بسم الله الرحمن الر حيم
إن
الحمد لله نحمده تعالى ونستعينه ونستغفره ، ونعوذ بالله من شرور أنفسنا ومن سيئات
أعمالنا ، من يهديه الله فلا مضل له ومن يضلل فلا هادي له ، واشهد أن لا إله إلا
الله وحده لا شريك له ، واشهد أن محمد عبده ورسوله
{يَا
أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلا تَمُوتُنَّ
إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُون} سورة: آل عمران
– الآية: 102
OLEH:AL FADHIL USTAZ MUHAMAD NAJIB SANURI
Keutamaan Mengajar
Ayat-ayat yang menerangkan keutamaan mengajar, yaitu firman Allah 'Azza wa Jalla :
وَلِيُنْذِرُوا قَوْمَهُمْ إِذَا رَجَعُوا إِلَيْهِمْ لَعَلَّهُمْ يَحْذَرُونَ
(Wa liyundziruu Qaumahum idzaa raja'uu ilaihim la'allahum yah-dzaruun)
Artinya :"Supaya mereka dapat memberikan peringatan kepada kaumnya bila
telah kembali kepada mereka. Mudah-mudahan mereka berhati hati (menjaga
dirinya)".(S. At-Taubah, ayat 122).
Yang dimaksud ialah mengajar dan memberi petunjuk.
Yang dimaksud ialah mengajar dan memberi petunjuk.
Dan firman Allah Ta'ala :
وَإِذْ أَخَذَ اللَّهُ مِيثَاقَ الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ لَتُبَيِّنُنَّهُ لِلنَّاسِ وَلا تَكْتُمُونَهُ
(Wa-idz akhadzallaahu miitsaaqalladziina uutul kitaaba latubayyi-nunnahu linnaasi walaa taktumuunahu). S. Aali 'Imraan, ayat 187.
Artinya :"Tatkala diambil oleh Allah akan janji dari mereka yang diberikan Kitab supaya diterangkannya kepada manusia dan tidak disembunyikannya". (S. Ali 'imran, ayat 187).
*Ini membuktikan akan kewajiban mengajar.
Dan firman Allah Ta'ala :
وَإِنَّ فَرِيقًا مِنْهُمْ لَيَكْتُمُونَ الْحَقَّ وَهُمْ يَعْلَمُونَ
Wa inna fariiqan minhum layaktumuunal haqqa wa hum ya'lamuun)
Artinya :"Sesungguhnya satu golongan dari mereka menyembunyikan
kebenaran sedang mereka itu mengetahuinya". (S. Al-Baqarah, ayat 146)
*Ini menunjukkan haram menyembunyikan ilmu, seperti firmanNya tentang menjadi saksi :
*Ini menunjukkan haram menyembunyikan ilmu, seperti firmanNya tentang menjadi saksi :
Firman Allah
وَمَنْ يَكْتُمْهَا فَإِنَّهُ آثِمٌ قَلْبُهُ
(Wa man yaktumhaa fainnahuu aatsimun qalbuh).
Artinya :"Dan barangsiapa menyembunyikan kesaksian (tak mau menjadi
saksi) maka berdosalah hatinya (ia menjadi orang yang berdosa)".(S.
Al-Baqarah, ayat 283)
Bersabda Nabi صلى الله عليه وسلم :
وقال صلى الله عليه وسلم: ما آتى الله عالما علما إلا وأخذ عليه من الميثاق ما أخذ على النبيين أن يبينوه للناس ولا يكتموه
Artinya :Tidak diberikan oleh Allah kepada seseorang yang berilmu akan
ilmu, melainkan telah diambilNya janji seperti yang diambilNya kepada
nabi-nabi, bahwa mereka akan menerangkan ilmu itu kepada manusia dan
tidak akan menyembunyikannya (Dirawikan Abu Na'im dari Ibnu mas'ud.)
Dan firman Allah swt. :سورة فصلت: الآية
وَمَنْ أَحْسَنُ قَوْلا مِمَّنْ دَعَا إِلَى اللَّهِ وَعَمِلَ صَالِحًا
(Wa man ahsanu qaulan mimman da'aa ilallaahi wa 'amila shaaliha).سورة فصلت: الآية
Artinya :"Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang
memanggil kepada Allah dan dia berbuat amalan yang shalih?".(S. Haa Mim
as-Sajadah, ayat 33).
Berfirman Allah Ta'ala :
ادْعُ إِلَى سَبِيلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ
(Ud'u ilaa sabiili rabbika bilhikmati wal mau'idhatil hasanah).(S. An-Nahl, ayat 125).
Artinya :"Serukanlah ke jalan Tuhanmu dengan bijaksana dan pengajaran yang baik ".(S. An-Nahl, ayat 125).
Berfirman Allah Ta'ala :
وَيُعَلِّمُهُمُ الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ
(Wa yu'allimuhumul kitaaba wal hikmah).
Artinya :"DiajariNya mereka akan kitab dan kebijaksanaan".(S. Al-Baqarah, ayat 129).
Adapun hadits yang menerangkan keutamaan mengajar, yaitu sabda Nabi saw. kepada Mu'az ketika diutusnya ke Yaman :
لأن يهدي الله بك رجلا واحدا خير لك من الدنيا وما فيها
(Li-an yahdiyallaahu bika rajulan waahidan khairun laka minad dun-ya wa maa fiihaa).
Artinya :"Bahwasanya dengan sebabmu diberi petunjuk oleh Allah akan
seseorang, lebih baik bagimu daripada dunia dan isinya". (Dirawikan
Ahmad dari Mu'adz.)
Bersabda Nabi صلى الله عليه وسلم :
وقال صلى الله عليه وسلم : من تعلم بابا من العلم ليعلم الناس أعطي ثواب سبعين صديقا
(Man ta'allama baaban minal 'ilmi liyu'alliman naasa u'thiya tsawaaba sab'iina shiddiiqaa).
Artinya :Barangsiapa mempelajari satu bab dari ilmu untuk diajarkannya
kepada manusia, maka ia diberikan pahala tujuh puluh orang shiddiq
(orang yang selalu benar, membenarkan Nabi, seumpama Abu Bakar Shiddiq
". (Dirawikan Abu Manshur Ad-Dailami dari Ibnu Mas'ud, dengan sanad
dla'if.)
Bersabda Nabi Isa as. :
من علم وعمل وعلم فذلك يدعى عظيما في ملكوت السموات
(Man 'alima wa 'amila wa aliama, fadzaalika yud'aa adhiiman fii malakuutis samaawaat).
Artinya :"Barangsiapa berilmu dan beramal serta mengajar, maka orang itu disebut "orang besar" di segala petala langit".
Bersabda Nabi صلى الله عليه وسلم:
وقال رسول الله صلى الله عليه وسلم: إذا
كان يوم القيامة يقول الله سبحانه للعابدين والمجاهدين ادخلوا الجنة فيقول
العلماء بفضل علمنا تعبدوا وجاهدوا فيقول الله عز وجل أنتم عندي كبعض
ملائكتي اشفعوا تشفعوا فيشفعون ثم يدخلون الجنة
"Apabila datang hari qiamat nanti, maka berfirman Allah swt. kepada
orang 'abid dan orang berjihad : "Masuklah ke dalam sorga!'.' Maka
berkata para ulama : "Dengan kelebihan pengetahuan kami, mereka
beribadah dan berjihad". Maka berfirman Allah 'Azza wa Jalla : "Kamu
disisiKu seperti sebahagian malaikatKu. Berbuatlah syafa'at, niscaya
kamu mendapat syafa'at. Lalu mereka berbuat syafa'at. Kemudian merekapun
masuk sorga".
Dan ini, sesungguhnya adalah dengan ilmu yang berkembang dengan memberi pengajaran. Tidak ilmu yang beku, yang tidak berkembang.
Bersabda Nabi صلى الله عليه وسلم.
وقال صلى الله عليه وسلم: إن الله عز وجل
لا ينتزع العلم انتزاعا من الناس بعد أن يؤتيهم إياه ولكن يذهب بذهاب
العلماء فكلما ذهب عالم ذهب بما معه من العلم حتى إذا لم يبق إلا رؤساء
جهالا إن سئلوا أفتوا بغير علم فيضلون ويضلون
Artinya:Bahwa Allah 'Azza wa Jalla tidak mencabut ilmu dari manusia yang
telah dianugerahiNya, tetapi ilmu itu pergi, dengan perginya (mati)
para ahli ilmu. Tiap kali pergi seorang ahli ilmu, maka pergilah
bersamanya ilmunya. Sehingga tak ada yang tinggal lagi, selain dari
kepala-kepala yang bodoh. Jika ditanya lalu memberi fatwa dengan tiada
ilmu. Maka sesatlah mereka sendiri dan menyesatkan pula orang lain".
(Dirawikan Al-Bukhari dan Muslim dari Abdullah bin Amr)
Bersabda Nabi صلى الله عليه وسلم :
وقال صلى الله عليه وسلم: من علم علما فكتمه ألجمه الله يوم القيامة بلجام من نار
(Man 'alima 'ilman fakatamahu aljamahullaahu yaumal qiyaamati bilijaamin
min naar).Artinya : "Barangsiapa mengetahui sesuatu ilmu, lalu
menyembunyikannya, maka ia dikenakan oleh Allah kekang, dengan kekang
api neraka, pada hart qiamat". (Dirawikan Abu Dawud & At-Tirmidzi
dari Abu Hurairah, Kata At-Tirmidzi,hadits hasan)
Bersabda Nabi صلى الله عليه وسلم
وقال صلى الله عليه وسلم: نعم العطية ونعم الهدية كلمة حكمة تسمعها فتطوى عليها ثم تحملها إلى أخ لك مسلم تعلمه إياها تعدل عبادة سنة
Artinya :"Sebaik-baik pemberian dan hadiah ialah kata-kata berhikmah.
Engkau dengar lalu engkau simpan baik-baik. Kemudian engkau bawakan
kepada saudaramu muslim. Engkau ajari dia. Perbuatan yang dernikian,
menyamai 'ibadah setahun ". (Dirawikan Ath-Thabranl dari Ibnu Abbas,
isnad dla'if.)
Bersabda Nabi صلى الله عليه وسلم
الدنيا ملعونة ملعون ما فيها إلا ذكر الله سبحانه وما والاه أو معلما أو متعلما
(Ad-dun-yaa raal'uunatun mal'uunun maa fiihaa illaa dzikrallaahi
subhaanahu wa maa waalaahu au mu'alliman au muta'alliman).Artinya
:"Dunia itu terkutuk bersama isinya, selain berdzikir kepada Allah swt.
dan apa yang disukai Allah atau menjadi pengajar atau pelajar'
(.Dirawikan At-Tirmidzi dan Ibnu Majah dari Abu Hurairah. Kata
At-Tirmidzi, hadits hasan, gharib.)
Bersabda Nabi صلى الله عليه وسلم
إن الله سبحانه وملائكته وأهل سمواته وأرضه حتى النملة في جحرها حتى الحوت في البحر ليصلون على معلم الناس الخير
Artinya :Bahwasanya Allah swt. malaikat-malaikatNya, isi langit dan bumi
Nya, sampai kepada. semut di dalam lobang dan ikan di dalam laut,
semuanya berdo'a kebajikan kepada orang yang mengajarkan manusia.
(Dirawikan At-Tirmidzi dari Abl Amamah. Katanya hadis gharib)
Bersabda Nabi صلى الله عليه وسل
ما أفاد المسلم أخاه فائدة أفضل من حديث حسن بّلغه فبلَّغه
(Maa afaadal muslimu akhaahu faaidatan afdlala min hadiitsin hasanin,
balaghahu fa ballaghahu). Artinya :"Tiadalah seorang muslim memberi
faedah kepada saudaranya, yang lebih utama dari pembicaraan yang baik,
yang sampai kepadanya, lalu disampaikannya kepada saudaranya itu".
(Dirawikan Ibnu dari Muhammad bin Al-Munkadlr, hadits mursal.)
Bersabda Nabi صلى الله عليه وسلم :
كلمة من الخير يسمعها المؤمن فيعلمها ويعمل بها خير له من عبادة سنة
(Kalimatun minal khairi yasma'uhal mu'minu fayu'allimuhaa wa ya'malu
bihaa khairun lahu min 'ibaadati sanah). Artinya :"Sepatah kata
kebajikan yang di dengar oleh orang mu'min, lalu diajarinya dan
diamalkannya, adalah lebih baik baginya dari ibadah setahun". (Dirawikan
Ibnul Mubarak dari Zald bin Aslam, hadits mursal)
Pada suatu hari Rasulullah keluar berjalan-jalan, lalu melihat dua
majelis. Yang satu, mereka itu berdo'a kepada Allah dan ingin kepadaNya
hati. Yang kedua mengajarkan manusia.
Maka bersabda Nabi صلى الله عليه وسلم
أما هؤلاء فيسألون الله تعالى فإن شاء أعطاهم وإن شاء منعهم وأما هؤلاء فيعلمون الناس وإنما بعثت معلما ثم عدل إليهم وجلس معهم
"Adapun mereka itu bermohon kepada Allah Ta'ala. Jika dikehendakiNya,
maka dikabulkanNya. Jika tidak dikehendakiNya, maka ditolakNya. Sedang
mereka yang satu majelis lagi, mengajarkan manusia dan aku ini diutuskan
untuk mengajar".
Kemudian Nabi menoleh ke majelis orang mengajar, lalu duduk bersama mereka. (Dirawikan ibnu Majah dari Abdullah bin 'Amr, dengan sanad dlaif.)
Bersabda Nabi صلى الله عليه وسلم
وقال صلى الله عليه وسلم: مثل ما بعثني
الله عز وجل به من الهدى والعلم كمثل الغيث الكثير أصاب أرضا فكانت منها
بقعة قبلت الماء فأنبتت الكلأ والعشب الكثير وكانت منها بقعة أمسكت الماء
فنفع الله عز وجل بها الناس فشربوا منها وسقوا وزرعوا وكانت منها طائفة
قيعان لا تمسك ماء ولا تنبت كلأ
"Contohnya aku diutuskan oleh Allah dengan petunjuk dan ilmu, adalah
seumpama hujan lebat yang menyirami bumi. Diantaranya ada sepotong tanah
yang menerima air hujan itu, lalu menumbuhkan banyak rumput dan
hilalang. Diantaranya ada yang dapat membendung air itu, lalu
dimanfa'atkan oleh Allah 'Azza wa Jalla kepada manusia. Maka mereka
minum, menyiram dan bercocok tanam. Dan ada sebahagian tempat yang rata,
yang tidak membendung air dan tidak menumbuhkan rumput". (Diwarikan
Al-Bukharl dan Muslim dari Abi Musa)
Contoh pertama disebutnya, adalah sebagai tamsil teladan bagi orang yang dapat mengambil faedah dengan ilmunya. Contoh kedua disebutnya, ialah bagi orang yang dapat memanfa'atkannya. Dan contoh ketiga adalah bagi orang yang tak memperoleh apa-apa dari yang dua itu.
وقال صلى الله عليه وسلم : إذا مات ابن آدم انقطع عمله إلا من ثلاث علم ينتفع به
Artinya :"Apabila mati seorang anak Adam, putuslah amal perbuatannya
selain dari tiga perkara, yaitu ilmu yang dimanfa'atkan". (Dirawikan
Muslim dari Abu Hurairah. yang disebut di sini, hanya satu. Maka dua
lagi, ialah : sadekah jariah (waqaf) dan anak yang shaleh yang berdoa
kapadanya.)
Bersabda Nabi صلى الله عليه وسلم
الدال على الخير كفاعله
(Ad-dallu 'alal khairi kafaa'ilih).
Artinya :"Menunjuk kepada kebajikan, adalah seperti mengerjakannya ".
(Dirawikan At-Tirmldzi dari Anas, katanya : hadits gharlb.)
Bersabda Nabi صلى الله عليه وسلم
لا حسد إلا في اثنتين رجل آتاه الله عز وجل حكمة فهو يقضي بها ويعلمها الناس ورجل آتاه الله مالا فسلطه على هلكته في الخير
(Laa hasada illaa fitsnataini : rajulin aataahullaahu 'azza wa jalla
hikmatan fahuwa yaqdlii bihaa wa yu'allimuhan naasa wa rajulin
aataahullaahu maalan fasallathahu 'alaa halakatihi fil khair).
Artinya :"Tak boleh iri hati selain pada dua : pertama pada orang yang dianugerahi Allah Ta'ala ilmu, maka ditegakkannya keadilan dengan ilmunya dan diajarkannya manusia. Dan kedua pada orang yang diberikan oleh Allah Ta'ala harta, maka dipergunakannya pada jalan kebajikan". (Dirawikan Al-Bukhari dan Muslim dari ibnu Mas'ud.)
Artinya :"Tak boleh iri hati selain pada dua : pertama pada orang yang dianugerahi Allah Ta'ala ilmu, maka ditegakkannya keadilan dengan ilmunya dan diajarkannya manusia. Dan kedua pada orang yang diberikan oleh Allah Ta'ala harta, maka dipergunakannya pada jalan kebajikan". (Dirawikan Al-Bukhari dan Muslim dari ibnu Mas'ud.)
Bersabda Nabi صلى الله عليه وسلم
وقال صلى الله عليه وسلم: على خلفائي رحمة الله قيل ومن خلفاؤك قال الذين يحيون سنتي ويعلمونها عباد الله
('Alaa khulafaa-ii rahmatullaah. Qiila : wa man khulafaauk' Qaala :
alladziina yuhyuuna sunnatii wa yu'allimuhaa 'ibaadallaah). Artinya
:"Rahmat Allah kepada khalifah-khalifahku!". Siapa khalifahmu ?", tanya
orang. Nabi صلى الله عليه وسلم menjawab : "Mereka yang menghidupkan
sunnahku dan mengajarkannya kepada hamba Allah". (Dirawikan Ibnu
Abdil-Barr Dari Al-Hassan , Hadith Mursal)
Menurut atsar, yaitu berkata Umar ra. : "Barangsiapa menceriterakan suatu hadits, lalu diamalkan orang, maka baginya pahala seperti pahala yang diperoleh oleh orang yang mengamalkannya ".
Berkata Ibnu Abbas ra. : "Orang yang mengajarkan kebajikan kepada orang banyak, niscaya diminta ampun dosanya oleh segala sesuatu, hatta ikan di dalam laut".
Berkata setengah ulama : "Orang berilmu itu masuk antara Allah dan makhlukNya. Maka hendaklah ia memperhatikan, bagaimana ia masuk ".
Diriwayatkan bahwa Sufyan Ats-Tsuri ra. datang ke 'Askalan. Lalu ia berhenti pada suatu tempat dan tiada orang yang me- nanyakan halnya. Maka ia berkata : "Koreklah tanah bagiku supaya aku ke luar dari negeri ini. Ini adalah negeri, yang mati padanya ilmu". Dia mengatakan demikian, karena ingin menerangkan keuta- maan mengajar dan kekekalan ilmu dengan adanya pengajaran.
Berkata 'Atha' ra. : "Aku masuk ke tempat Sa'id bin Al-Musayyab dan ia sedang menangis. Lalu aku bertanya : "Apakah yang menyebabkan engkau menangis?".Ia menjawab : "Karena tak ada orang yang menanyakan sesuatu kepadaku ".
Berkata setengah mereka : "Ulama itu lampu segala masa. Masing-masing ulama itu menjadi lampu zamannya. Orang-orang yang semasa dengan dia dapat memperoleh nur daripadanya".
Berkata Al-Hasan ra. : "Kalau tak adalah orang yang berilmu, niscaya jadilah manusia itu seperti hewan. Artinya : dengan mengajar, para ahli ilmu itu, mengeluarkan manusia daribatas kehewanan, kepada batas kemanusiaan ".
Berkata 'Akramah : "Bahwa ilmu ini, mempunyai harga". Lalu orang menanyakan : "Apakah harganya itu?". 'Akramah menjawab:"Bahwa engkau letakkan pada orang yang bagus membawanya dan tidak menyia-nyiakannya".
Berkata Yahya bin Mu'az : "Ulama itu lebih mencintai ummat Nabi Muhammad saw., daripada bapak dan ibu mereka sendiri".
Lalu orang menanyakan : "Bagaimanakah demikian?". Yahya menjawab : "Sebabnya, karena bapak dan ibu mereka menjaganya daripada neraka dunia, sedang para ulama menjaganya daripada neraka akhirat".
Orang mengatakan : "Permulaan ilmu itu berdiam diri, kemudian mendengar, kemudian menghafal, kemudian mengerjakan dan kemudian menyiarkannya".
Ada orang mengatakan : "Ajarilah ilmumu akan orang yang bodoh! Dan belajarlah dari orang yang berilmu akan apa yang engkau tak tahu! Apabila engkau berbuat demikian, maka engkau tahu apa yang engkau tidak ketahui dan engkau hafal apa yang sudah engkau ketahui".
Berkata Mu'az bin Jabal mengenai mengajar dan belajar dan aku berpendapat bahwa perkataan ini juga adalah hadits marfu' :
وقال معاذ بن جبل في التعليم والتعلم
ورأيته أيضا مرفوعا تعلموا العلم فإن تعلمه لله خشية وطلبه عبادة ومدارسته
تسبيح والبحث عنه جهاد وتعليمه من لا يعلمه صدقة وبذله لأهله قربة وهو
الأنيس في الوحدة والصاحب في الخلوة والدليل على الدين والمصبر على السراء
والضراء والوزير عند الأخلاء والقريب عند الغرباء ومنار سبيل الجنة يرفع
الله به أقواما فيجعلهم في الخير قادة سادة هداة يقتدى بهم أدلة في الخير
تقتص آثارهم وترمق أفعالهم وترغب الملائكة في خلتهم وبأجنحتها تمسحهم وكل
رطب ويابس لهم يستغفر حتى حيتان البحر وهوامه وسباع البر وأنعامه والسماء
ونجومها
"Pelajarilah ilmu! Maka mempelajarinya karena Allah itu taqwa.
Menuntutnya itu ibadah. Mengulang-ulanginya itu tasbih. Membabahaskannya
itu jihad. Mengajarkan orang yang tidak tahu itu sedekah. Memberikannya
kepada ahlinya itu mendekatkan diri kepada Tuhan. Ilmu itu teman waktu
sendirian dan kawan waktu kesepian, penunjuk jalan kepada agama, pemberi
nasehat bersabar waktu suka dan duka, seorang menteri di tengah-tengah
teman sejawat, seorang keluarga di tengah-tengah orang asing dan sinar
jalan ke sorga. Dengan ilmu, diangkat oleh Allah beberapa kaum, lalu
dijadikanNya mereka pemimpin, penghulu dan penunjuk jalan pada
kebajikan. Diambil orang menjadi ikutan dan penunjuk jalan pdkebajikan.
Jejak mereka diikuti,perbuatan mereka diperhatikan. Malaikat suka kepada
tingkah laku mereka. Disapunya mereka dengan sayapnya. Seluruh yang
basak dan yang kering meminta ampun akan dosa mereka, hatta ikan dan
binatang laut, binatang buas dan binatang jinak di darat, langit dan
bintang-bintangnya". (1.Dirawikan Abusy Syaikh Ibnu Hlbban dan Ibnu
Abdil-Barr. Katanya : tidak mempunyai isnad yang kuat.)
Karena ilmu itu, kehidupan hati dari kebutaan, sinar penglihatan dari kedhaliman dan tenaga badan dari kelemahan. Dengan ilmu,hamba Allah itu, sampai ke tempat orang baik-baik dan derajat tinggi. Memikirkan ilmu seimbang dengan berpuasa. Mengulang-ulanginya seimbang dengan mengerjakan shalat. Dengan ilmu, orang ta'at kepada Allah 'Azza wa Jalla, beribadah,berjanji, bertauhid, menjadi mulia, menjadi wara' menyambung silaturrahmi dan mengetahui halal dan haram. Ilmu itu imam dan amal itu pengikutnya. Diilhamkan ilmu kepada orang-orang berbahagia dan diha- ramkan kepada orang-orang celaka. Kita bermohon kepada Allah taufiq yang baik.
Karena ilmu itu, kehidupan hati dari kebutaan, sinar penglihatan dari kedhaliman dan tenaga badan dari kelemahan. Dengan ilmu,hamba Allah itu, sampai ke tempat orang baik-baik dan derajat tinggi. Memikirkan ilmu seimbang dengan berpuasa. Mengulang-ulanginya seimbang dengan mengerjakan shalat. Dengan ilmu, orang ta'at kepada Allah 'Azza wa Jalla, beribadah,berjanji, bertauhid, menjadi mulia, menjadi wara' menyambung silaturrahmi dan mengetahui halal dan haram. Ilmu itu imam dan amal itu pengikutnya. Diilhamkan ilmu kepada orang-orang berbahagia dan diha- ramkan kepada orang-orang celaka. Kita bermohon kepada Allah taufiq yang baik.
تصنيف
حجة الإسلامالإمام أبي حامد الغزالي
وهو أبو حامد محمد بن محمد بن محمد الغزالي
الطوسيتغمده الله برحمتهومعه تخريج الحافظ العراقي رحمه الله
حجة الإسلامالإمام أبي حامد الغزالي
وهو أبو حامد محمد بن محمد بن محمد الغزالي
الطوسيتغمده الله برحمتهومعه تخريج الحافظ العراقي رحمه الله
Tiada ulasan:
Catat Ulasan