalah Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . manusia paling penyabar, manusia paling berani, manusia paling adil, manusia paling menjaga diri. Tiada sekali-kali tangannya menyentuh tangan wanita, yang tiada dimilikinya selaku budak atau ikatan perkawinan atau wanita itu mahramnya (yang haram dikawini)". itu Adalah Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . manusia yang pemurah hati. Tiada bermalam padanya uang dinar dan dirham. Kalau ada kelebihan sesuatu dan tiada didapatinya orang yang akan diberikan kepadanya dan tiba- tiba datang malam, niscaya ia tiada pulang ke rumahnya, sebelum terlepas uang itu daripadanya, kepada orang yang memerlukannya. (2)
Ia tiada mengambil dari apa yang dianugerahkan oleh Allah, selain untuk makanan setahunnya saja, apa yang mudah diperolehnya dari tamar (kurma kering) dan sya'ir (bentuknya seperti padi). Selebihnya diletakkannya pada sabilillah. Tiada orang yang memin ta sesuatu padanya, melainkan diberinya. (3). Kemudian Ia kembali
1.Tiap-tiap yang tadi ada haditsnya. Dan tentang Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . tiada menyentuh tangan wanita, yang tersebut ini, dirawikan Ai-Bukhari dan Muslim dari 'A-isyah ra.
2.Dirawikan Abu Dawud dari Bilai, pada suatu hadits yang panjang.
3.Banyak perawinya. Dan Al-Bukhari-pun merawikannya
Kemudian Ia kembali kepada makanan tahunannya yang disimpannya. Maka diutamakannya daripadanya. Sehingga kadang-kadang ia.memerlukan lagi sebelum habis tahun, kalau tidak datang sesuatu yang lain kepadanya.
Adalah Rasulullah صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . menempel sandalnya, menampal kainnya dan mengurus tentang kepentingan keluarganya. Beliau memotong daging bersama keluarganya. Beliau adalah manusia yang sangat pemalu. Tiada tetap pandangannya pada muka seseorang. Beliau memperkenankan undangan budak dan orang merdeka. Beliau menerima hadiah, meskipun seteguk air atau sepaha arnab (kelinci). Dan membalas hadiah itu dan memakannya.
Beliau tidak memakan harta sedekah dan tiada merasa sombong untuk memperkenankan panggilan budak dan orang miskin. Beliau marah karena Tuhan dan tidak marah untuk dirinya sendiri. Beliau menjalankan kebenaran, walaupun kemelaratannya kembali kepada­nya sendiri atau kepada shahabat-shahabatnya. Dikemukakan kepadanya, supaya meminta pertolongan orang musyrik, untuk orang musyrik. Sedang beliau dalam jumlah yang sedikit dan memerlukan satu orang, yang akan menambahkan bilangan orang yang ada bersamanya. Beliau menolak dan bersabda :
أنا لا أستنصر بمشرك
(Ana laa antashiru bi musyrik). =Artinya : "Aku tiada akan meminta tolong dengan orang musy­rik(1).
Rasulullah صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . mendapati seorang dari shahabat-shahabatnya yang utama dan pilihan, terbunuh diantara orang-orang Yahudi. (2) Maka beliau tiada mengepung Yahudi itu. Dan beliau tiada menam­bahkan di atas pahitnya kebenaran. Akan tetapi beliau berikan diat kepada yang terbunuh itu seratus ekor unta. Dan diantara shaha­bat-shahabatnya ada yang memerlukan benar seekor unta yang akan dipergunakannya untuk menambah tenaganya bekerja. (3).
Adalah Rasulullah صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . mengikat batu atas perutnya. Sekali dari karena lapar dan sekali karena beliau makan apa yang ada. Beliau tidak menolak apa yangdiperolehnya. Dan tidak menolak makan­an halal. Kalau beliau memperoleh tamar, tanpa roti, beliau makan.
(1)Dirawikan Muslim dari. 'A-isyah.
(2)Shahabal itu bernama : Abdullah bin Sahal AJ-Anshari.
(3)Dirawikan Al-Bukhari dan Muslim dari Sahal bin Abi Hatsmah.
Kalau beliau memperoleh makanan panggang, beliau makan. Kalau beliau memperoleh roti gandum atau sya'ir, beliau makan. Kalau beliau memperoleh makanan manis atau air madu, beliau makan. Kalau beliau memperoleh susu, tanpa roti, beliau mencukupkan dengan yang demikian. Dan kalau beliau memperoleh buah semang ka atau buah kurma yang belum kering, beliau makan. Beliau tidak makoi dengan duduk bersandar dan tidak atas meja.
Sapu-tangannya ialah : kedua telapak kakinya (maksudnya habis makan, tangan itu disapu pada telapak kaki. Itulah sapu-tangan­nya). Beliau tiada kenyang dari roti gandum tiga hari berturut- turut. Sehingga beliau menemui Allah Ta'ala (wafat). Karena meng- utamakan orang lain dari dirinya sendiri. Tidak karena kemiskinan dan tidak karena kekikiran.
Beliau berkenan hadlir pada walimah perkawinan. Beliau mengunjungi orang-orang sakit dan menghadliri pada janazah-janazah. Beliau berjalan sendirian diantara musuh-musuhnya, tanpa peng- awal.
Beliau manusia yang paling merendahkan diri (tawadlu'). Dan paling tenang dengan tidak menyombong. Paling bijak berbicara dengan tidak berpanjang-panjangan. Paling baik kegembiraannya. Beliau tidak terganggu oleh suatupun dari urusan dunia. Beliau memakai apa yang diperolehnya. Sekali beliau memakai baju kurung besar (syamlah). Sekali beliau memakai baju kurung bikinan Yaman. Dan sekali jubbah bulu.
Apa yang beliau peroleh dari pakaian mubah (pakaian yang boleh dipakai), dipakainya. Cincin beliau perak, dipakainya pada jari manis yang kanan dan yang kiri. Diikuti di belakang dalam perjalanan oleh hambanya atau oleh orang lain.
Beliau berkendaraan apa yang mungkin. Sekali kuda, sekali unta, sekali baghal berwarna kelabu, sekali keledai dan sekali berjalan kaki telanjang, tanpa kain selendang, tanpa serban dan tanpa pici.
Beliau mengunjungi orang-orang sakit sampai kebahagian kota Madinah yang terjauh. Beliau suka kepada bau-bauan. Dan tidak menyukai bau yang kurang baik.
Beliau duduk bersama orang-orang miskin dan makan bersama-sama orang miskin.
Beliau memuliakan orang-orang yang mempunyai akhlaq utama. Dan beliau berjinak-jinakkan hati dengan kaum bangصَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ an, dengan berbuat baik kepada mereka.
Beliau menyambung silatur-rahim, tanpa melebihkan orang yang lebih utama dari mereka. Beliau tiada membekot seseorang (maksudnya : bermasam muka dan tiada bercakap-cakap).
Beliau menerima halangan dari orang yang berhalangan kepadanya. Beliau bergurau dan tidak mengatakan, kecu ali yang benar. Beliau ketawa tanpa berbahak-bahak.
Beliau melihat permainan yang mubah. Tiada beliau menantangnya. Beliau berlomba-lomba dengan keluarganya. Orang meninggikan suaranya kepada beliau, maka beliau sabar.
Beliau mempunyai unta yang bersusu banyak dan kambing. Beliau minum bersama keluarganya dari susunya.
Beliau mempunyai hamba-sahaya laki-laki dan perempuan. Tiada beliau meninggi dari mereka pada makanan dan pakaian. Tiada waktu beliau, yang berlalu pada bukan amalan karena Allah Ta'ala atau pada perbuatan yang tidak boleh tidak demi kebaikan dirinya.
Beliau keluar ke kebun-kebun shahabatnya. Beliau tiada menghina orang miskin karena kemiskinannya dan kelemahannya.
Beliau tiada takut kepada raja karena kerajaannya. Beliau ajak si-ini dan si-itu kepada Allah, ajakan yang sama. Allah Ta'ala telah mengumpulkan baginya perjalanan hidup yang utama dan kebijaksanaan yang sempurna.
Beliau itu ummi, tiada pandai membaca dan menulis. Beliau lahir di negeri yang bodoh (jahiliah) dan padang pasir Sahara, dalam.kemiskinan, mengembala kambing, yatim piatu, tiada mempunyai bapa dan ibu. Maka beliau diajarkan oleh Allah Ta'aia semua akhlaq yang baik, jalan yang terpuji, berita orang-orang yang dahulu dan orang-orang yang kemudian, jalan kelepasan dan kemenangan di akhirat, kegemaran dan keikhlasan di dunia, melazimi berbuat yang wajib dan meninggalkan yang tidak perlu.
Kiranya Allah menganugerahkan taufiq kepada kita untuk mentha'ati perintah-Nya dan bersenang hati mengerjakannya. Amin, ya Rabbal-'alamiin!.
Penjelasan : Sejumlah yang lain dari adab-kesopanan dan akhlaq budipekerti Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ .
Diantara yang diriwayatkan oleh Abul-Bakhtari, ialah, berkata para shahabat : bahwa Rasulullah صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . tiada memarahi seseorang dari orang mu’min dengan suatu teguran, melainkan beliau jadikan kafarat dan rahmat bagi kemarahan itu, untuk orang tersebut. Beliau tiada sekali-kali mengutuk wanita dan pelayan dengan sesuatu kutukan. Ada orang mengatakan kepada Rasulullah صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ  di mana beliau dalam peperangan : "Kalaulah engkau kutuk mereka, wahai Rasulullah!". 'Maka beliau menjawab : "Sesungguhnya aku diutus untuk rahmat dan aku tidak diutus untuk mengutuk". (1). Adalah Rasulullah صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . apabila diminta mendo'akan atas seseorang muslim atau kafir, secara khusus,atau secara umum, niscaya beliau berpaling dari do'a atas orang itu, kepada do'a bagi (kebaikan) orang itu. Beliau tiada pernah memukul seseorang dengan tangannya, kecuali memukul pada jalan Allah Ta'ala. Beliau tiada sekali-kali menaruh dendam dari sesuatu yang diperbuat orang kepada beliau, kecuali melanggar kehormatan Agama Allah.
(1) Dirawikan Muslim dari Abu Hurairah.
Tiada sekali-kali apa yang diminta beliau memilih diantara dua urusan, melainkan beliau pilih yang termudah. Kecuali ada padanya dosa atau memutuskan silatur-rahim.
Maka adalah beliau manusia yang amat terjauh dari yang demikian. Tiadalah datang seseorang kepadanya, baik orang merdeka atau budak laki-laki atau budak perempuan, melainkan beliau bangun berdiri untuk memenuhi hajat keperluan orang itu. Anas ra. berkata : "Demi Allah yang mengutusnya dengan kebenaran! Tiadalah sekali-kali ia bersabda kepadaku tentang sesuatu yang tiada disukainya, dengan mengatakan : 'Mengapa engkau perbuat?' ". Dan tiada pernah isteri-isterinya mencaci aku, kecuali terus ia bersabda : "Biarkanlah dia! Sesungguhnya" itu adalah dengan suratan dan taqdir dari Allah"
Dan para shahabat itu berkata : "Rasulullah صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ tiada menghinakan suatu tempat tidur. Jikalau telah dibentangkan tikar untuknya, niscaya beliau tidur. Dan jikalau tiada dibentangkan, niscaya berbaring di atas lantai.
Allah Ta'ala telah menyifatkan Rasulullah صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ sebelum beliau dibangkitkan,dalam Taurat pada bahagian pertama (baris pertama), yaitu firman-Nya : "Muhammad itu Rasul Allah, hamba-Ku yang pilihan, tiada suka marah, tiada kasar hatinya, tiada berteriak di pasar-pasar. Ia tiada membalas kejahatan dengan kejahatan. Akan tetapi ia mema’afkan dan berjabatan tangan. la dilahirkan di Makkah, berhijrah ke Thabah (Madinah) dan kerajaannya di Syam (Syiria). Ia berkain sarung di atas pinggangnya. Dia sendiri dan orang-orang yang bersama dia (para shahabatnya) itu penjaga Al- Qur-an dan ilmu. Ia berwudlu membasuhkan anggota badannya". Begitu pula sifatnya dalam Injil.
Diantara akhlaqnya, ialah : ia memulai salam dengan orang yang ditemuinya. Dan siapa yang bersoal-jawab dengan beliau, karena keperluan, niscaya beliau sabar menyabar dengan orang itu. Se- hingga beliaulah yang pergi. Dan apa yang diambil seseorang dengan tangannya, maka beliau melepaskan tangannya, sebelum orang yang mengambil itu melepaskan tangannya.
Apabila beliau bertemu dengan salah seorang shahabatnya, maka beliau memulai dengan berjabatan tangan (mushafahah). Kemu­dian, beliau mengambil tangannya, lalu menjerejakkannya. Kemu­dian memegangnya erat-erat.
Beliau tiada berdiri dan duduk, kecuali dengan dzikir kepada Allah.
Tiada seseorang yang duduk pada tempatnya, di mana beliau sedang shalat, melainkan beliau meringankan (mencepatkan) shalatnya. Dan terus menghadapi orang itu, seraya bertanya : " Apakah engkau mempunyai keperluan?". Apabila orang itu telah selesai dari keperiuannya, maka Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . kembali lagi kepada shalatnya.
Adalah kebanyakan duduknya, beliau menegakkan kedua betisnya. Dan memegang dengan kedua tangannya di atas kedua betis itu. Menyerupai kain yang mengikatkan.
Tiada dikenal tempat duduknya dari tempat duduk shahabat-shahabatnya. Karena di mana saja ada tempat duduk terluang, terus beliau duduk di situ. Tiada pernah sekali-kali beliau memanjangkan kedua kakinya, diantara para shahabatnya. Sehingga tiadalah menyempitkan de­ngan kedua kakinya itu akan seseorang. Kecuali tempat itu lapang, tiada sempit. Kebanyakan duduknya menghadap qiblat.
Beliau memuliakan siapa saja yang masuk ke tempatnya. Sehingga kadang-kadang beliau bentangkan kainnya untuk orang yang tiada hubungan kefamilian dan susuan diantara beliau dan orang itu, di mana orang itu akan duduk di atas kain tersebut. Beliau mengutamakan untuk orang yang masuk ke tempatnya, dengan kasur yang di bawah duduknya. Kalau orang itu enggan menerimanya, niscaya beliau berazam, sehingga orang itu memper- buatnya. Dan apa dipilih oleh seseorang, melainkan orang itu menyangka bahwa dialah orang yang termulia pada Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . Sehingga Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . memberikan kepada tiap-tiap orang yang duduk padanya, bahagian dari wajahnya yang mulia. Sehingga tempat duduknya, pendengarannya, pembicaraannya, kelemah-lembutan kebagusannya dan penghadapannya, adalah bagi orang yang duduk itu.
Dalam pada itu, majelis Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . adalah majelis yang bersifat malu, merendahkan diri dan amanah (penuh kepercayaan). Allah Ta'ala berfirman :
فَبِمَا رَحْمَةٍ مِنَ اللَّهِ لِنْتَ لَهُمْ وَلَوْ كُنْتَ فَظًّا غَلِيظَ الْقَلْبِ لانْفَضُّوا مِنْ حَوْلِكَ
(Fa-bimaa rahmatin minallaahi linta lahum wa-lau kunta fadh-dhan ghaliidhal-qalbi lan-fadl-dluu min haulik).Artinya.: "Maka dengan rahmat Allah, engkau bersikap lemah-lembut kepada mereka dan kalau kiranya engkau berbudi kasar dan berhati bengis, tentulah mereka akan lari dari keliling engkau (S. 'Ali Imran, ayat 159).
Rasulullah صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . memanggil shahabat-shahabatnya dengan kuniah mereka, karena memuliakan mereka dan menarikkan hati mereka. Dan beliau memberi gelar kuniah bagi orang yang tiada mempunyai kuniah. Lalu beliau memanggil dengan kuniah yang diberikannya. (1) Beliau memberikan juga gelar kuniah kepada kaum wanita yang mempunyai anak. Dan wanita-wanita yang tiada beranak, beliau mulai memberikan kuniah untuk mereka,Beliau memberikan gelar kuniah kepada anak-anak, maka lemah- lembutlah hati mereka.
Adalah Rasulullah صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . manusia yang terjauh dari kemarahan dan yang paling lekas. merelai sesuatu. Beliau manusia yang paling menyayangi manusia, manusia yang terbaik bagi manusia dan ma­nusia yang paling bermanfa'at bagi manusia. Dan tidaklah suara dikeraskan pada majelisnya. Apabila beliau berdiri dari majelisnya, lalu membaca :
سبحانك اللهم وبحمدك أشهد أن لا إله إلا أنت أستغفرك وأتوب إليك
(Sub-hanakallaahumma wa bi-hamdika, asyhadu an laa ilaahaillaa anta, as-taghfiruka wa atuubu ilaika).Artinya : "Maha Suci Engkau, wahai Allah Tuhanku dan dengan pujian kepada Engkau aku mengaku, bahwa tiada Tuhan yang di- sembah, melainkan Engkau, aku meminta ampun dan bertaubat kepada Engkau ".
Kemudian, beliau bersabda : "Bacaan itu diajarkan kepadaku oleh Jibril as.".
Penjelasan : Perkataan dan ketawanya Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ .
Adalah Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . manusia yang paling fasih tutur-katanya dan yang paling enak bunyi perkataannya. Beliau- bersabda : "Aku orang Arab yang terfasih (2). Bahwa penduduk sorga berbicara dalam sorga dengan lughat Muhammad صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . (3)
(1)Kuniah, ialah : gelar yang didahului dengan perkataan : abu, seperti Abu Abdillah atau dengan perkataan : ummu, seperti : Ummu Kalsum.
(2)Dirawikan Ath-Thabrani dari Abi Sa'id Al-Khudri, isnad dia'if.
(3)Dirawikan Al-Hakim dari ibnu Abbas dan dipandangnya shahih.
Adalah beliau sedikit berkata-kata, mudah perkataannya. Apabila beliau bertutur-kata, maka tidak berkata-kata yang tak perlu. Dan kata-katanya itu adalah seperti mutiara yang tersusun. 'A-isyah ra. berkata : "Adalah Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ tiada mendatangkan perkataan, seperti kamu mendatangkan ini. Perkataannya adalah sedikit dan kamu menyusun kata-kata itu seperti demikian".
Para shahabat itu berkata : "Adalah Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . manusia yang paling ringkas perkataannya. Dengan itu, Jibril datang kepadanya. Dan perkataan beliau dengan ringkas (ijaz) itu, telah mengumpulkan semua yang dikehendakinya. Adalah Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . berkata-kata dengan kata-kata yang menghimpunkan segala maksud. Tiada kata-kata yang berlebihan dan yang keteledoran. Seakan-akan sebahagian dengan sebahagian dari perkataan beliau, diikuti oleh keberhentian sejenak, yang dapat dihafal oleh pendengarnya dan dapat dipeli- harakannya.
Adalah Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . manusia yang terbagus bunyi suaranya. Beliau itu lama diam, tiada berkata-kata pada yang tiada diperlukan. Beliau tiada mengatakan yang tiada baik (perkataan munkar). Dan tiada mengatakan pada waktu senang dan pada waktu marah, selain yang benar. Beliau berpaling dari orang yang berkata-kata tiada baik. Beliau berkata dengan : kinayah (dengan kata-sindiran), mengenai hal yang perlu dikatakan, perihal yang tisida disukai. Apabila beliau berdiam diri, lalu teman-teman duduk­nya berkata-kata. Dan tiada beliau berebutan pada pembicaraan. Dan beliau memberi pengajaran dengan sungguh-sungguh dan nasehat.
Beliau bersabda :
لا تضربوا القرآن بعضه ببعض وأنه أنزل على وجوه
(Laa tadl-ribul-Qur-aana ba'-dlahu bi-ba'-dlin fa-innahu unzila 'alaa wujuuh).Artinya : "Janganlah kamu memukul Al-Qur-an, sebahagiannya dipukul dengan sebahagian yang lain, karena sesungguhnya Al-Qur-an itu diturunkan atas beberapa wajah (bentuk)pengertian (1) Rasulullah صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . adalah manusia yang terbanyak senyum dan ketawa di muka shahabat-shahabatnya. Dan yang banyak ta'ajjub dari apa yang dipercakapkan mereka. Dan yang banyak mencampurkan dirinya dengan mereka. Kadang-kadang beliau ketawa, sehingga tampaklah gigi gerahamnya. Dan adalah ketawa para shahabatnya di sisinya itu tersenyum, karena mengikuti dan memuliakannya. Para shahabat itu berkata, bahwa pads suatu hari datanglah seorang, Arab badui kepada Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . Dan Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . berobah warnanya, yang dibantah oleh shahabat-shahabatnya. Orang Arab badui itu ingin bertanya kepada Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . tentang sesuatu. Lalu para shaha­bat berkata : "Jangan engkau perbuat, hai Arab badui! Sesungguh­nya kami membantah perobahan warnanya".
(1) Dirawikan AthThabrani dari Abdullah bin Ami dengan isnad baik.
Arab badui itu menjawab : "Biarkanlah saya bertanya! Demi Allah yang mengutuskannya dengan kebenaran menjadi nabi! Aku tiada akan meninggalkannya sebelum ia tersenyum". Lalu Arab badui itu berkata : "Wahai Rasulullah! Telah sampai berita kepada kami, bahwa Al-Masih, ya'ni: Dajjal akan datang kepada manusia dengan membawa roti berkuah. Dan manusia itu telah binasa kelaparan. Apakah engkau berpendapat bagiku demi ayah dan ibuku, bahwa aku mencegah dari roti berkuah itu, karena memelihara dan membersihkan diri, sampai aku binasa karena kurus? Atau aku jadikan tangan ke dalam roti berkuahnya, sehingga apabila perutku telah penuh kekenyangan, lalu aku beriman dengan Allah dan aku kafir dengan Dajjal itu?".
Para shahabat itu menerangkan seterusnya : "Maka Rasulullah صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ketawa, sehingga tampak gigi gerahamnya. Kemudian beliau ber­sabda : "Tidak! Tetapi Allah akan mengkayakan engkau dengan apa yang dikayakan-Nya orang-orang mu'min (1)
Para shahabat itu berkata : "Adalah Rasulullah صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . diantara manusia yang terbanyak senyum dan yang terbaik jiwa, selama tidak turun kepadanya Al-Qur-an. Atau beliau menyebut qiamat atau berpidato dengan pidato pengajaran.
Adalah Rasulullah صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . apabila gembira dan senang, sebaik-baik manusia dalam kesenangan. Kalau beliau memberi pengajaran, niscaya beliau memberi pengajaran dengan sungguh-sungguh. Dan kalau beliau marah, maka tidaklah kemarahannya itu, selain karena Allah, yang tidak dapat sesuatu bangun menghalangi kemarahan­nya. Begitu juga pada semua urusannya. Dan apabila terjadi sesu­atu urusan, maka beliau menyerahkan urusan itu kepada Allah. Dan beliau melepaskan diri dari urusan itu dengan daya dan tenaga dan memohonkan turun petunjuk (hidayah) Allah. Beliau mendo'a :
(1) Menurut AlIraqi bahwa beliau tak menjumpai asal hadits ini.
اللهم أرني الحق حقا فأتبعه وأرني المنكر منكرا وأرزقني اجتنابه وأعذني من أن يشتبه على فأتبع هواي بغير هدى منك واجعل هواي تبعا لطاعتك وخذ رضا نفسك من نفسي في عافية واهدني لما اختلف فيه من الحق بإذنك إنك تهدي من تشاء إلى صراط مستقيم
(Allaahumma arinil-haqqa haqqan fa-attabi-'ahu wa-arinil-munkara munkaran war-zuqnij-tinaa-bahu wa-a-'idz-nii min an asy-tabiha 'alayya fa-attabi-'a hawaaya bighairi hudan minka waj-'al-hawaaya taba-'an lithaa-'atika wa khudz-ridlaa nafsika min nafsii fii 'aa fiyatin wah-diini limaa akhtalifu fiihi minal-haqqi bi-idznika innaka tahdii man tasyaa-u ilaa shitaathin mustaqiim).
Artinya : "Wahai Allah Tuhanku! Perlihatkanlah akan aku kebe­naran itu kebenaran, lalu aku mengikutinya! Perlihatkanlah akan aku kemunkaran itu kemunkaran, dan anugerahilah aku menjauh- kannya! Lindungilah akan aku daripada yang meragukan atasku, lalu aku mengikuti hawa-nafsuku, tanpa petunjuk daripada Engkau! Jadikanlah hawa-nafsuku patuh mentha'ati-Mu! Ambillah kerelaan diri Engkau dari diriku pada ke-a fiatan! Dan tunjukilah aku bagi kebenaran yang aku perselisihkan padanya, dengan keizinan Eng­kau! Bahwasanya Engkau menunjuki siapa yang Engkau kehendaki kepada jalan yang lurus (1)
(1) Dirawikan AIMustaghfari dari Abu Hurairah.
Penjelasan : Akhlaq dan adab-kesopanannya صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . mengenai makanan.
Adalah Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . memakan apa yang didapatinya. Makanan yang paling disukainya, ialah : makanan yang berada atas dlafaf Dlafaf, ialah : makanan yang banyak tangan memakannya. Apabila hidangan telah diletakkan, beliau membaca :
بسم الله اللهم اجعلها نعمة مشكورة تصل بها نعمة الجنة
(Bismil-laahil-laahummaj-'alhaa ni'-matan masykuuratan tashilu bihaa ni'-matal-jannah).
Artinya : "Dengan nama Allah. Wahai Allah Tuhanku! Jadukanlah hidangan ini ni’mat yang disyukuri, yang sampai ni’mat sorga dengan dia!". (1)
Banyak kali, apabila Rasulullah صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . duduk makan, beliau merapatkan antara kedua lututnya dan antara kedua tapak-kakinya, sebagaimana duduk orang yang mengerjakan shalat. Kecuali lutut yang satu berada di atas lutut "yang. satu lagi dan tapak-kaki yang satu di atas tapak-kaki yang satu lagi. Dan beliau bersabda : "Se­sungguhnya aku ini hamba. Aku makan sebagaimana hamba makan dan aku duduk sebagaimana hamba duduk". (2) Beliau tiada memakan makanan yang masih panas dan beliau ber­sabda : "Makanan yang masih panas itu tiada mempunyai barakah. Sesungguhnya Allah tiada menganugerahkan api untuk makanan kita. Maka dinginkanlah makanan itu!". (3)
Adalah beliau memakan makanan yang berada di depannya. Beliau memakan dengan tiga anak jarinya. Kadang-kadang beliau meminta tolong (menambahkan) dengan anak jari ke-empat. Dan beliau tiada memakan dengan dua anak jari. Dan bersabda : "Bahwa yang demikian itu cara sethan makan". (4)
'Utsman bin 'Affan ra. datang kepada Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . membawa kuwe faludzaj (nama semacam kuwe dalam bahasa Persia). Rasulullah صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . memakan kuwe itu, sambil bertanya : "Kuwe apa ini, hai Abu Abdillah?".
(1)Dirawikan An-Nasa-i.
(2)Dirawikan Abdur-Razzaq dari Avyub.
(3)Dirawikan Al-Baihaqi dari Abu Hurairah, dengan isnad shahih.
(4)Dirawikan Ad-Daraquthni dari Ibnu Abbas, dengan isnad dia'if.
'Utsman bin 'Affan ra. menjawab : "Demi bapak dan ibuku! Kami masukkan minyak samin dan madu-lebah dalam periuk dan kami letakkan atas api. Kemudian kami panaskan sampai mendidih. Kemudian kami ambil tepung gandum yang halus yang telah ditumbuk. Lalu kami aduk atas minyak samin dan madu-lebah itu dalam periuk. Kemudian, kami gerak-gerakkan dengan cambuk, sehingga ia masak. Lalu jadilah seperti yang engkau lihat". Lalu Rasulullah صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . menjawab : "Bahwa makanan ini bagus". Adalah Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . memakan roti sya'ir yang tiada diajak. Beliau memakan mentimun dengan kurma yang belum kering (ruthab) dan dengan garam. Buah-buahan basah yang paling disukainya, ialah : semangka dan buah anggur. Beliau memakan buah semangka dengan roti dan gula. Kadang-kadang dimakannya semangka itu dengan ruthab. Semuanya beliau makan dengan dua tangan. Pada suatu hari, beliau memakan ruthab pada tangan kanannya dan bijinya pada tangan kirinya. Maka lalulah seekor kambing, lalu beliau tunjukkan kepada kambing itu dengan biji kurma tadi. Maka kambing itupun lalu makan dari tapak tangannya yang kiri. Dan beliau makan dengan kanannya sehingga selesai. Dan kambing itu pergi.
Kadang-kadang beliau memakan buah anggur dengan memegang tangkainya, di mana kelihatan air buah anggur itu pada janggutnya, seperti benang mutiara. Kebanyakan makanan'beliau, air dan kurma kering (tamar). Beliau mengumpulkan susu dengan tamar: Dan beliau menamakan keduanya: dua yang terbaik (al-athyabain). Makanan yang paling beliau sukai, ialah daging. Dan beliau bersab­da : "Bahwa daging itu menambahkan pendengaran. Dan daging itu penghulu makanan di dunia dan di akhirat. Jikalau aku meminta pada Tuhanku, bahwa Ia memberikannya kepadaku tiap-tiap hari, niscaya dianugerahi-Nya (1)
Beliau memakan roti berkuah dengan daging dan buah labu. Beliau suka kepada buah labu dan mengatakan : "Bahwa labu itu pohon saudaraku Yunus as.".
'A-isyah ra. berkata : ".Rasulullah صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . bersabda : 'Wahai 'A-isyah! Apabila engkau memasak periuk gulai, maka banyakhanlah di dalamnya labu. Karena labu itu menguatkan hati orang yang duka "'. Adalah Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . memakan daging burung yang ditangkap. Dan beliau sendiri tiada turut menangkap dan memburu burung itu.
(1 )Dirawikan Abusy
Syaikh dari Ibnu Saman
Beliau suka orang lain menangkap dan membawa kepadanya. Maka beliau memakannya. Apabila beliau memakan daging, beliau tiada menundukkan kepalanya kepada daging itu. Dan beliau mengang- katkan daging itu ke mulutnya, kemudian menggigitkannya. Beliau memakan roti dan minyak samin. Dan yang beliau sukai dari kam­bing, ialah daging lengannya dan daging bahunya. Dan dari sayur, ialah buah labu. Dan dari lauk-pauk, ialah cuka. Dan dari tamar, ialah kurma Madinah (al-'ajwah). Beliau mendo'akan pada al-'ajwah itu dengan barakah. Dan beliau bersabda : "Al-'ajwah itu dari sorga dan obat racun dan sihir(1)
Beliau menyukai dari sayur-sayuran, ialah yang bernama : al-han- doa'dan al-badzaruj dan sayur al-hamqa yang dinamai : ar-rajlah. Beliau tiada menyukai daging dua buah pinggang. Karena daging ini tempatnya dekat kencing. Dan beliau tiada memakan dari kambing tujuh perkara : dzakar (kemaluan), dua biji pelir, tempat air ken­cing, empedu, ghudad (daging yang bulat-buiat yang terjadi dari penyakit antara kulit dan dagingnya) kemaluan kambing betina dan darah.
Beliau tiada menyukai yang demikian. (1) Beliau tiada memakan bawang putih, bawang merah dan daun bawang prei (al-kurrats). Beliau tiada pernah sekali-kali mencela sesuatu makanan. Akan tetapi kalau mena'jubkannya, beliau ma­kan. Dan kalau tiada menyukainya, beliau tinggalkan. Dan kalau beliau tiada menyukainya, maka beliau tiada memarahkannya kepada orang lain.
Beliau tiada menyukai binatang dlabb (bentuk-nya seperti biawak) dan empedu. Dan beliau tiada mengharamkan kedua macam benda tersebut.
Adalah Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . mengambil makanan sisa di piring, dengan anak jari beliau, sambil bersabda : "Makanan yang penghabisan itu banyak barakahnya".
Beliau menjilat anak jarinya dari sisa makanan itu, sehingga anak jarinya. merah. Dan tiada menyapu tangannya dengan sapu-tangan. Akan tetapi dijilatinya anak jarinya satu demi satu dan bersabda : "Bahwa beliau tiada mengetahui pada makanan manakah barakah itu,Apabila telah selesai dari makan, beliau membaca :
1)Dengan dikatakan "Beliau tiada menyukai yang demikian" jangan sampai dipahami bahwa darah juga termasuk yang tiada disukai artinya : makruh. Tidak demikian. sebab darah adalah haram hukumnya dengan ijma Jadi : tiada disukai mengenai darah adalah tiada dimakan sekalikali dan adalah darah itu haram Kami buat catatan ini agar tidak meragukan. (Pent.).
Apabila telah selesai dari makan, beliau membaca :
الحمد لله اللهم لك الحمد أطعمت فأشبعت وسقيت فأرويت لك الحمد غير مكفور ولا مودع ولا مستغني عنه
(Al-hamdu-lillaahil-laahumma lakal-hamdu ath-'amta fa-asyba*-ta wa saqaita fa-arwaita lakal-hamdu ghaira makfuurin wa iaa muwad- da-'in wa laa mustagh-naa 'anhu).Artinya : "Segala pujian bagi Allah. Wahai Allah Tuhanku Bagi Engkau segala pujian. Engkau berikan makanan, maka Engkau kenyangkan. Engkau berikan minuman, maka Engkau puaskan (hilang haus). Bagi Engkau segala pujian yang tidak dimungkiri keutamaannya, yang tidak ditinggalkan dan yang diperlukan kepadanya". (1)
Adalah Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . apabila telah memakan roti dan daging khususnya, membasuhkan kedua tangannya baik-baik. Kemudian me- nyapu dengan kelebihan air itu mukanya. Beliau minum dengan tiga kali teguk dan padanya tiga kali membaca : بسم الله bismillaah. Dan pada masing-masing penghabisannya, tiga kali membaca : الحمد لله al-ham dulillaah. Adalah Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . minum dengan mengisap air dan tidak beliau minum dengan tidak bernafas. Dan beliau berikan air yang lebih dari minumannya, kepada orang yang di kanannya. Kalau orang yang di sebelah kirinya lebih mulia kedudukannya, beliau mengatakan kepada orang yang di sebelah kanannya : "Sunat engkau berikan. Jikalau engkau suka, utamakanlah kepada mereka!".(2)
Kadang-kadang beliau minum dengan satu nafas sampai selesai. Dan beliau tiada bernafas dalam bejana tempat minum, tetapi beliau berpaling daripadanya. Dan apabila dibawa kepada beliau, bejana tempat minum, yang di dalamnya air madu dan susu, maka beliau menolak meminumnya, seraya bersabda : "Dua minuman dalam satu minuman. Dan dua lauk, dalam satu tempat". Kemu­dian Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . bersabda : "Aku tidak mengharamkannya. Akan tetapi aku tiada menyukai kesombongan dan dihisab (dihitung amal-perbuatan) dengan amal-perbuatan duniawi yang tiada diper­lukan besok hari qiamat. Aku menyukai tawadlu' (merendahkan diri). Barangsiapa merendahkan diri karena Allah, niscaya ia diang- katkan oleh Allah".
(1)Dirawikan Ath-Thabrani dari Al-Harits bin Al-Harits, dengan sanad dia'if. Dan Al-Bukhari merawikan dari abi Amamah dengan bunyi yang tidak begitu sama dengan tadi.
(2)Dirawikan Al-Bukhari dan Muslim dari Sahal bin Sa'ad.
Adalah Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . dalam rumahnya lebih malu dari sahaya perempuan. Beliau tiada meminta pada mereka itu (keluarganya) makan­an. Dan tidak menyatakan keinginannya kepada mereka. Kalau mereka itu memberikan makanan kepadanya, beliau makan. Dan apa yang diberikan mereka, beliau terima. Dan minuman apa yang diberikan mereka, beliau minum.' Kadang-kadang beliau bangun mengambil sendiri apa yang akan dimakannya atau yang akan diminumnya.
Penjelasan : Adab-kesopanan dan akhlaq Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ mengenai pakaian.
Adalah Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . memakai pakaian yang diperolehnya : kain sarung atau kain selendang (kain penutup badan) atau baju kemeja (qamish) atau baju jubbah atau yang lain. Yang mena'jubkan hati-nya (yang lebih menyukainya), ialah kain hijau. Dan kebanya kan pakaiannya ialah berwarna putih. Dan beliau bersabda :
ألبسوها أحياءكم وكفنوا فيها موتاكم أخرجه ابن ماجه والحاكم
(Al-bisuuhaa ah-yaa-akum wa kaffinuu fiihaa mautaakum).Artinya: "Pakaikanlah kain yang berwarna putih itu kepada orang- orang yang masih hidup dari ktimu dan kafanilah dengan kain putih ttu orang-orang yang sudah meninggal dari kamu!". (1)
Adalah Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . memakai qaba' (baju yang dipakai di atas baju- baju yang lain) yang diisi dengan kapas untuk peperangan dan bukan peperangan. Beliau mempunyai baju qaba' dari kain sun- dusin. Lalu beliau memakainya, maka baguslah kehijauannya diatas keputihan warnanya. Dan adalah pakaian Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . semuanya tinggi di atas kedua mata-kakinya. Dan kain sarungnya di atas yang demikian, kepada setengah betis. Dan baju kemejanya terikat dengan kancing baju. Kadang-kadang beliau membuka kancing itu dalam shalat dan lainnya. Beliau mempunyai kain selimut yang dicelup dengan kumkuma. Kadang-kadang, beliau mengerjakan shalat dengan orang banyak dengan memakai selimut itu saja. Kadang-kadang beliau memakai kain sehelai, tiada yang lain di atas kain sehelai itu. Beliau mempunyai kain yang bertampal, yang dipakainya. Beliau bersabda : "Sesungguhnya aku adalah hamba, aku memakai pakaian, sebagaimana yang dipakai oleh hamba". (2)
(1)Dirawikan Ibnu Majah dan Al-Hakim dari Ibllu Abbas.
(2)Dirawikan Al-Bukhari dan Muslim dari Abi Bardah.
Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . mempunyai dua helai pakaian yang khusus untuk shalat Jum'at, selain dari pakaian-pakaiannya untuk bukan Jum'at. Kadang-kadang, beliau memakai sehelai kain sarung, yang tidak ada kain lain di atasnya. Beliau ikatkan kedua ujungnya diantara kedua bahunya. Kadang-kadang, dengan pakaian itu beliau meng- imami orang banyak pada shalat janazah. Kadang-kadang, beliau mengerjakan shalat di rumahnya, dengan memakai sehelai kain sarung, di mana beliau berselimut dengan kain sarung itu, yang berlainan letak diantara kedua ujungnya. Dan adalah kain sarung itu, yang beliau bersetubuh padanya pada hari itu. Kadang-kadang beliau mengerjakan shalat di malatn hari dengan kain sarung. Dan beliau berselindang dengan sebahagian kain dari yang mengiringi rambutnya dan beliau jatuhkan bahagian yang tinggal dari kain itu, ke atas sebahagian isterinya. Lalu beliau mengerjakan shalat seperti yang demikian itu.
Sesungguhnya Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . mempunyai pakaian hitam. Lalu beliau berikan kepada orang. Maka bertanya Ummu Salmah kepadanya : "Demi ayahku, engkau dan ibuku! Apakah yang dapat diperbuat oleh orang itu dengan kain hitam tersebut?". Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . menjawab : "Aku pakaikan akan orang itu". Lalu Ummu Salmah menjawab : "Belum pernah sekali-kali aku melihat sesuatu yang lebih cantik, dari putihnya engkau di atas hitamnya kain itu".
Anas berkata: "Kadang-kadang aku melihat Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . mengerjakan dengan kami shalat Dhuhur, dengan memakai kain bulu hitam (syamlah), yang beliau ikatkan antara kedua ujungnya". Adalah Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . memakai cincin. Kadang-kadang beliau keluar dan pada cincinnya benang terikat, untuk mengingati sesuatu. Beliau setempelkan dengan cincin itu, pada surat-surat yang akan dikirim. Beliau bersabda :
الخاتم على الكتاب خير من التهمة
(Al-Khaatamu "alal-kitaabi khairun minat-tuhmah).Artinya : "Cap setempel atas surat adalah lebih baik daripada kena tuduhan(1)
Beliau memakai kupiah (qalansuah);di bawah surban dan dengan tanpa surban. Kadang-kadang beliau buka qalansuahnya dari kepala. Lalu beliau jadikan qalansuah itu dinding (sutrah) dihadap- annya. Kemudian, beliau mengerjakan shalat kepada dinding dari qalansuah tadi. Dan kadang-kadang tidak ada surban. Lalu beliau ikatkan kain pada kepalanya dan dahinya.
(1) Dirawikan AlBukhari dan Muslim dari Anas.
Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . mempunyai sehelai surban yang dinamai : as-sahab (awan). Lalu beliau berikan kepada 'Ali ra. Kadang-kadang 'Ali ra. datang dengan memakai as-sahab. Lalu Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . bersabda : "Datang 'Ali kepadamu dengan memakai as-sahab". Adalah Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . apabila memakai pakaian, beliau memakainya dari sebelah kanannya, sambil membaca :
الحمد لله الذي كساني ما أواري به عورتي وأتجمل به في الناس
(Al-hamdulillaahil-ladzii kasaanii maa uwaarii bihi auratii wa ata- jammalu bihi fin-naas).
Artinya : "Segala pujian bagi Allah yang menganugerahkan kepada- ku pakaian, yang dengan pakaian itu aku menutup auratku dan aku memperelokkan diriku pada manusia'(1) Apabila beliau membuka pakaiannya, maka beliau keluarkan dari sebelah kirinya. Apabila beliau memakai pakaian baru, lalu beliau berikan pakaian tuanya kepada orang miskin. Kemudian beliau bersabda : "Tiada dari orang muslim yang memberi pakaian akan orang muslim, dari kain tuanya, di mana ia tiada memberikan pa­kaian itu, melainkan semata-mata karena Allah, melainkan ia berada dalam tanggungan Allah. Pemeliharaan-Nya dan kebajikanNya, selama ia menutup aurat orang muslim itu, pada waktu hidup nya dan matinya(2)
Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . mempunyai tikar tidur dari kulit yang sudah disamak, yang diisikan dengan kulit kayu kurma yang halus. Panjangnya dua hasta atau hampir dua hasta. Lebarnya sehasta sejengkal atau hampir sehasta sejengkal.
Beliau mempunyai baju 'aba-ah (baju terbuka depannya, dipakai di atas baju lain), yang dibentangkan untuk Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ke mana saja beliau berpindah duduk, yang dili patkan dua lapis, untuk di bawah tempat duduknya.
Beliau tidur di atas tikar, yang di bawahnya, tiada suatupun lainnya. Diantara akhlaq Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ialah menamakan binatang kendaraan- nya, senjatanya dan barang-barangnya. Dan adalah nama bendera- nya ; Al-'Uqab, nama pedangnya yang dibawa ke medan perang :
(1)Dirawikah Ibnu Majah dan Al-Hakim dari 'Umar bin Khaththab. Dan dipandangnya shahih.
(2)Dirawikan Al-Hakim dan Al-Baihaqi dari 'Umar.
Dzul-faqar. Beliau mempunyai pedang, yang dinamai : Al-Mikh-dzam. Dan sebuah pedang yang lain, dinamai: Ar-Rasub. Dan yang lain lagi, dinamai : Al-Qadlib. Dan tangkai pedangnya dihiasi dengan perak.
Beliau memakai tali pedangnya dari kulit yang tersamak. Padanya tiga helai tali dari perak. Dan nama busur Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ., ialah : Al- Katum. Dan nama tempat panahnya, ialah : Al-Kafur. Nama unta- nya, ialah : Al-Qushwa, yaitu yang dinamakan juga : Al-'Udl-ba. Nama baghalnya uialah : Ad-Duldul. Nama keledainya, ialah : Ya'fur. Dan nama kambingnya yang beliau minum susunya, ialah : 'Ainah.
Beliau mempunyai tempat bersuci dari tembikar, yang beliau berwudlu padanya dan meminum daripadanya. Maka orang banyak mengirim anak-anaknya yang kecil yang telah berakal. Lalu mereka itu masuk ke tempat Rasulullah صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . Mereka itu tiada ditolak untuk masuk ke tempat beliau.
Apabila anak-anak itu memperoleh air pada tempat bersuci tadi, lalu mereka minum. Dan menyapu mukanya dan tubuhnya dengan air tersebut. Mereka itu mencari barakah dengan yang.demikian.
Penjelasan : Kema'afannya Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . serta kemampuannya membalas.
Adalah Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . manusia yang tidak lekas marah. Dan yang amat suka memberi ma'af serta mampunya mengambil balasan. Bahwa ada orang membawa gelang emas dan perak kepada Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . Lalu beliau bagi-bagikan diantara shahabat-shahabatnya. Lalu bangunlah seorang badui, seraya berkata : "Hai Muhammad! Demi Allah! Sesungguhnya Allah menyuruh engkau berlaku adil. Maka aku tiada melihat engkau berlaku adil". (2)
Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ menjawab : "Sayang engkau Siapakah yang berlaku adil kepada engkau sesudahku?".
Tatkala orang badui itu telah pergi, lalu Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . bersabda : "Kembalikanlah dia kepadaku perlahan-lahan". Jabir meriwayatkan : "Bahwa Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . menerima perak untuk orang banyak pada hari perang Khaibar dalam kain Bilal. Lalu seorang laki-laki berkata kepada Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . : 'Wahai Rasulullah! Berlakulah adil!'"
(1)Baghal hewan, hampir sama dengan keledai.
(2)Dirawikan Abusy-Syaikh, dari Ibnu 'Umar, dengan isnad baik.
Lalu Rasulullah صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . menjawab kepadanya : "Sayang engkau! Siapakah yang akan bertindak adil, apabila aku tidak adil? Jadi, sesungguhnya aku telah sia-sia dan merugi, jikalau aku tidak berlaku adil".
Lalu 'Umar bangun, seraya berkata : "Apakah tidak aku potong lehernya? Sesungguhnya dia itu orang munafiq". Maka Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . menjawab : "Aku berlindung dengan Allah! Bahwa manusia akan memperkatakan, bahwa aku membunuh shahabat- shahabatku!". (1)
Adalah Rasulullah صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . pada suatu peperangan. Lalu mereka itu (pihak musuh) melihat kaum muslimin dalam kelengahan. Lalu datanglah seorang laki-laki, sehingga ia berdiri dekat kepala Ra­sulullah صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . dengan pedang terhunus di tangannya, seraya berkata : "Siapakah yang mencegah engkau daripadaku". Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . menjawab : "ALLAH!".
Berkata perawi : "Maka jatuhlah pedang itu dari tangan laki-laki tadi. Lalu Rasulullah صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . mengambil pedang tersebut dan ber­sabda : "Siapakah yang mencegah engkau daripadaku". Laki-laki itu menjawab : "Adalah engkau hendaknya sebaik-baik orang yang mengambil kebajikan!".
Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . menjawab :
قل أشهد أن لا إله إلا الله وأني رسول الله .
(Qul: Asy-hadu allaa ilaaha illallaah wa annii rasuulullaah).Artinya: "Aku mengaku, bahwa tiada Tuhan yang disembah selain Allah dan bahwa aku Rasul Allah
Laki-laki itu lalu menjawab : "Tidak! Hanya aku tiada akan memerangi engkau. Aku tiada akan bersama engkau. Dan aku tiada akan bersama kaum (orang-orang) yang memerangi engkau". Maka Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . melepaskan laki-laki itu. Lalu ia datang kepada teman-temannya, seraya ia berkata : "Aku datang kepada kamu dari orang yang terbaik diantara manusia". (2) Anas meriwayatkan : "Bahwa seorang perempuan Yahudi datang kepada Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . membawa daging kambing yang beracun, supaya Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . memakannya. Lalu perempuan itu dibawa kepada Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . Maka beliau bertanya kepadanya tentang hal itu. Maka perem­puan itu menjawab : 'Aku bermaksud membunuh engkau*
(1)Dirawikan Muslim dari Jabir.
(2)Dirawikan Al-Bukhari dan Muslim dari Jabir.
Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . menjawab : "Allah Ta'ala tiada menyerahkan kekuasaan kepada engkau atas yang demikian".
Maka para shahabat bertanya : "Apakah tidak kami bunuh perem puan ini?".
Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . menjawab : "Jangan(1)
Seorang laki-laki Yahudi menyihir Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . Lalu Jibril as. mengkabarkan yang demikian kepada Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . sehingga sihir itu dapat dikeluarkan (dari sumur Dzarwan) dan terlepaslah ikatannya. Dan Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ , memperoleh keringanan sakit karena yang demikian. Dan Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . tiada menyebutkan yang demikian kepada Yahudi itu. Dan tiada sekali-kali melahirkannya kepada Yahudi tersebut. (2)
'Ali ra. berkata : "Rasulullah صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . mengutuskan aku, Zubair dan Miqdad, dengan sabdanya : Berjalanlah, sehingga kamu sampai ke Raudlqh Khakh. Di situ ada : dha’inah (wanita yang ditinggal kan oleh suaminya) di mana pada wanita tersebut ada sepucuk surat. Maka ambillah surat itu daripadanya!Kami-pun berjalan, sehingga sampailah kami di Raudlah Khakh. Lalu kami berkata kepada wanita itu "Keluarkanlah surat itu!". Wanita itu menjawab : "Tiada surat padaku". Lalu kami berkata : "Engkau keluarkan surat itu atau kami buka kain engkau!".
Lalu perempuan itu mengeluarkan surat tersebut dari sanggul rambutnya. Maka surat itu kami bawa pada Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . Tiba-tiba terse­but dalam surat itu : "Dari Hathib bin Abi Balta'ah kepada orang-orang musyrikin di Makkah. Ia menerangkan kepada mereka itu, suatu hal dari hal-ihwal Rasulullah صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ .". Maka Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ .;bertanya : "Hai Hathib! Apa ini?". Hathib menjawab : "Wahai Rasulullah! Janganlah engkau bersegera murka kepadaku! Bahwasanya aku ini adalah orang yang ada hubungan dengan kaumku. Dan ada orang-orang muhajirin yang bersamamu, mempunyai kerabat (famili) di Makkah, yang mereka itu melindungi keluarganya. Maka aku menyukai ketika telah lenyap bagiku yang demikian dari keturunan, dari mereka bahwa aku mengambil pada mereka itu suatu tangan, yang mereka akan melindungi kerabatku dengan tangan tersebut. Dan aku tiada ber­buat demikian, karena kafir dan tidak karena rela dengan kafir sesudah Islam dan tidak karena murtad dari agamaku".
(1)Dirawikan Muslim dari Anas.
(2)Dirawikan An-Nasa-i dari Zaid bin Arqam, dengan isnad shahih.
Lalu Rasulullah صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . menjawab : "Bahwa Rasulullah صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . membenarkan kamu".
Lalu 'Umar ra. berkata : "Biarkanlah aku pukul leher munafiq ini". Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . bersabda : "Bahwa laki-laki ini telah menghadliri perang Badar dan engkau tiada mengetahui semoga Allah Azza wa Jalla telah melihat kepada peserta-peserta Badar. Allah Tayala berfirman : Berbuatlah apa yang kamu kehendaki! Sesungguhnya Aku telah mengampunkan dosamu (1)
Rasulullah صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . membagikan suatu bahagian dari harta. Lalu seorang laki-laki dari anshar berkata : "Ini adalah bahagian yang tiada dimaksudkan wajah Allah Ta'ala (tidak li-wajhillah)". Lalu perkataan yang demikian diterangkan kepada Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . Maka merahlah muka beliau seraya bersabda : liDiberi rahmat kiranya oleh Allah akan saudaraku nabi Musa yang telah disakiti dengan lebih banyak dari mi, tetapi ia sabar (2)
Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . bersabda : "Tidaklah disampaikan sesuatu kepadaku oleh seseorang kamu dari seseorang shahabatku. Maka sesungguhnya aku suka, bahwa aku keluar kepadamu dan dadaku dalam keadaan yang sejahtera". (3)
Penjelasan : Tentang Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . memejamkan matanya dari haI yang tiada disukainya.
Adalah Rasulullah صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . halus kulitnya, lembut lahir dan bathinnya. Diketahui pada wajahnya akan kemarahan dan kesenangannya. Apabila bersangatan perasaannya (emosinya), niscaya banyak beliau memegang janggutnya yang mulia. Beliau tiada berbicara dengan seseorang, dengan apa yang tiada disukainya. Seorang laki-laki masuk ke tempat *Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . Pada orang itu warna kuning. Lalu beliau tiada menyukai warna kuning itu. Maka beliau tiada mengatakan suatupun kepada orang itu, sampai ia keluar. Lalu beliau mengatakan kepada sebahagian kaum yang ada di situ : "Kalau kiranya kamu katakan kepada orang itu tadi, supaya me- ninggalkan itu (warna kuning)!".
(1)Dirawikan Al-Bukhari dan Muslim.
(2)Dirawikan Al-Bukhari dan Muslim dari Ibnu Mas'ud.
(3)Dirawikan Ad-Daraquthni dari Ibnu Mas'ud, hadits gharib.
Seorang Arab badui kencing dalam masjid di hadapan Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . Lalu para shahabat bermaksud mencegahnya. Maka Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . bersabda :
لا تزرموه
Artinya : "Jangan kamu putuskan kencingnya!".
Kemudian Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ bersabda kepada badui itu : "Bahwa masjid- masjid ini tiada patut untuk sesuatu kekotoran, kencing dan berak Dan pada suatu riwayat: "Dekati dia! Jangan kamu jauh kan!(1)
Pada suatu hari datang seorang Arab badui kepada Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . meminta sesuatu. Maka Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . meraberikannya. Kemudian beliau bersabda kepada orang badui itu : "Aku telah berbuat baik kepada- mu',Orang badui itu menjawab : "Tidak! Engkau tidak memberi kebaikan kepadaku".
Yang meriwayatkan itu berkata : "Lalu kaum muslimin marah dan bangun berdiri menghadapi badui itu. Maka Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . memberi isyarat kepada kaum muslimin itu : 'Bahwa cegahlah dari berbuat sesuatu!' ". Kemudian beliau bangun berdiri dan masuk ke rumahnya. Dan beliau mengirim kepada badui itu dan menambahkan kepadanya sesuatu. Kemudian, beliau bersabda : "Aku telah berbuat baik kepadamu".
Badui itu menjawab : "Ya, benar! Kiranya Allah membalas dengan kebajikan kepada engkau, dari famili dan kerabat!". Lalu Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . bersabda kepadanya : "Bahwa engkau telah mengatakan, apa yang engkau katakan. Dan pada hati shahabat-shahabat- ku ada sesuatu dari yang demikian itu. Kalau engkau sukay katakanlah di hadapan mereka, apa yang telah engkau katakan di hadapanku. Sehingga hilanglah dari dada mereka, apa yang ada di dalamnya, terhadap engkau!". Badui itu menjawab : "Ya, baik!".
Keesokan harinya atau pada sore hari itu, orang badui itu datang. Lalu Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . bersabda : "Bahwa orang badui ini telah mengata- kan, apa yang telah dikatakannya. Lalu kami tambahkanpemberian kepadanya. Maka sekarang ia mengaku, bahwa ia telah senang. Benarkah demikian ?Badui itu menjawab: "Ya, benar! Kiranya Allah membalas dengan kebajikan kepada engkau, dari ahli dan kerabat!".
(1) Dirawikan AlBukhari dan Muslim dari Anas.
Maka Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . bersabda : "Bahwasanya seperti aku ini dan seperti orang badui ini, adalah seperti seorang laki-laki yang mempunyai seekor unta yang telah lari daripadanya. Lalu diikuti oleh orang banyak untuk menangkapnya. Tetapi mereka itu tiada menambah kan unta itu kepada dekat, melainkan semakin lari. Lalu mereka itu dipanggil oleh pemilik unta itu.: 'Biarkanlah aku dan untaku! Maka sesungguhnya aku lebih sayang dan lebih mengetahui dengan unta itu , Maka pemilik unta itu datang di hadapan unta. Lalu mengambil rumput untuk unta itu. Maka dengan perlahan-perlahan ia mengembalikan unta itu. Sehingga unta itu datang dan jinak. Dan dapat ia mengikatkan alat kendaraan ke atas unta itu dan mengendarainya. Dan sesungguhnya aku, jikalau aku biarkan kamu, di mana laki-laki itu telah mengatakan apa yang telah dikatakannya, lalu kamu membunuhnya, niscaya ia masuk neraka.
Penjelasan : Kemurahan dan kelimpahan hati Nabi.صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ .
Adalah Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ manusia yang banyak kelimpahan dan kemurah­an hati. Dalam bulan Ramadlan, beliau adalah seperti angin yang dilepaskan berhembus tiada memegang sesuatu dari harta. 'Ali ra. apabila menyifatkan Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . berkata : "Adalah Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . manu­sia yang bermurah tangan, manusia yang berlapang dada, manusia yang sangat benar pembicaraan, manusia yang sangat menepati janji, manusia yang teramat lemah-lembut kelakuan dan manusia yang sangat memuliakan kekeluargaan. Barungsiapa melihat Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . dengan tiba-tiba, niscaya takut kepadanya. Dan barangsiapa bercampur-baur dengan Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . dengan mengenalnya, niscaya mencintainya. Orang yang menyifatkan Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . berkata: "Tidak pernah aku melihat sebelumnya dan sesudahnya oraug seperti Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ .".
Dan tidaklah sekali-kali dimintakan sesuatu pada Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . atas Agama Islam, melainkan diberikannya. (1). Seorang laki-laki datang kepada Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . lalu meminta padanya, maka beliau memberikan kepada orang itu kambing yang ada diantara dua bukit. Lalu orang itu kembali kepada kaumnya dan berkata : "Marilah kamu semuanya, masuk Islam! Sesungguhnya Muhammad mem- berikan, sebagai pemberian orang, yang tiada takut akan kemis- kinan. Dan tiada pernah orang meminta padanya sesuatu, lalu beliau mengatakan : 'Tidak!' ". (2)
Orang membawa kepada Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . sembilan puluh ribu dirham. Lalu beliau letakkan atas tikar. Kemudian beliau bangun, lalu membagi-bagikannya. Beliau tiada menolak seorangpun yang me­minta, sehingga selesailah beliau membagi-bagikannya. (3) Datang seorang laki-laki kepada Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . lalu meminta pada Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . Beliau menjawab : "Tak ada suatupun padaku. Tetapi belilah atas tanggunganku! Apabila datang sesuatu kepada kami, niscaya kami lunaskan".
Lalu sahut 'Umar : "Wahai Rasulullah! Allah tidak memberatkan engkau yang tidak engkau sanggupi".
Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . tiada senang yang demikian. Lalu laki-laki itu berkata : "Belanjakanlah! Dan jangan takut akan kekurangan dari Tuhan yang mempunyai'Arasy!".
(1)Dirawikan Al-Bukhari dan Muslim dari Anas.
(2)Dirawikan Al-Bukhari dan Muslim dari Jabir.
(3)Dirawikan Abul-Hasan bin Adl-Dlahhak dan Al-Hasan, hadits mursal.
Maka tersenyumlah Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . dan diketahui kegembiraan pada wajahnya.
Tatkala Nabi" صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . kembali dari perang Hunain, maka datanglah beberapa Arab badui, meminta sesuatu pada Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . Sehingga mereka itu membawa Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . kepada sepohon kayu. Maka tersangkutlah kain selendang Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . pada pohon kayu itu. Lalu Rasulullah صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . berhenti, seraya bersabda : "Berikanlah kepadaku selendangku! Jikalau aku mempunyai nVmat sebanyak duri iniy niscaya aku bagi-bagikan diantara kamu. Kemudian, kamu tiada akan mendapati aku ini kikir, pendusta dan pengecut". (1)
Penjelasan : Keberanian Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ .
Adalah Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . manusia yang suka menolong dan sangat berani. 'Ali ra. berkata : "Sesungguhnya engkau melihat aku pada hari perang Badar. Kami berlindung dengan Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ dan beliau yang paling terdekat kepada musuh dari kami. Dan beliau pada hari itu diantara manusia yang sangat perkasa".
'Ali ra. berkata pula : "Apabila perang telah berkecamuk, kaum , muslimin telah bertemu dengan kaum kafir, niscaya kami memeliharakan diri dengan Rasulullah صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . Maka tiada seorangpun yang lebih dekat kepada musuh, dari Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ .". (2)
Ada yang mengatakan, bahwa Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ itu sedikit berkata-kata dan sedikit berceritera. Apabila beliau menyuruh manusia berperang, niscaya dengan bersungguh-sungguh dan adalah beliau dian­tara manusia yang sangat perkasa. Dan orang yang berani saja yang dekat kepada Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . dalam peperangan, karena dekatnya belitu dengan musuh. (3)
imran bin Hushain berkata : "Tiada Rasulullah صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . menemui suatu kumpulan tentara, melainkan beliaulah orang yang pertama. memukulnya".
Pada shahabat berkata, bahwa Nabi si.w. sangat kuat pukulannya. Tatkala beliau dikelilingi oleh kaum musyrik, lalu turun dari baghalnya, seraya bersabda : "Aku ini Nabi, tidak dusta. Aku ini putera Abdul Muththalib(4)Maka tiada seorangpun yang dilihat pada hari itu yang lebih berani dari Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ .
(1)Dirawikan Al-Bukhari dari Jubair bin Muth'im.
(2)Dirawikan An-Nasafi, dengan isnad shahih. Dan Muslim-pun merawikan seperti itu dari Al-Barra
(3)Dirawikan Muslim dari Al-Barra'.
(4)Dirawikan Al-Bukhari dan Muslim dari Al-Barra'.
Penjelasan : Merendah-dirinya Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ .
Adalah Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . manusia yang sangat merendahkan diri dalam ketinggian kedudukannya. Ibnu 'Amir berkata : "Aku melihat Ra­sulullah صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . melempar Jamratul- "aqabah di atas unta kelabu. Tak ada padanya orang yang memukul orang lain, orang yang menolak orang lain dan orang yang berkata : *Kepadamu, kepadamu * ". Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . meugendarai keledai, yang disusun di atasnya kayu tem­pat duduk. Dan dalam pada itu orang berkendaraan di belakangnya. Adalah Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . mengunjungi orang sakit, mengantar janazah, memperkenankan undangan hamba. orang. Beliau menempel sandal dan menampal kain. Dan bekerja di rumahnya bersama keluarga­nya mengenai keperluan mereka. Para shahabatnya tiada bangun berdiri untuk Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ , Karena mereka tahu akan bencinya Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . yang demikian.
Beliau lalu di hadapan anak-anak. Lalu beliau memberi salam kepada mereka. Pada suatu hari dibawa seorang laki-laki kepada Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . Lalu orang itu gementar dari kehebatan Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . Maka beliau berkata kepada orang itu : "Mudahkan saja bagimu! Aku bukan raja. Aku hanya putera, seorang perempuan Quraisy, yang memakan daging kering".
Adalah Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ , duduk antara para shahabatnya, bercampur-baur dengan mereka, seolah-olah beliau salah seorang dari mereka. Maka datanglah seorang asing, lalu tiada mengetahui, yang mana beliau. Sehingga ia bertanya dari hal Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . Sehingga mereka (para shahabat) meminta kepada Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . supaya duduk pada suatu tempat yang dapat dikenal beliau oleh orang asing, yang baru datang.
Maka para shahabat membangun suatu tempat yang tinggi sedikit dari taruh liat. Lalu Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . duduk di situ. (1) 'A-isyah ra. berkata kepada Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . : "Makanlah bersandar! Kiranya Allah menjadikan aku tebusan engkau. Sesungguhnya duduk bersandar itu adalah lebih mudah bagi engkau". Kata yang meriwayatkan : "Lalu Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . mendengar dengan menundukkan kepalanya, sehingga hampir dahinya kena dengan tanah. Kemudian, Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . bersabda : "Tetapi aku makan, seperti hamba-sahaya makan dan aku duduk seperti hamba-sahaya duduk".
(1) Dirawikan AdDaraquthni dan AnNasai dari Abu Hurairah.
Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ tidak makan-di atas : meja makan. Dan tidak pada : bejana yang diletakkan padanya segala makanan .yang disukai (sukur-rujah). Sehingga beliau kembali kepada Allah Ta'ala (wafat). Tiada seorangpun daripada para shahabatnya dan orang lain yang memanggilnya, melainkan beliau menjawab dengan perkataan : Labbaik! (Ya!). (1)
Apabila beliau duduk bersama orang banyak, kalau mereka itu berkata-kata tentang arti akhirat, niscaya beliau masuk bersama mereka. Dan kalau mereka bercakap-cakap tentang makanan atau minuman, niscaya beliau bercakap-cakap serta mereka. Dan kalau mereka berkata-kata tentang dunia, niscaya beliau bercakap-cakap bersama mereka. Karena kasih-sayang dan merendahkan diri kepa­da mereka.
Mereka itu kadang-kadang menyanyikan sya'ir (pantun) di hadapannya. Dan menyebutkan beberapa hal keadaan masa jahiliah. Dan mereka itu ketawa. Lalu Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . tersenyum apabila mereka itu ketawa dan beliau tidak menghardik mereka, selain dari yang haram. (2)
Penjelasan : Rupa Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . dan kejadiannya.
Diantara sifat tubuh Rasulullah صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ., ialah beliau tidak panjang (tinggi) yang bersangatan dan tidak pendek yang menyolok. Tetapi- beliau adalah sedang, apabila beliau berjalan sendirian. Dalam pada itu, tidaklah seseorang manusia yang berjalan kaki bersama beliau, di mana orang itu dapat dikatakan tinggi, melain­kan adalah Rasulullah صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . lebih tinggi daripadanya. Kadang- kadang beliau diapit oleh dua orang yang tinggi, maka beliau berada lebih tinggi dari kedua orang tersebut. Apabila kedua oraiig itu telah berpisah dengan beliau, maka kedua orang tersebut dapat dikatakan tinggi, sedang Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . dikatakan : sedang. Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . bersabda :
جعل الخير كله في الربعة
(Ju-'ilal-khairu kulluhu fir-rib-'ati).Artinya: "Kebajikan semuanya dijadikan pada orang yang sedang (pertengahan(3)
(1)Dirawikan oleh Abu Naim dari A-isyah.
(2)Dirawikan Muslim dari Jabir bin Samrah.
(3)Dirawikan Abu Na'im dari A-isyah.
Adapun warna kulit Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . adalah : azharul-laun, tidak sangat merah dan tidak sangat putih.
Azharul-laun, ialah : warna putih yang gilang-gemilang cahayanya, tidak bercampur dengan kuning, merah dan sesuatu dari warna- warna lain.
Beliau disifatkan warnanya oleh pamannya Abu Thalib, yang bermadah :
Putih yang meminta turun hujan, dari awan dengan wajahnya, pertolongan bagi anak yatim yang kasihan, pemeliharaan bagi wanita janda.
Sebagian mereka menyifatkan Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ., bahwa kulitnya putih bercampur merah. Mereka mengatakan, bahwa yang putih bercam­pur dengan merah, ialah warna tubuh Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . yang tampak bagi matahari dan angin, seperti : muka dan leher. Dan putih yang bersih dari warna merah, ialah bahagian tubuhnya yang di bawah kain.
Adalah keringatnya صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . pada mukanya, seperti mutiara, yang lebih harum dari kesturi yang sangat harum.
Adapun rambutnya, maka adalah : ia berambut ikal. Kebagusan rambutnya tidaklah dengan kakunya (lurus seperti duri landak). Dan tidaklah dengan keriting yang berlipat-lipat (tetapi di tengah- tengah diantara dua sifat rambut tadi).
Apabila beliau menyisir rambutnya dengan sisir, jadilah seakan-akan jalinan pasir. Ada yang mengatakan, rambut Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . itu memukul kedua bahunya (sampai menutup kedua bahunya, kiri dan kanan). Kebanyakan riwayat meriwayatkan, bahwa rambut Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . sampai kepada ujung kedua telinganya. Kadang-kadang beliau buatkan rambutnya menjadi empat sanggul. Masing-masing telinganya keluar diantara dua sanggul itu. Kadang-kadang beliau buat rambutnya ke atas dua telinganya, maka lahirlah segala pihak rambut yang di atasnya itu berkilau-kilauan cahayanya. Adalah uban Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . pada kepala dan pada janggutnya, tujuh belas helai. Tiada lebih dari itu. Adalah Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . manusia yang tercantik mukanya dan yang bersinar-sinar. Tiada yang menyifat­kan wajahnya oleh seseorang yang menyifatkannya, melainkan diserupakannya dengan bulan pada malam purnama raya. Dan kelihatan senangnya dan marahnya pada wajahnya, karena bersih kulitnya.
Shahabat-shahabatnya mengatakan, bahwa wajah Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . itu adalah seperti yaug disifatkan oleh shahabatnya Abu Bakar Ash- Shiddiq ra. yang bermadah dengan sekuntum sya'ir :
Nabi kepercayaan dan pilihan,
ia menyeru kepada kebaji kan.
Seperti cahaya bulan purnama raya,
yang menghilangkan gelap gulita.
Adalah Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . luas dahinya. Melengkung kedua bulu keningnya itu, menyempurnakan (dengan banyak bulunya serta memanjang ke tepi). Ruang putih halus (ablaj) diantara kedua bulu keningnya itu seolah-olah perak yang putih bersih, diantara keduanya. Kedua matanya adalah lapang, sangat hitam mata hitamnya. Pada kedua matanya bercampur dengan warna merah. Dan adalah bulu mata Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . tebal, sehingga bulu mata itu bercampur rapat karena banyaknya. Dan beliau berhidung mancung. Artinya : hidung beliau lurus mancung. Dan giginya jarang dengan tersusun baik, artinya : jarang-jarangnya. Apabila beliau tenang dengan ketawa, maka beliau tenang seperti cahaya kilat apabila gilang-gemilang. Beliau adalah yang terbaik dua bibir dari hamba Allah. Dan yang paling lemah-lembut apabila mulutnya tertutup.
Kedua pipinya adalah menurun, tidak meninggi, tidak bermuka panjang dan tidak bermuka sangat bulat, berjanggut tebal. Beliau membiarkan banyak dan panjang janggutnya dan mengambil (mencukur) kumisnya.
Adalah lehernya yang terbaik dari semua hamba Allah. Tidak dapat dikatakan' panjang dan tidak dapat dikatakan pendek. Apa yang tampak dari lehernya bagi matahari dan angin (terbuka), maka adalah seolah-olah cerek perak yang bercampur emas, yang gilang- gemilang dalam keputihan perak dan kemerahan emas. Adalah Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . itu berdada lebar. Tiada melampaui daging sebahagian badannya akan sebahagian yang Iain, seperti cermin pada ratanya. Dan seperti bulan pada putihnya. Yang bersambung antara tulangnya yang di atas dada dan pusatnya dengan bulu yang lurus, seperti ranting kayu yang terpotong. Tak ada pada dadanya dan perutnya, bulu yang lain.
Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . mempunyai tiga lipatan perut, yang ditutup oleh kain sarung satu daripadanya. Dan dua lagi tampak kelihatan. Kedua bahu beliau besar, banyak bulu pada keduanya. Besar al-karadis,
artinya : ujung tulang kedua bahu, kedua siku dan kedua belahan pinggang.
Belakang (punggung) beliau adalah lebar. Diantara kedua bahunya itu, cap kenabian. Yaitu : dari apa yang mengiringi bahunya yang kanan, ada padanya tanda hitam, yang mendekati kepada keku- ningan. Kelilingnya bulu yang tersusun beriring-iringau, seolah- olah kuduk kuda. Beliau صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . besar kedua lengannya dan kedua hastanya, panjang (besar) kedua pergelangan-tangannya, lapang kedua tapak-tangannya, sedang panjang anak-anak jarinya. Seakan- akan anak-anak jarinya itu ran ting-ranting perak. Tapak-tangannya lebih lembut dari sutera. Seolah-olah tapak-tangannya itu tapak- tangan penjual minyak wangi tentang harumnya. Baik tapak-tangan­nya itu menyentuh bau-bauan atau tiada menyentuhinya. Orang yang berjabat tangan dengan Rasulullah صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ., maka senantiasalah harinya itu mendapati bau harumnya.
Beliau meletakkan tangannya yang mulia atas kepala anak kecil. Maka dikenal diantara anak-anak kecil itu dengan bau harumnya pada kepaknya. Dan adalah kedua pahanya dan betisnya itu besar yang di bawah kain sarungnya. Beliau sedang gemuk badannya pada akhir; masanya (akhir hajatnya). Dagingnya sambung berpegang-pegangan, hampirlah adanya atas bentuk kejadiannya yang pertama. Tiada berpengaruh oleh kelanjutan usianya. Adapun jalannya Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . adalah beliau berjalan kaki, seolah-olah beliau berjalan menurun dari batu besar dan menurun dari penurunan. Beliau melangkah condong kepada perjalanan kaki biasa. Beliau berjalan kaki dengan cara al-huwaina, tanpa berlenggang. Al-huwaina, yaitu : berdekatan langkah kaki.
Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . bersabda : "Akulah manusia yang paling serupa dengan Adam as. Dan bapak ku Ibrahim adalah manusia yang paling serupa dengan aku tentang kejadian dan akhlaq-budi-pekerti(1)
Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . bersabda : "Sesungguhnya aku pada sisi Tuhanku mem­punyai sepuluh nama : Aku Muhammad, aku Ahmad, aku Al-Mahi (Penghapus) yang dihapuskan oleh Allah, kekufuran di Makkah, di Madinah dan di lain-lain negeri dengan sebabku. Aku AWAqib (Yang penghabisan, yang tidak ada seorangpun nabi sesudahnya). Aku Al-Hasyir (Pengumpul), yang dikumpulkan oleh Allah semua hamba pada hari qiamat di hadapanku. Aku Rasulurrahmah (Rasul yang membawa rahmat untuk ummat), Rasuluttaubah diterima
(1) Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ .mengatakan bapaknya Ibrahim ialah karena: beliau keturunan Nabi Ibrahim as dari anaknya Nabi Ismail as.
taubat dengan syarat-syaratnya dengan barakah Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ .)Rasulumalahim (yang membawa ummat bersidaging dan berkumpul dalam menghadapi musuh), Al-Muqaffi (Pengikut), aku ikutkan manusia semua dan aku Qutsam, Abul Buhturi berkata : "Qutsam, ialah : yang sempurna dengan menghimpunkan segala kesempurnaan(1)
Wallaahu A'-Iam................................. Allah Yang Maha Tahu.
(1) Dalam "litikaf" syarah Ihya hal 162 jilid VII ada penguraian masingmasing nama itu yang kesimpulannya demikian. (Pent.).
Penjelasan : Mu'jizat Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . dan tanda-tanda yang menunjukkan kebenarannya.
Ketahuilah, bahwa barangsiapa menyaksikan hal-ikhwal Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . dan mendengar benar-behar, berita-b'erita yang melengkapi tentang akhlaq, perbuatan, hal-ikhwal, adat-kebiasaan, tabi'at dan kebijak- sanaannya bagi segala macam manusia dan petunjuknya kepada penentuan mereka (kepada undang-undang ke-Tuhan-an) dan perjinakannya dengan segala macam manusia dan pimpinannya akan semua manusia itu kepada mematuhinya, serta apa yang diceriterakan dari hal keajaiban jawaban-jawabannya pada per- soalan-persoalan yang menyempitkan, kebagusan pengaturannya pada kependngan-kepentingan manusia dan kebagusan isyaratnya pada penguraian hukum syari'at dzahiriah, yang lemahlah para fuqaha' dan orang-orang yang berpikiran cerdas (al-'uqala) dari pada mengetahui titik-titik halusnya yang pertama, sepanjang umur mereka, niscaya tidak adalah keraguan dan kesangsian lagi bagi orang yang menyaksikan itu, bahwa yang demikian tidaklah diusahakan dengan daya-upaya yang dilaksanakan oleh kekuatan manusiawi. Bahkan tidak tergambar yang demikian itu, selain dengan pengambilan dari penguatan samawi (penguatan dari langit) dan kekuatan Ilahiyah (kekuatan ke-Tuhan-an). Bahwa yang demikian itu semua tidaklah tergambar bagi seorang pembohong dan penipu. Akan tetapi sifat-sifatnya dan hal-ikhwal- nya adalah merupakan saksi yang tidak dapat dibantah (syawahid qathVah) dengan kebenarannya. Sehingga seorang Arab asli yang melihat Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ , lalu berkata : "Demi Allah! Ini bukan muka pembohong".
Orang Arab asli itu mengaku dengan kebenaran Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . dengan semata-mata sifatnya. Maka bagaimana pula orang yang menyak­sikan akhlaqnya dan memperhatikan hal-ikhwalnya- pada semua tempat terbit dan tempat datangnya.
Sesungguhnya telah kami bentangkan sebahagian akhlaq Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ adalah untuk dikenal kebagusan akhlaq. Dan diperhatikan kebe­narannya صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ dan ketinggian kedudukan dan derajatnya yang tinggi pada sisi Allah. Karena didatangkan oleh Allah kepadanya semua itu.
Ia adalah laki-laki ummi (tidak tahu tulis baca), yang tidak pernah bergaul dengan ilmu pengetahuan dan tidak membaca kitab-kitab. Dan tidak pernah sekali-kali bermusafir untuk mencari ilmu. Dan beliau senantiasa diantara orang-orang Arab badui yang tinggal di bukit-bukit yang menonjol, sebagai seorang anak yatim yang lemah, yang tidak berdaya. Maka dari manakah ia memperoleh kebagusan akhlaq dan adab-kesopanan. Dan mengetahui kemuslihatan-kemuslihatan hukum fiqh — umpamanya — saja, tidak lain-lainnya dari bermacam-macam ilmu. Lebih-lebih lagi mengenal (ma'rifah) akan Allah Ta'ala, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitabNya dan lain-lain daripada kekhususan kenabian, jikalau tidaklah ketegasan wahyu. Dan dari manakah kekuatan manusia dapat berdiri sendiri dengan yang demikian.
Jikalau tidak adalah bagi Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ., selain dari urusan-urusan dzahiriah ini, sesungguhnya sudah mencukupi. Dan telah terang dari tanda-tanda dan mu'jizat-mu'jizatnya, apa yang tidak diragu- kan akan hasilnya.
Maka marilah kami terangkan dari jumlahnya, khabar-khabar vang telah terkenal ke mana-mana dan dilengkapi oleh kitab-kitab yang shahih, sebagai isyarat kepada pengumpulannya, tanpa memper- panjangkan dengan ceritera penguraian.
Telah dijadikan oleh Allah hal-hal yang luar biasa pada tangan Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ., bukan sekali- saja. Karena Allah Ta'ala memecahkan bulan bagi Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . di Makkah, tatkala beliau di minta oleh orang Quraisy : tanda kebenarannya. (1). Beliau mefnberikan makanan kepada orang banyak di rumah Jabir dan di rumah Abi Thalhah dan pada hari perang Al-Khandaq (sedang makanan yang ada pada segala peristiwa ini sedikit sekali). (2). Dan sekali beliau memberi­kan makanan kepada delapan puluh orang dari makanan empat mud sya'ir (lima sepertiga kati) dan seekor 'anaq. Yaitu : anak kambing di atas umur setahun.
Sekali, beliau memberi makan lebih banyak dari delapan puluh orang, dari beberapa potong roti tepung sya'ir, yang dibawa oleh Anas pada tangannya. Sekali beliau memberi makann kepada tentara-tentara, dari sedikit kurma kering yang dibawa oleh anak perempuan Basyir dalam tangannya. Maka semua mereka memakan- nya. Sehingga mereka kenyang dan berlebih pula untuk mereka. Terbitnya air diantara jari-jarinya صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . Lalu semua tentara itu meminumnya. Dan mereka itu sedang sangat haus. Dan mereka itu mengambil wudlu dari gelas kecil, yang sempit untuk dapat Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . membuka tangannya di dalamnya. Dan Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ .
(1) Dirawikan Al-Bukhari dan Muslim dari Ibnu Mas'ud. Ibnu Abbas dan Anas.
(2) Dirawikan Al-Bukhari dan Muslim dari Anas.
menuangkan sisa air wudlunya (wudlu') pada suatu mata-air di Tabuk. (1). Dan tak ada air sedikitpun pada mata-air itu. Pada kali yang lain pada suatu sumur di Al-Hudaibiah. Lalu kedua sumur tersebut membanjiri air. Maka tentara meminum dari mata-air Tabuk itu. Dan mereka itu ribuan orang banyaknya. Sehingga mereka puas dari haus dahaga. Dan minumlah dari sumur Al- Hudaibiah seribu lima ratus orang banyaknya. Dan sebelum itu tak ada air padanya.
Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . menyuruh 'Umar bin Al-Khaththab ra. supaya membekali empat ratus orang berkendaraan, dari tamar (kurma kering), yang ada dalam himpunannya seperti : rabdlah unta. Yaitu : tempat bekas duduk unta. (2). Maka 'Umar bin Al-Khaththab membekali mereka itu semua, dari tamar tersebut. Dan masih ada sisanya, lalu beliau tahan sisanya itu.
Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . melemparkan tentara musuh dengan segenggam tanah. Maka butalah mata mereka itu. (3). Dan turunlah ayat Al-Qur-an dengan peristiwa tersebut, pada firman Allah Ta'ala :
(Wa maa ramaita idz-ramaita wa laakin-nallaaha ramaa). Artinya : "Dan bukan engkau yang melemparkan ketika engkau melempar, melainkan Allahyang metempar'(S. Al-Anfal, ayat 17). Allah Ta'ala membatalkan : nujum dengan diutus-Nya Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . Lalu nujum itu ditiadakan. Dan adalah nujum sebeslum itu menon- jol adanya. Dan berdenting-denting bunyi batang kurma kering, karena rindu kepada Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ., di mana Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . membaca khuthbah, bersandar pada batang kurma itu, sewaktu telah dibuat mimbar untuk Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . Sehingga didengar oleh semua shahabat, seperti suara unta. Lalu Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . merapatkan batang kurma itu kepadanya. Maka tenanglah batang kurma itu. Dan berdo'a segolongan orang Yahudi, bercita-cita inginjnati. Maka Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . menerangkan bahwa orang-orang Yahudi itu tidak ber­cita-cita mati. Lalu diusahakan diantara mereka untuk mengucap- kan yang demikian. Dan mereka tidak sanggup (lemah) dari yang demikian itu.
(1) Maksudnya : tempat itu, seluas bekas tempat duduk seekor unta.
(2) Dirawikan Muslim dari'Salmah bin Al-Altwa
(3) Tabuk, nama suatu tempat di negeri Syiria.
Hari ini tersebut pada surat Al-Qur-an yang dibacakan.pada semua masjid jami' Islam dari bumi belahan Timur sampai ke Baratnya pada hari Jum'at dengan suara keras (jahar), untuk pengagungan ayat yang tersebut pada surat itu. (1)
Diantara mu'jizat Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . menerangkan hal-hal yang tidak dike­tahui dengan panca-indra (hal-hal yang ghaib). Diantaranya : bahwa Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . memberitahukan kabar duka kepada Utsman ra. bahwa ia akan kena bencana, di mana sesudah bencana itu sorga. Bahwa 'Ammar bin Yasir akan dibunuh oleh golongan pendurhaka. Bahwa dengan sebab Al-Hasan, Allah Ta'ala memperbaiki diantara dua golongan besar kaum muslimin. Bahwa Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . menerangkan tentang seorang laki-laki yang pergi berperang sabilillah, bahwa orang itu termasuk penduduk neraka. Lalu nyatalah yang demikian, disebabkan orang itu membunuh diri.
Ini semuanya adalah hal-hal ke-Tuhan-an, yang tidak dapat sekali- kali diketahui dengap suatu-pun dari cara-cara yang telali diketahui, baik dengan nujum, baik dengan kasyaf (terbuka hijab), baik dengan tulisan dan baik dengan peringatan. Tetapi adalah dengan diberitahukan oleh Allah Ta'ala kepadanya dan dengan wahyu-Nya kepadanya.
Diantara mu'jizat Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . ialah beliau diikuti waktu hijrah ke Madinah oleh Saraqah bin Malik. Lalu terbenamlah kedua tapak kaki kudanya ke dalam- tanah dan diikuti oleh debu yang beter- bangan. Sehingga ia meminta pertolongan Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . Maka Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . berdo'a. Lalu terlepaslah kuda itu. Dan Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . mempe- ringatkan Saraqah, bahwa akan diletakkan pada kedua lengannya dua gelang raja Persia. Dan memanglah terjadi yang demikian itu kemudian. (2)
Diantara mu'jizat Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ialah beliau menerangkan dengan ter bunuhnya Al-Aswad Al-'Ansi Pendusta (menda'wakan dirinya nabi) pada waktu terbunuhnya. Sedang Al-Aswad itu di kota San'a Yaman dan Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ menerangkan siapa pembunuhnya.
(1) Ayat yang dimaksud, ialah : "Mereka tiada pernah bercita-cita kepada kematian itu buat selamanya, disebabkan apa yang telah dikerjakan oleh tangan mereka". S. Al-Jumu'ah, ayat 7.
(2) Saraqah bin Malik itu mengikuti Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . pada waktu Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . berhijrah ber­sama Abu Bakar Ash-Shiddiq ra. ke Madinah, dengan maksud tidak baik. Lalu terbenamlah kaki kudanya dalam tanah dan gelaplah pandangannya dengan abu yang beterbangan di udara. Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . memberi pertolongan kepadanya dengan berdo'a dan ia masuk Islam kemudian. Sesudah kerajaan Persia ditaklukkan, maka Khalifah 'Umar ra. memakaikan gelang kerajaan pada tangan Saraqah. Ia meninggal pada masa Khalifah 'Utsman ra. (Pent.).
(3)Hadits ini dirawikan Al-Bukhari dan Muslim dari Abu Bakar Ash-Shiddiq.
Diantara mu'jizat Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ialah : beliau keluar dari rumahnya di hadapan seratus orang Quraisy yang menunggu hendak merabunuhnya. Lalu Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . meletakkan debu di atas kepala mereka dan tiada melihatnya.
Diantara mu'jizatnya, ialah datang seekor unta mengadu pada Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . di hadapan shahabat-shahabatnya dan unta itu merendahkan diri kepada Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ .
Diantara mu'jizatnya, ialah beliau bersabda kepada seorang dari shahabat-shahabatnya yang berkumpul : "Salah seorang kamu dalam neraka, giginya adalah seperti bukit Uhud, Maka semua shahabat itu meninggal dunia di atas jalan yang lurus. Dan salah seorang dari mereka itu murtad. Lalu dibunuh selaku orang murtad. Dan Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . bersabda kepada yang lain dari mereka yang tadi : "Yang terakhir meninggal dunia dari kamu itu, dalam api". Maka jatuhlah yang terakhir mati dari mereka, dalam api. Lalu terbakarlah dalam api itu dan mati.
Diantara mu'jizatnya, beliau memanggil dua pohon kayu. Lalu datanglah keduanya kepada Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . dan berkumpul. Kemudian Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . menyuruh keduanya berpisah. Lalu keduanya-pun berpisah.
Adalah Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . sedang tingginya. Maka apabila beliau berjalan kaki bersama orang-orang yang tinggi badannya, niscaya beliau lebih tinggi dari mereka.
Diantara mu'jizatnya, ialah Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . memanggil segolongan orang Nasrani kepada mubahalah (kutuk-mengutuk), maka mereka itu tidak bersedia. Lalu Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . memberitahukan kepada mereka, bahwa jikalau mereka bersedia, niscaya mereka akan binasa. Mereka itu mengetahui akan kebenaran sabda Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ., .lalu mereka itu menolak untuk menerimanya.
Datang kepada Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . 'Amir bin Ath-Thufail bin Malik dan Arbad bin Qais. Keduanya adalah ahli mengendarai kuda dan gagah perkasa dari orang Arab, dengan eita-cita hendak membunuh Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . Lalu dihalangi diantara kedua orang itu dan maksudnya yang demikian. Dan Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . berdo'a atas orang itu. Lalu binasalah 'Amir pada keesokan harinya. Dan binasalah Arbad dengan petir yang membakarkannya.
Diantara mu'jizat Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . ialah Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . menerangkan, bahwa beliau akan membunuh Ubai bin Khalaf Al-Jamhi. Lalu beliau melukakan Ubai itu dengan luka yang ringan pada hari perang Uhud. Maka adalah kematiannya itu oleh luka yang ringan tadi.
Diantara mu'jizatnya, ialah Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . diberikan orang makanan yang beracun. Maka matiiah orang yang maka.i makanan itu ber­sama Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . Dan Rasuiullah صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ  . hidup terus sesudah itu empat tuhun lamanya. Dan berbicara dengan Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . tangan yang berisi makanan yang diracuni itu.
Diantara mu'jizatnya, ialah Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . menerangkan pada hari perang Badar, dengan perkelahian jatuh-menjatuhkan dari orang- orang Quraisy yang gagah berani. Dan tegak berdirinya mereka pada tempat perkelahian itu seorang demi seorang. Maka tiada se- orangpun dari orang-orang Quraisy itu yang melampaui tempat itu. Diantara mu'jizatnya, ialah Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . memperingatkan bahwa beberapa golongan dari ummatnya, akan berperang di laut. Maka benarlah terjadi yang demikian,
Diantara mu'jizatnya, ialah dikumpulkan bumi bagi Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . Lalu beliau memperlihatkan bahagian Timur dan bahagian Barat- nya. Dan menerangkan bahwa kerajaan ummatnya akan sampai apa yang telah dikumpulkan baginya dari bumi itu. Maka benarlah yang demikian. Sesungguhnya telah sampai kerajaan mereka dari permulaan bahagian Timur dari negeri Turki, kepenghabisan Barat dari lautan Andalus (Sepanyol) dan negeri Barbar (daerah Afrika Utara). Dan meraka itu tidak meluas ke Selatan dan ke Utara, sebagaimana diterangkan oleh Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . sama dengan demikian. Diantara mu'jizatnya, beliau menerangkan bahwa Fathimah puterinya ra. adalah keluarganya yang pertama mengikutinya(mengikuti- nya kembali ke alam baqa). Maka benarlah yang demikian. a) Diantara mu'jizatnya, beliau menerangkan tentang isteri-isterinya, bahwa yang lebih pemurah tangannya itu, yang amat segera meng- ikutinya kembali ke alam baqa. Maka adalah Zainab binti Jahsyin Al-Asadiah ra. yang terlebih banyak bersedekah, yang pertama dari isteri-isterinya yang mengikutinya kembali ke alam akhirat. Diantara mu'jizatnya, beliau menyapu dengan tangannya, susu kambing yang tiada bersusu. Lalu terbitlah susunya dengan bauyak. Dan adalah yang demikian itu, sebab Islamnya Abdullah bin Mas'ud ra. Dan beliau perbuat yang demikian pada kali yang lain, dalam khemah Ummu Mu'abbad Al-Khuza'iah.
Diantara mu'jizatnya, ialah terbjt biji mata setengah shahabatnya, lalu jatuh. Maka dikembalikan biji mata itu oleh Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . dengan tangannya. Lalu biji mata itu yang terlebih sehat dan yang lebih bagus dari kedua biji matanya.
(1) Dirawikan Al-Bukhari dan Muslim dari 'A-isyah dan Fathimah juga.
Diantara mu'jizatnya, beliau meludahi pada mata 'Ali ra. yang sedang sakit pada hari perang Khaibar. Lalu sembuh pada waktu itu juga. Dan terus diutus oleh Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . dengan membawa panji pada peperangan itu.
Diantara mu'jizatnya : adalah para shahabat mendengar makanan membaca tasbih di hadapan Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . Dan setengah shahabatnya kena penyakit kakinya, lalu disapu oleh Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . dengan tangan­nya. Maka sembuhlah pada waktu itu juga.
Diantara mu'jizatnya, ialah : amat sedikit perbekalan tentara yang ada bersama Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . Lalu beliau minta supaya dikumpulkan apa yang masih ada. Maka terkumpullah makanan yang amat sedikit sekali. Lalu beliau berdo'a dengan barakah pada makanan itu. Kemudian beliau menyiiruh tentara itu mengambil makanan tadi. Lalu mereka mengambilnya. Maka tidak tinggal satupun -dari tempat makanan tentara itu, melainkan semuanya penuh dengan makanan.
Diantara mu'jizatnya, bahwa : Al-Hakam bin Al-'Ash bin Wail me- niru perjalanan Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . dengan mengejek. Lalu Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . ber­sabda : "Begitulah hendaknya kamu itu adanya". Maka senantiasalah Al-Hakam itu menggeletar badannya, sehingga ia mati.
Diantara mu'jizatnya, bahwa Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . meminang seorang wanita. Maka bapaknya menjawab : "Bahwa padanya ada penyakit supak, yang menghalangi meminangnya dan meminta ma'af". Padahal wanita itu tidak berpenyakit supak. Lalu Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . menjawab : "Maka hendaklah ia demikian!".
Maka wanita itu kemudian berpenyakit supak. Namanya : Ummu Syubaib anak Al-Barsha' Penya'ir.
Dan yang lain-lain dari yang tersebut tadi, dari tanda-tanda kebenaran dan mu'jizatnya صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ .
Sesungguhnya kami ringkaskan kepada yang terkenal saja. Dan orang yang ragu tentang terjadinya hal yang luar biasa pada tangan Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . dan menda'wakan bahwa masing-masing dari kejadian tersebut, tidak dinukilkan dengan cara mutawatir, bahkan yang mutawatir hanyalah Al-Qur-an saja, maka. orang itu, adalah seperti orang yang ragu tentang keberanian 'Ali ra. dan kedermawanan Hatim Ath-Thai.
Dan sebagai dimaklumi bahwa masing-masing kejadian mereka itu adalah tidak mutawatir. Tetapi keseluruhan peristiwa - peristiwa itu mendatangkan pengetahuan yang mudah dipahami (*ilmun dlaruri).
Kemudian, tak ada pertengkaran tentang mutawatirnya Al-Qur-an. Dan itu adalah mu'jizat yang terbesar, yang kekal di tengah-tengah ummat manusia. Dan tiada seorang nabipun yang masih mempu­nyai mu'jizat, selain Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . Karena orang-orang ahli bahasa dan orang-orang Arab yang fasih lidahnya, telah menantang Rasulullah صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . tentang mu'jizat ini. Dan jazirah Arab ketika itu penub dengan ribuan dari orang-orang tersebut. Dan ke-fasih-an lidah telah mem- bentuk mereka. Dan dengan ke-fasih-an itulah, mereka berlbmba dan membanggakan diri. Dan Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . berseru di hadapan mereka yang terkemuka, supaya mendatangkan seperti Al-Qur-an. Atau sepuluh surat seperti Al-Qur-an. Atau satu surat saja seperti Al-Qur-an. Kalau mereka masih ragu-ragu tentang kebenaran Al-Qur-an. Dan Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . membaca kepada mereka.:
قُلْ لَئِنِ اجْتَمَعَتِ الإنْسُ وَالْجِنُّ عَلَى أَنْ يَأْتُوا بِمِثْلِ هَذَا الْقُرْآنِ لا يَأْتُونَ بِمِثْلِهِ وَلَوْ كَانَ بَعْضُهُمْ لِبَعْضٍ ظَهِيرًا
(Qul la-inij-tama-'atil-insu wal-jinnu 'alaa an ya'-tuu bi-mitsli haa- dzal-qur-ani laa ya*-tuuna bi-mitslihi, wa lau kaana ba'-dluhum liba*-dlin dhahiiraa),Artinya : "Katakanlah! Sesungguhnya kalau manusia dan jin itu berkumpul untuk mengadakan yang serupa Al-Qur-an ini, niscaya tiadalah mereka dapat membuat serupa dengan (Al-Qur-an) itu, biarpun sebagiannya menjadi pembantu bagi yang lain". (1) Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . mengucapkan yang demikian, adalah untuk melemahkan mereka itu. Maka lemahlah mereka dari yang demikian dan berpalinglah mereka daripadanya. Sehingga mereka itu mendatangkan dirinya untuk pembunuhan, wanita dan anak-cucu mereka untuk penawanan. Mereka-mereka tiada sanggup menantang dan tiada sanggup memburukkan tentang ke-fasih-an dan kebagusan Al- Qur-an.
Kemudian, berkembanglah yang demikian sesudahnya ke segala penjuru alam, Timur dan Barat, kurun demi kurun, masa demi masa. Dan telah berlalulah sampai sekarang (pada masa Al-Ghazali ra.- Pent.) hampir lima ratus tahun lamanya. Maka tiada seorangpun sanggup menantangnya.
(1) Sabda Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . itu, adalah disuruh katakan oleh Allah Ta'ala, yang jelas dengankata-kata : "Katakan : Sesungguhnya yang tersebut pada Surat Al-isra'.ayat, 88. (Pent.).
Maka alangkah sangat bodohnya, orang yang memperhatikan ten­tang keadaan Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ., kemudian tentang perkataannya, kemu­dian tentang perbuatannya, kemudian tentang akhlaqnya, kemudian tentang mu'jizatnya, kemudian tentang berkekalan syari'atnya sampai sekarang, kemudian tentang berkembangannya ke segala penjuru alam, kemudian tentang keyaqinan raja-raja dunia kepada­nya, pada masa hidupnya dan sesudah masa hidupnya, sedang Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . itu lemah dan yatim, lalu orang itu kemudian bertengkar tentang kebenarannya.
Dan alangkah besarnya taufiq kepada orang yang beriman kepadanya صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ., membenarkannya dan mengikutinya pada tiap-tiap yang datang dan terbit daripadanya. Maka kita bermohon kepada Allah Ta'ala, semoga Ia menganugerahkan taufiq kepada kita, untuk mengikutinya tentang akhlaq, perbuatan, hal-ikhwal dan perkataan, dengan ni'mat dan keluasan kemurahan-Nya. Telah tammat "Kitab Adab Kehidupan dan Akhlaq Kenabian** dengan pujian kepada Allah, pertolongan, ni'mat dan kemurahan- Nya. Dan akan di-iringi oleh "Kitab Uraian Keajaiban Hati" dari **Rubu* Yang Membinasakan". Insya Allah Ta'ala.
 

تصنيف
حجة الإسلامالإمام أبي حامد الغزالي
وهو أبو حامد محمد بن محمد بن محمد الغزالي
الطوسيتغمده الله برحمتهومعه تخريج الحافظ العراقي رحمه الله
 
 
 

Tiada ulasan:

Catat Ulasan