بسم الله الرحمن الر حيم
إن
الحمد لله نحمده تعالى ونستعينه ونستغفره ، ونعوذ بالله من شرور أنفسنا ومن سيئات
أعمالنا ، من يهديه الله فلا مضل له ومن يضلل فلا هادي له ، واشهد أن لا إله إلا
الله وحده لا شريك له ، واشهد أن محمد عبده ورسوله
{يَا
أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلا تَمُوتُنَّ
إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُون} سورة: آل عمران
– الآية: 102
OLEH:AL FADHIL USTAZ MUHAMAD NAJIB SANURIPENGERTIAN AMAL JARIAH DAN DOSA JARIAH
Sering kita mendengar sebuah kata yaitu amal jariah.
Amal jariah dalam bahasa arab
berarti amal yang mengalir. Definisinya adalah,
perbuatan baik yang mendatangkan pahala bagi yang
melakukannya, meskipun ia telah berada di akhirat.
Pahala dari amal perbuatan tersebut terus mengalir kepadanya selama orang yang hidup mengikuti atau memanfaatkan hasil amal perbuatannya ketika di dunia.
Di sinilah kelebihan amal jariah dibanding amal-amal lain yang hanya diberi balasan sekali dalam satu perbuatan.
Kata ‘amal’ dapat diterapkan pada semua perbuatan lahiriah, seperti melaksanakan shalat, membayar zakat,menunaikan ibadah haji, dan kegiatan-kegiatan sosial.
Dapat juga diterapkan pada perbuatan batiniah, seperti niat, beriman kepada Allah SWT, bersabar menahan penderitaan, tabah menghadapi ujian, dan sebagainya.
Berdiam diri tidak melaksanakan perbuatan yang dilarang Allah SWT juga dapat disebut amal. Kata ” jariah” diibaratkan dengan air yang secara terus-menerus mengalir dari sumbernya tanpa habis-habisnya.
Dalil yang populer sebagai dasar keberadaan amal jariah ialah hadist dari Abu Hurairah yang menerangkan
bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Apabila anak Adam (manusia) wafat, maka terputuslah semua (pahala)
amal perbuatannya kecuali tiga macam perbuatan, yaitu
sedekah jariah, ilmu yang bermanfaat, dan anak saleh yang mendoakannya.” (HR. Muslim).
Ketiga amal jariah tersebut ialah sebagai berikut:
1. Sedekah jariah, yaitu harta yang diwakafkan.
Dalam hukum Islam, wakaf diartikan sebagai penahanan terhadap suatu harta (tidak dijual, tidak dihibahkan, dan tidak diwariskan). Kemudian manfaat dari harta itu diberikan untuk kepentingan umat Islam.
2. Ilmu yang bermanfaat, yaitu ilmu yang diajarkan
kepada orang lain dan orang lain tersebut
memanfaatkannya untuk kemaslahatan hidup baik secara individu maupun secara bersama. Selama ilmu yang diajarkan itu dimanfaatkan oleh orang, selama itu pula pahalanya mengalir kepada yang mengajarkannya di akhirat.
3. Anak saleh yang mendoakan kedua orang tuanya.
Anak yang saleh ialah anak yang baik-baik. Tidak hanya anak, tetapi masuk juga dalam kategori ini keturunannya seperti cucu dan seterusnya.
Selain dari ketiga jenis perbuatan di atas, ada lagi beberapa macam perbuatan yang tergolong dalam amal jariah.
Dalam riwayat lain, Rasulullah SAW bersabda
“Sesungguhnya diantara amal kebaikan yang mendatangkan pahala setelah orang yang melakukannya meninggal dunia ialah ilmu yang disebarluaskannya, anak
soleh yang ditinggalkannya, mushaf (kitab-kitab keagamaan) yang diwariskannya, masjid yang dibina, rumah yang dibina untuk penginapan orang yang sedang
dalam perjalanan. sungai yang dialirkannya untuk kepentingan orang ramai, dan harta yang disedekahkannya “(Hadist Riwaya Ibnu Majah).
Mari sekarang kita kupas lebih detail.
1. Ilmu yang di sebarluaskan :
Menyebarluaskan ilmu pengetahuan yang bermanfaat,baik melalui pendidikan formal (seperti sekolah,universitas) dan pendidikan tidak formal seperti perbincangan ilmiah, tazkirah di masjid-masjid, ceramah umum, program dakwah dan sebagainya. Termasuk dalam kategori ini
adalah menulis buku-buku yang berguna , menulis kitab-
kitab agama dan menyebarkan bahan-bahan pendidikan
Islam melalui artikel-artikel tazkira samaada di facebook atau blog.
2. Anak soleh yang ditinggalkan :
Yaitu mendidik anak menjadi anak yang soleh. Anak yang soleh
akan selalu berbuat kebaikan di dunia. Menurut keterangan hadist ini, kebaikan yang diperbuat oleh anak soleh pahalanya sampai kepada orang tua yang
mendidiknya yang telah meninggal dunia tanpa mengurangi nilai atau pahala yang diterima oleh anak-anak tadi.
Doa anak yang soleh kepada orang tuanya
mustajab di sisi Allah SWT.
3. Mushaf (kitab-kitab agama) yang diwariskannya :
Mewariskan kitab suci al-Quran, kitab tafsir al-Quran,mushaf (buku agama) kepada orang-orang yang dapat memanfaatkannya untuk kebaikan diri dan
masyarakatnya. Selagi kitab-kitab tersebut
digunakan sebagai bahan bacaan dan rujukan maka orang yang mewakafkan akan mendapat pahala yang berterusan.
Jadi jika mass n’ miss punya buku-buku islami atau yg bermanfaat dan kebetulan sudah jarang dibaca dan masih dalam kondisi baik,alangkah baiknya jika disumbangkan di perpustakaan masjid.Kebiasaan masyarakat kita adalah sering membuat buku yasin disaat peringatan seribu hari meninggalnya anggota keluarga untuk disumbangkan kepada anggota jamaah yasin…dan menurut masshar itu juga bagus dan bermanfaat.
4. Masjid yang dibina :
Membangun masjid. Perkara ini selaras dengan sabda Nabi SAW yang bermaksud, “Barangsiapa yang membangunkan sebuah masjid kerana Allah walau sekecil
apa pun, maka Allah akan membangunkan untuknya sebuah rumah di syurga” (Hadis Riwayat Bukhari dan Muslim).
Orang yang membina masjid tersebut akan menerima pahala seperti pahala orang yang mengerjakan amal ibadah di masjid tersebut. Termasuk juga mewakafkan
tanah untuk pembinaan masjid.
5. Rumah yang dibina untuk penginapan orang yang sedang dalam perjalanan :
Membangun rumah musafir atau pondok bagi orang-orang yang bermusafir untuk kebaikan adalah suatu amalan sangat di tuntut. Setiap orang yang memanfaatkannya, baik untuk beristirahat sebentar maupun untuk bermalam dan kegunaan lain yang bukan untuk
maksiat, akan mengalirkan pahala kepada orang yang membinanya ( bukan bisnis hotel ).
6. Sungai yang dialirkannya untuk kepentingan orang ramai:
Mengalirkan air secara baik dan bersih ke tempat-tempat orang yang memerlukannya atau menggali perigi ditempat yang sering dilalui atau didiami orang ramai.
Setelah orang yang mengalirkan air itu meninggal dunia dan air itu tetap mengalir serta terpelihara dari kecemaran dan dimanfaatkan orang yang hidup maka ia
mendapat pahala yang terus mengalir.
Semakin ramai orang yang memanfaatkannya semakin banyak ia menerima pahala di akhirat. Rasulullah SAW
bersabda, “Barangsiapa membina sebuah telaga lalu diminum oleh jin atau burung yang kehausan, maka Allah akan memberinya pahala kelak di hari kiamat.” (Hadist Riwaya Ibnu Khuzaimah dan Ibnu Majah).
7. Harta yang disedekahkannya :
Menyedekahkan sebahagian harta. Sedekah yang diberikan secara ikhlas akan mendatangkan pahala yang
berlipat ganda. Selain daripada harta yang diberikan sebagai sedekah, termasuk juga mewakafkan tanah untuk pembangunan pendidikan Islam, rumah anak yatim, tanah perkuburan dan rumah oarng-orang
tua(panti jompo).Selagi tanah tersebut digunakan untuk kebaikan maka pahalanya akan berterusan kepada pemberi tanah wakaf tersebut.
Nabi SAW bersabda: “Sesungguhnya sedekah itu benar-benar dapat memadamkan panas kubur bagi pelakunya, sesungguhnya orang mukmin kelak di hari
kiamat hanyalah bernaung dalam naungan sedekahnya(Hadis Riwayat Al-Tabrani).
Jadi, Sedekah dapat di jadikan sebagai pemberi syafaat bagi pelakunya . Di dalam kubur ia mendapatkan kesejukan berkat sedekahnya dan terhindar dari panasnya kubur.
Demikian pula di hari kiamat, ia akan mendapatkan naungan dari amal sedekahnya, padahal ketika itu kebanyakan manusia berada di dalam kepanasan yang tiada taranya.
Dalam hadist lain di sebutkan bahwa sedekah itu dapat menolak kemurkaan Allah.
Inilah sebenarnya yang Islam kehendaki,yaitu yang kaya membantu mereka yang miskin. Barulah bermakna dan bermanfaat segala harta dunia yang dimiliki. Apalah artinya harta melimpah kalau kita tidak sedekah.
Rasulullah SAW sepanjang hayat sangat
menjunjung tinggi sikap dermawan yang tidak bakhil dengan menyumbangkan hartanya ke jalan kebaikan.
Dengan kenyataan yang juga berbentuk satu motivasi bagi umatnya, baginda rosul berpesan kepada kita: “Tangan
yang di atas lebih baik daripada tangan yang di bawah, dan tangan yang di atas suka memberi dan tangan yang
di bawah suka meminta.” (Hadis riwayat Bukhari, Muslim dan Abu Daud).
Teruskan beramal jariah kerana inilah jenis amalan yang berterusan umpama air sungai yang mengalir kepada mukmin yang melakukannya samasa mereka
masih hidup di dunia ataupun ketika telah meninggal dunia.
Adakah dosa jariah ???
” ada “.
Seperti di awal saya sampaikan bahwasanya kata jariah sendiri artinya mengalir.
Jadi apapun itu baik kebaikan maupun keburukan tentu ada balasannya.
Untuk dosa jariah sendiri maksudnya bagaimana ?
Nah, anda tentu pernah dan sering mendengar kisah – kisah orang dahulu melalui buku-buku sejarah islam.
Disitu banyak dikisahkan ,sebagai contoh saja tentang fir’aun .
Oya…fir’aun sendiri adalah gelar bagi raja-raja mesir saat itu.kalau di china dikenal dengan istilah dinasti..dan pada saat kisah nabi musa yg bertahta adalah menepthan ( mudah-mudahan tidak salah nyebut ).
Kita sudah tahu bahwa fir’aun membangun piramide untuk sembahyang (menyembah dewa-dewa) dan juga untuk kuburnya ssndiri..nah jika semenjak Fir’aun meninggal dan banyak orang sembahyang disitu dan meneruskan tradisinya bagaimana..tentunya ini adalah dosa yg akan berkelanjutan …sekarang tinggal pilih ,bangun masjid apa tempat maksiat???
Satu lagi yg akan saya singgung adalah tradisi.
Siapa yang memulai ritual sesajen ,minta pada penunggu pohon angker misalnya atau sesajen nglarung di laut kidul misalnya…itu jelas perbuatan syirik atau menyekutukan Tuhan..
Barang siapa sekarang masih melakukan itu dan melaksanakan tradisi itu maka ia akan mendapatkan dosa jariah atau dosa yg terus mengalir padanya.
Jadi jika mass n’ miss semua suka mencoba hal yg aneh- aneh ,mulai sekarang dipikir-pikir dulu deh,.
Bertentangan dengan hukum agama atau tidak..takutnya akan menjadi dosa jariah.
Jadi hati-hati yaa…
Boleh lah kita membuat tradisi sendiri dalam keluarga kita, yg baik- baik juga banyak kog..misalnya tiap tahun patungan ikut Qurban, atau tiap ulang tahun merayakannya bersama anak yatim dan sekalian bersedekah…dan lain sebagainya.
Apa bedanya amal jariah dan shodaqoh
Shodaqoh/sedekah dlm arti sempit maknanya adl zakat.Sebagaimana dlm QS at-Taubah: 60 tentang 8 golongan yang berhak menerima zakat.
Juga hadits sbb :
ﻟﻴﺲ ﻓﻲ ﺣﺐٍّ ﻭﻻ ﺛﻤﺮٍ ﺻﺪﻗﺔٌ ﺣﺘّﻰ ﻳﺒﻠﻎَ ﺧﻤﺴﺔَ ﺃﻭﺳُﻖٍ
Tdk ada kewajiban zakat pd biji2an dan kurma hingga mencapai 5 wasaq (HR Muslim).
Sedangkan sedekah dlm arti luas, meliputi :
- berbuat adil thd 2 pihak
- menolong org keatas kendaraannya
- ucapan2 yg baik (kalimah thoyibah)
- setiap langkah menuju tempat sholat
- menyingkirkan gangguan di jalanan (HR Muslim)
Jadi bisa digaris bawahi bahwa perbedaan yang mendasar adalah :
- kalau amal jariah pahalanya terus mengalir selagi masih ada orang yang memanfaatkannya.
- sedangkan sedekah pahalanya hanya sekali saat itu saja ( itu arti mudahnya ).
7 Amalan yang Pahalanya Terus Mengalir
Amal
Jariyah adalah sebutan bagi amalan yang terus mengalir pahalanya,
walaupun orang yang melakukan amalan tersebut sudah meninggal dunia.
Amalan tersebut terus menghasilkan pahala yang terus mengalir kepadanya.
Hadis
tentang amal jariyah yang popular dari Abu Hurairah menerangkan bahawa
Rasulullah SAW bersabda, "Apabila anak Adam (manusia) meninggal dunia,
maka terputuslah semua (pahala) amal perbuatannya kecuali tiga macam
perbuatan, iaitu sedekah jariah, ilmu yang bermanfaat, dan anak soleh
yang mendoakannya "(HR. Muslim).
Selain dari ketiga jenis perbuatan di atas, ada lagi beberapa macam perbuatan yang tergolong dalam amal jariah.
Dalam
riwayat lain, Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya diantara amal
kebaikan yang mendatangkan pahala setelah orang yang melakukannya wafat
ialah ilmu yang disebarluaskannya, anak soleh yang ditinggalkannya,
mushaf (kitab-kitab keagamaan) yang diwariskannya, masjid yang dibina,
rumah yang dibina untuk penginapan orang yang sedang dalam perjalanan.
sungai yang dialirkannya untuk kepentingan orang banyak, dan harta yang
disedekahkannya "(HR. Ibnu Majah).
Di dalam hadis ini disebut tujuh macam amal yang tergolong amal jariah sebagai berikut.
1.
Menyebarluaskan ilmu pengetahuan yang bermanfaat, baik melalui
pendidikan formal dan nonformal, seperti perbincangan, ceramah, dakwah,
dan sebagainya. Termasuk dalam kategori ini adalah menulis buku yang
berguna dan mempublikasikannya.
2.
Mendidik anak menjadi anak yang soleh. Anak yang soleh akan selalu
berbuat kebaikan di dunia. Menurut keterangan hadis ini, kebaikan yang
dipeibuat oleh anak soleh pahalanya sampai kepada orang tua yang
mendidiknya yang telah meninggal dunia tanpa mengurangkan nilai / pahala
yang diterima oleh kanak-kanak tadi.
3. Mewariskan mushaf (buku agama) kepada orang-orang yang dapat memanfaatkannya untuk kebaikan diri dan masyarakatnya.
4.
Membangun masjid. Hal ini selaras dengan sabda Nabi SAW, "Barangsiapa
yang membangunkan sebuah masjid kerana Allah walau sekecil apa pun, maka
Allah akan membangunkan untuknya sebuah rumah di syurga" (HR.
al-Bukhari dan Muslim).
Orang yang membina masjid tersebut akan menerima pahala seperti pahala orang yang beribadah di masjid itu.
5.
Membangun rumah atau pondok bagi orang-orang yang bepergian untuk
kebaikan. Setiap orang yang memanfaatkannya, baik untuk berehat sebentar
mahupun untuk bermalam dan kegunaan lain yang bukan untuk maksiat, akan
mengalirkan pahala kepada orang yang membinanya.
6.
Mengalirkan air secara baik dan bersih ke tampat-tempat orang yang
memerlukannya atau menggali sumur di tempat yang sering dilalui atau
didiami orang ramai. Setelah orang yang mengalirkan air itu wafat dan
air itu tetap mengalir serta terpelihara dari kecemaran dan dimanfaatkan
orang yang hidup maka ia mendapat pahala yang terus mengalir.
Semakin
banyak orang yang memanfaatkannya semakin banyak ia menerima pahala di
akhirat. Rasulullah SAW bersabda, "Barangsiapa membina sebuah telaga
lalu diminum oleh jin atau burung yang kehausan, maka Allah akan
memberinya pahala kelak di hari kiamat." (HR. Ibnu Khuzaimah dan Ibnu
Majah).
7. Menyedekahkan sebahagian harta. Sedekah yang diberikan secara ikhlas akan mendatangkan pahala yang berlipat ganda.
Tiada ulasan:
Catat Ulasan